Serangan Binatang Buas

97 7 2
                                    


"Mommy..." Albus dan James berlari berhamburan kepelukan Ginny saat Ginny tiba diperkemahan bersama Teddy.

"Harry apa yang tejadi," Ginny melepaskan pelukan kedua putranya dan memeluk harry yang tengah menangis karena tidak berhasil menemukan Lily. Ginny sudah mendapatkan kabar dari Harry bahwa Lily menghilang sejak setengah jam yang lalu, namun Harry belum menceritakan bahwa ini menemukan robekan pakaian Lily yang terkena darah.

"Maafkan aku Ginny," gumam Harry, ia masih tidak sanggup bicara pagi ini merupakan hari terberat untuknya. Ia lebih suka berhadapan dengan para pelahap maut lagi dibandingkan harus menghadapi hari seperti ini. "Maafkan aku."

Ginny mengusap kepala, punggung dan mengecup puncak kepala Harry agar suaminya itu lebih tenang. "Ceritakanlah perlahan Harry."

"Seharusnya aku tidak meninggalkannya sendirian. Seharusnya aku mendengarkanmu untuk tidak membawa Lily."

"Tenanglah Harry," Ginny tidak tega melihat suaminya seperti ini, karena itu ia masih berusaha tenang walaupun dalam di dalam hatinya ia sangat mengkhawatirkan Lily.

Harry yang merasa sangat berdosa kepada wanita berambut merah didepannya itu saat menceritakan semua kejadian pagi ini. Air mata Harry terus mengalir saat kata demi kata terucap dari bibir tipisnya.

"Ohh... Harry," Ginny sangat shock mendengar kejadian yang sangat singkat itu. Dia terdiam karna tak sanggup berkata apapun.  Hanya dalam waktu kurang dari satu jam orang yang paling dicintainya itu harus mengalami hal buruk seperti ini. Ginny juga tidak kuasa menahan air matanya. Ia kembali memeluk Harry dengan erat.

"Maafkan aku sayang," sekali lagi Harry meminta maaf atas kelalaiannya. "Aku bukan ayah yang baik untuk anak-anak kita."

Tidak hanya Harry dan Ginny yang banjir air mata, kedua kakaknya dan juga Teddy juga merasakan sakit yang mereka rasakan.

"Ini semua salahku," James memeluk kedua orangtuanya. "Kalau saja aku tidak mengajak kalian berkemah, kalau saja aku tidak ngambek, kalau saja aku tidak kesal dengan Al, dan kalau saja.." tiba-tiba James mengingat kejadian saat ia kehilangan kendali saat menaiki perahu sampan.

"Ada apa James," seru Teddy yang sadar ada yang janggal.

"Tidak apa-apa," sergah James. Ia tidak mau membuat suasana semakin kacau. Lagipula ia belum yakin dengan apa yang dilihatnya.

"Mr. Potter," seorang polisi muggle menghampiri Harry. "Kami menemukan ini di dekat hutan. Motif pakaian ini persis dengan robekan pakaian putri anda," Polisi bertubuh gemuk itu menyerahkan pakaian berwarna biru yang sudah tercabik-cabik parah.

Harry dan Ginny semakin histeris melihatnya.

"Itu baju yang Lily pakai," seru Albus. "Apa adikku ditemukan?"

"Maaf sekali nak, sepertinya adikmu.."

Belum selesai polisi itu berkata James berteriak, "ADIKKU BELUM MATI! LILY PASTI AKAN KEMBALI."

"James, tenanglah. Kita pasti bisa menemukan Lily dalam keadaan hidup," Teddy berusaha menenangkan James.

"Mr. Potter, sepertinya putri anda dimangsa oleh binatang buas," Polisi itu berbisik kepada Harry agar James tidak mendengarkan pembicaraan mereka.

"Tapi bagaimana mungkin? Bukankah tempat ini aman? Kalian tidak mungkin membiarkan binatang buas berkeliaran di perkemahan seperti ini kan?" Harry tidak terima dengan penjelasan polisi itu. "Dilihat dari robekan pakaian anak anda ini tidak mungkin kasus kejahatan oleh manusia. Ini perbuatan binatang." Memang lebih masuk akal untuk muggle sebenarnya, tetapi harry tidak mau menerima kenyataan seperti itu.

"Ginny, jaga anak-anak. Aku akan mencari Lily dengan caraku sendiri," sebagai kepada Auror tentu Harry sudah terbiasa dalam melakukan pencarian ataupun penyelidikan. Ginny menghampiri untuk memeluk James sementara Harry pergi ketempat sepi untuk mengirimkan patronus kepada teman-teman di departement Auror.

***

TBC

DerelictWhere stories live. Discover now