loveless 24

5.1K 484 63
                                    

"Jadi.. " Irene melipat tangannya dengan tatapan mata tajam melihat kearah Chanyeol, Baekhyun dan juga Chelsea yang bergabung ditengah – tengah mereka tengah berbaring di paha wanita itu.

"Siapa yang memulai?" Lanjutnya bertanya

"Chanyeol." Baekhyun lekas menjawab setelahnya, Chanyeol terbatuk dengan sengaja dan terdengar dipaksakan tanda tak setuju dengan jawaban yang baru saja dikatakan oleh wanita itu.

"Right.. kau pasti tidak mungkin memulai lebih dulu—Ya! Kau!" kini Irene menunjuk kearah Chanyeol.

"Daddy pasti rindu dengan Baekhyunnie.. makanya cium-cium.." Chelsea ikut menyahut memberikan komentar atas pemandangan yang tak layak didapati oleh matanya.

"Baeboo.. kakak disini, ayo tendang - tendang." Bisik gadis kecil itu, sedetik kemudian perhatiannya kembali pada kondisi perut Baekhyun.

Chanyeol tak memperdulikan tatapan kekesalan dari Irene, pandangannya teralihkan pada Chelsea dan juga Baekhyun yang begitu nyaman saling berbicara dengan suara pelan. Membicarakan keadaan Baeboo, apa yang tengah dilakukan bayi itu didalam kandungan Baekhyun saat ini.

"...kakak tidur dengan Aunty Irene semalam, dan bangun pagi - pagi sekali karena mau bertemu Baeboo. Baeboo senang ya tidur bersama Daddy.."

"Hey!" Irene menjetikkan jarinya kearah Chanyeol guna menyadarkan pria itu, lalu kepalanya bergerak mengarahkan ke arah luar.

Chanyeol lekas beranjak dari sofanya, Baekhyun sempat menahan tangannya dan bertanya 'kenapa' tapi Ia menggelengkan kepala dan hanya berucap santai tentang urusan pekerjaan. Padahal nyatanya Ia tahu, sangat tahu dan paham betul topik apa yang ingin dibicarakan Irene dengannya.

Chanyeol menutup rapat pintu kacanya dan menyusul Irene yang menunggunya dengan kedua tangan terlipat didepan dada.

"Kalian tidak melakukan hal - hal mesum selain cumbuan kan?" Komentar sepupunya setelah berbalik melihat kearahnya.

Chanyeol membalas dengan sentilan ringan di kening wanita itu, lalu memposisikan tubuhnya dengan tangan bersiku pada bagian pagar pembatas dari balkon rumahnya yang menghadap ke pantai.

"Kau sudah membelinya?" Tanyanya.

"Belum."

Lalu Chanyeol menolehkan wajahnya kearah Irene, dengan alis bertaut mempertanyakkan maksud dari jawaban wanita itu akan pertanyaanya tadi.

"Aku memang menyetujui, dan bersyukur niatmu terhadap Baekhyun masih sama seperti sebelumnya. Tapi aku ingin kau benar - benar yakin betul mengenail hal ini, kali ini.."

"Perasaanku masih sama Irene."

"Benarkah?"

Chanyeol mengangguk. "Kalau kau ikut mempertanyakkannya juga.. Aku tidak tahu harus menunjukkannya seperti apa. Aku pikir dengan lekas melamar dan menikahinya itu sudah cukup menjadi bukti bagaimana perasaanku padanya."

Irene mengunci mulutnya, ikut menoleh untuk melihat wajah Chanyeol yang saat ini lebih memilih untuk memandangi pantai dihadapannya.

"Perasaanku masih sama dan akan terus seperti itu atau mungkin akan bertambah.. Aku akan punya anak Irene.. dan bisa kau bayangkan betapa ajaibnya itu? Aku, laki - laki brengsek dan bahkan berdosa besar pada banyak wanita diluar sana dulu kini memikirkan pernikahan dan akan memiliki seorang anak dari wanita yang Ia cintai dalam beberapa bulan kedepan. Aku tidak mau menunggu lebih lama lagi.. Aku ingin menikahinya. Segera."

Irene tersenyum haru setelahnya. Semalam Ia turut memikirkan begitu serius ketika membaca pesan Chanyeol yang meminta tolong padanya untuk menyiapkan sebuah cincin. Ya, Chanyeol memintanya untuk memesan cincin di tempat yang sama saat pria itu membeli cincin untuk Baekhyun beberapa waktu lalu.

LOVELESS (END)Where stories live. Discover now