Museum London

60 2 2
                                    

Tujuh Tahun Yang Lalu..

"Sudah aku bilang, seharusnya kau beristirahat dirumah Ginny," seru Harry yang tidak tega karna harus menggendong James, putra mereka yang barusia 2 tahun. Sejak pagi, James tidak ingin lepas dari sang Ibu.

"Aku bosan dirumah Harry," gerutu Ginny. "Lagi pula bayi kecil kita ini juga ingin melihat penampilan kakaknya," lanjut Ginny sambil ngeleus perut besarnya dengan tanggannya yang lain.

"Teddy pasti mengerti jika kalian tidak harus datang untuk melihatnya."

"Ayolah Harry. Bukan hanya aku yang ingin melihat Teddy, tapi adiknya James juga," sifat keras kepala Ginny kembali keluar.

Harry memutar bola mata mendengar ucapan istri tercintanya. Saat ini Ginny sedang mengandung anak ketiga- (jika dihitung dari Teddy) mereka. Usia kandungannya sudah memasukin bulan terakhir dan hanya tinggal menunggu beberapa hari lagi sebelum bayi mereka lahir.

Saat mendengar Teddy terpilih mewakili sekolahnya untuk ikut serta dalam pidato di London, dengan antusias Ginny langsung menyatakan dia yang akan di barisan paling depan untuk mendukung Teddy. Awalnya Teddy sangat senang mendengarnya karna saat itu usia kandungan Ginny masih 5 bulan, tapi saat menyadari acaranya akan dilaksanakan saat bulan terakhir kehamilan Ibu-nya. Teddy berusaha menutupi kesedihannya dan tidak ingin Ibu yang sudah membesarkannya itu memaksakan diri. Cukup Nenek dan Ayah baptisnya saja sudah cukup bagi Teddy.

"Kira-kira Teddy dimana ya?" Harry memperhatikan sekeliling untuk mencari Lupin muda itu.

"Seharusnya dia sudah tiba bersama rombongan sekolahnya," seru Ginny sedikit khawatir.

Duaaaarrrr....

Terdengar ledakan dari arah barat museum. Sontak semua orang mengalihkan pandangan ke arah ledakan itu.

"Tuan, dibelakang Anda!!!" seru seorang remaja kepada Harry. Harry segera menoleh dan menunduk saat melihat kilatan hijau nyaris mengenai-nya.

"Tidak masuk akal. Kenapa penyerangan di terjadi ditempat muggle seperti ini," geram Harry sambil mencari siapa pelakunya dan langsung mengontak teman-teman auror-nya. "Ini benar-benar gila."

"Ginny, bawalah James ke tepat yang aman." Seru Harry. "Dan kau." Harry berseru pada remaja itu. "Ikutalah bersama mereka."

Harry mencari Teddy karna khawatir terjadi sesuatu dengannya. Tak lama beberapa teman Auror Harry datang. Harry melihat beberapa penyihir dan goblin merusak beberapa properti museum. Entah apa yang mereka cari. Semua pengunjung museum berlarian kesana kemari, membuat segalanya menjadi sangat kacau. Harry yakin, semua pengunjung pasti shock melihat ini semua karna hal-hal ajaib yang mereka lihat.

Beberapa Auror membantu mengevakuasi pengunjung dan beberapa merapalkan mantra agar mereka melupakan kejadiaan saat ini.

Saat harry berusaha menghindari sebuah serangan lagi dari seorang penyihir atau goblin (Harry tidak tau pasti, karna dia memiliki wajah dan tubuh seperti goblin tapi lebih tegap dan tinggi selayaknya penyihir.) Dia bertemu terjebak ke sudut ruangan.

"Reducto!" Harry segera mengambil tongkat sihir dari dalam saku mantelnya dan menghancurkan dinding didepannya. Sialnya, itu menuju keluar. Saat ini Harry saat ini ada di lantai 3, jadi tidak mungkin Harry loncat keluar.

"Apa mau mu?" Tanya Harry. "Kenapa kau membuat kecauan di tempat Muggle?"
"Aku hanya mau bersenang senang," jawab penyihir didepannya.
"Di tempat muggle? Harry terheran. "Tidakkah kau sadar ini melanggar kerahasiaan komunitas sihir?"
"Aku tidak perduli dengan komunitas sihir lagi," Jawabnya santai.

"Expelliarmus!" Harry melucuti tongkat pria didepannya dan saat ia lenggah karena tongkatnya terbang ke arah Harry, Harry segera berlari kearahnya dan menyergap kedua tangan pria itu ke belakang punggung pria itu.

Pria itu memberontak dengan kuat. Dan pada saat itu juga Ginny, dan anak remaja yang tadi bersama Ginny yang ternyata saat itu bersembunyi dekat tempat Harry berada sekarang berteriak memanggil auror yang berada disekitar mereka agar membantu Harry. Ginny merasa bodoh karena saat ini dia tidak membawa tongkat sihirnya, ditambah saat ini dia sedang mengandung. Dia tidak bisa leluasa  membantu Harry secara fisik, jadi dia tidak bisa membantu apa-apa.

Harry tidak sadar bahwa penyihir yang sedang ia tangkap bisa mengeluarkan sihir legannya juga. Jadi saat dia menggeliat untuk membebaskan dirinya dari Harry, dia menembakan sihir kesana kemari dari lenganya. Anak remaja yang bersama Ginny menyadari hal itu.

"Tuan! Hati-hati. Dia bukan penyihir biasa. Tubuhnya bisa mengeluarkan sihir juga," Teriak remaja itu. Tak lama setelah itu sebuah kilatan sihir datang ke arah Ginny dan...

"Auuuuhhhh..., " Ginny berteriak. Kilatan sihir itu mengenai sisi samping perut Ginny, walaupun anak remaja itu dengan cepat menarik Ginny agar tidak mengenainya saat menyadari penyihir pria itu mengarahkan sihir ke arah Ginny.

Harry menenggok kearah Ginny. Tak lama sekelompok Auror datang dan membuat perisai disekeliling penyihir itu agar sihirnya tidak semakin meluluh lantahkan Museum. Dua orang Auror membatu Harry memegang tangan pria itu. Pada saat itu Harry langsung berlari kearah Istrinya.

===

TBC


DerelictWhere stories live. Discover now