Part 6

7.2K 437 2
                                    

Arkan beranjak mencari istrinya yang baru saja kabur. Sesekali itu tertawa mengingat kejadian beberapa menit lalu. Ia turun, mencari di dapur, ruang tamu, bahkan ruang tengah. Namun, keberadaan Ayna tidak terlihat.

Lelaki menggaruk pangkal hidungnya seraya berkacak pinggang, hilang ke mana gadis itu? Arkan berbalik, melangkah menuju tangga dan kembali ke kamar.

"Na? Ayna? Kamu di mana?"

Tidak ada sahutan, perlahan wajah Arkan tampak tegang. Khawatir sekaligus bingung, cepat sekali Ayna menghilang.

"Qurrotun Ayna Anta!"

Tuk!

Arkan menoleh mendengar sesuatu dari bawah tempat tidur, ia mengernyit. Perlahan itu mendekat, lalu jongkok. Kepala yang masih menggunakan kopiah putih itu dimiringkan, melihat ada apa di bawah sana.

Seketika netranya membola. Ayna! Gadis itu meringkuk seperti orang sedang sujud, wajahnya pun disembunyikan di balik mukena agar tidak kelihatan.

Arkan terkekeh geli. Tiba-tiba muncul sebuah ide konyol di otaknya. Cepat-cepat ia berdiri dan naik ke tempat tidur, lalu duduk dengan posisi bersila.

"Ada tikus!"

Lelaki itu berteriak.

Ayna terkesiap, kaget setengah mati. Ia gelagapan di bawah sana, sedangkan Arkan malah cekikikan. Gadis itu keluar dengan tubuh sedikit diseret.

Arkan Az-Zubair, ia benar-benar keterlaluan!

"Hua ...!"

Setelah keluar dengan sempurna dari bawah tempat tidur. Ayna berteriak histeris, ia langsung berdiri dan melompat ke Arkan.

Hap!

Arkan menangkap tubuh istrinya yang masih menggunakan mukena itu, Ayna pun tak memberontak. Ia malah menenggelamkan kepalanya di dada bidang lelaki tersebut.

"Hua, ada tikus, Om! Tolongin Ayna."

Tiba-tiba ....

"Hahaha!"

Tawa Arkan pecah saat itu juga.

"Katanya tadi gak mau disentuh, takut wudunya batal. Sekarang kenapa malah meluk, hem? Mau modusin suami kamu, ya? Ngaku hayo? Lagian, mana ada tikus dalam kamar."

Ayna membulatkan mata, ia mencebik dan mencoba melepaskan dekapan lelaki itu. Sayang, Arkan malah mengeratkannya.

"Hua, Om Arkan! Ayna udah gak suci lagi!"

Gadis itu terus saja memukul dada Arkan. Tangan kecil nan lembut begitu, mana berasa. Dasar, Ayna!

• • •

"Makan, gih."

Ayna menggeleng. Usai salat Isya, kedua sejoli itu kini menikmati makan malam, ralat hanya Arkan yang makan. Sedang Ayna, gadis itu hanya diam dengan bibir yang maju beberapa senti.

"Makan, entar aku bawa nonton. Mau gak?"

Gadis itu melirik suaminya, detik berikutnya ia mengangguk pelan membuat bibir sang lelaki tersungging.

"Makan yang banyak, biar gak kayak kapas. Entar dibawa terbang ama angin gimana? Kan gak lucu, baru nikah dua hari udah jadi duda aku."

Ayna mengerucutkan bibirnya.

"Sini, biar aku yang suapin ... aaa ...."

Ayna mendekatkan wajahnya, mulutnya pun sudah dibuka. Tinggal menunggu lelaki itu memasukkan makanan. Tiba-tiba ....

Cup!

Arkan mengecup kening Ayna, si empu yang sadar langsung memukul lengan suaminya.

"Modus."

Ayna mencebik, bibirnya pun semakin maju.

"Kenapa? Marah? Toh, aku suami kamu kok. Lagian, masih untung cuma di kening, kalau di bibir kan berabe. Hahaha."

"Ih, Om Arkan! Otaknya emang bener-bener gak beres."

"Udah, ah. Ayo makan, entar kita nonton. Mumpung baru jam delapan."

Ayna mendelik tajam, tidak ingin kembali diusilin, ia merebut sendok dan piring dari tangan sang lelaki. Arkan hanya geleng-geleng. Meskipun belum memiliki rasa pada gadis itu, tetapi keberadaan Ayna membuat hidupnya semakin berwarna.

Mungkin seiring berjalannya waktu, rasa itu akan datang sendiri. Sebab, kata orang cinta itu datang karena terbiasa. Terbiasa bersama dalam segala hal.

_ Tbc _

Jangan lupa follow akunku, ya.
😁 Hehe 😁

Mau bilang sesuatu untuk Ayna kali ini?

Silahkan tinggal jejak.
💙 Calangeo 💙

Menikahi Gadis Polos [Completed]Where stories live. Discover now