Menghilangnya Lily

108 9 1
                                    

"Dad, aku dan James mau main disana," seru Al sambil menunjuk perahu yang ada di tepi.

"Baik, hati-hati ya. Jangan bercanda disana dan jangan lama-lama, sebentar lagi Mommy kalian akan sampai kesini dan kita akan makan bersama." nasehat Harry sambil menyiapkan sarapan untuk keluarganya.

Al mengangguk dan menarik James menuju tepi danau.

"Al, aku mau ikut," Lily teriak memanggil kakaknya namun kedua kakaknya sudah berlari menuju tepi danau.

"Lily disini saja ya sama Daddy," Harry mengusap kepala Lily.

"Aku bosan,"

"Bagaimana kalau kamu menggambar saja. Daddy akan ambilkan pensil warnamu dimobil."

Lily menggelengkan kepalanya. "Aku mau main sama Mommy."

Harry meletakan sup yang baru saja diangkatnya ke meja disamping tenda mereka dan mengendong Lily sambil berbisik, "Sebentar lagi Mommy datang dan Teddy juga ikut."

Lily tidak merespon. Harry merasakan tatapan kosong Lily.

"Lily tidak senang?" Harry heran karena sejak kemarin gadis kecilnya terus merengek untuk bertemu Ginny. Ia membenarkan pita pada pakaian terusan berwarna biru yang dipakai Lily.

"Kenapa lama sekali, aku takut tidak bertemu Mommy dan Ted...," suara Lily tenggelam oleh suara riakan air di danau.

Harry melihat kedua putranya tercebur di danau. Spontan Harry menurunkan Lily dan berlari untuk menyelamatkan James dan Al. Tanpa ragu Harry langsung menceburkan dirinya saat tiba di tepi danau.

"Daddy, tolong kami..." teriak Al.

Harry dengan sigap menolong Al dan membawanya ke tepi. Ia menyadari James tidak didekat Al saat menolongnya. Sementara salah satu orang disekitar mereka segera memberikan handuk untuk Al.

"Dimana kakakmu?" Harry panik.

"James tersangkut," Albus menangis saat teringat kakaknya masih berada ditengah danau.

Sekali lagi Harry menceburkan diri ke danau dan menemukan perahu terbalik, ia berenang ke bawah perahu tersebut dan mendapati James sedang berusaha merobek pakaiannya yang tersangkut pada perahu. Sebelum Harry sempat membantu James, putranya itu sudah tidak sadarkan diri.

Harry sekuat tenaga merobek pakaian James dan kembali berenang kepermukaan. "James, sadarlah nak," seru Harry sambil berenang menuju tepi danau.

"James, Daddy mohon, sadarlah," Harry mencoba mengelurakan air yang masuk kedalam tubuh James, namun tidak ada yang terjadi. Harry Semakin panik, ia menekan dada James sekali lagi. Dan hampir saja Harry menggunakan Sihir untuk mengeluarkan semua air dari tubuh James sebelum James terbatuk.

"Uhuuukk...uhuk.." James mengeluarkan air dari mulutnya setelah Harry memberikan napas buatan.

"Syukurlah nak," Harry menangis lega dan memeluk James dengan erat. Orang-orang disekitar mereka juga turut lega karena James selamat. "Daddy sangat takut kehilanganmu."

"James, maafkan aku," Albus juga ikut memeluk mereka. "Seandainya aku tidak membuatmu kesal dan kau tidak berusaha untuk menolongku. Pasti kau tidak akan tersangkut di perahu." Albus sangat merasa bersalah karena membuat kakaknya hampir kehilangan nyawa.

Harry berterima kasih pada beberapa orang yang sudah membantu mengeringkan dan menghangatkan tubuh Albus.

Setelah itu Harry menapah James dan membawanya ke tenda mereka untuk menghangatkan tubuh James. "Lily..." teriak Harry karena tidak melihat Lily ditempat  ia meninggalkan putri kecilnya, namun tidak ada respon. "Al, tolong cari adikmu," kata Harry kepada Albus karena dirinya sedang sibuk mencari handuk, selimut, dan pakaian ganti untuk James. Albus langsung menurut.

"Dad, maafkan aku," suara James terdengar lemah. James mengganti pakaian basahnya dengan pakaian kering.

"Ssssttt... minta maafnya nanti saja. Sekarang kau istirahat. Daddy akan mengambilkan sup hangat untukmu," Harry pergi ke meja tempatnya menyiapkan sarapan.

"Darah?" Harry bergumam saat melihat bercak darah pada kursi. Dan betapa terkejutnya Harry saat menemukan robekan kain berwarna biru yang juga terkena bercakan darah tak jauh dari tempatnya saat ini. Harry sadar, robekan kain itu adalah pakaian yang dikenakan oleh Lily. Harry mengambilnya dan dengan sedikit bantuan sihir Harry memastikan darah apa yang ada pada roboekan pakaian Lily.

"LILY...." Teriak Harry panik saat menyadari bahwa itu adalah darah gadis kecilnya. "LILY LUNA POTTER"

"Dad? Apa Daddy menemukan Lily?" Albus berlari menghampiri Harry setelah mendengar teriakan ayahnya.

"Kau tidak menemukannya?" Pikiran Harry mulai kacau. Albus hanya menggeleng.

"Dad? Ada apa?" James yang masih terlihat lemas juga menghampiri Harry.

"Albus, kau bantu Daddy mengurusi kakakmu. Daddy akan mencari adikmu," Harry bergegas mencari Lily dan bertanya pada orang di sekitarnya.

"Harry ada apa?" Shasa dan Will yang berniat datang ke tenda Harry untuk memeriksa keadaan James menghampiri Harry.

"Apa kalian melihat putriku?"

"Aku belum melihatnya sejak pagi," jawab Will.

"Mungkin dia bersama putri kami," Sasha nemambahkan. "Semalam Lucy dan Daisy bilang mau bermain dengan Lily."

"Dimana putri kalian?"

"Bermain di taman bunga utara. Mereka bilang mau memetik bunga," Will merasakan kekhawatiran Harry. "Apa ada masalah?"

"Lily terluka." Harry menunjukan robekan dengan noda darah Lily pada pasangan suami istri itu.

Will terbelalak dan berseru, "Kalau begitu aku akan mengantarmu pada anak-anakku." Ia nemambahkan pada Sasha, "Kau pergilah ke tenda Harry untuk mengurus James."

***

"Daisy, Lucy, apa Lily bersama kalian?" Harry bertanya pada kedua anak berambut coklat didepannya.

"Tidak Mr. Potter, tadinya kami memang ingin mengajaknya bermain tapi ketika kami datang ke tendamu Lily tidak ada," Lucy anak tertua Will menjelaskan.

"Tapi sebelumnya kami mendengar teriakan Lily sebelum kami tiba ditendamu," lanjut Daisy, putri Will yang berusia delapan tahun.

Harry melepaskan kacamata dan mengacak-acak rambutnya. Ia meresa sangat bodoh meninggalkan Lily begitu saja tanpa pengawasan. Bagaimana jika terjadi hal buruk pada Lily kecilnya?

"Tadinya kami kira Lily teriak karena melihat  James dan Al tenggelam," seru Lucy.

***

TBC

DerelictDonde viven las historias. Descúbrelo ahora