Anak Kecil di Pinggir Pantai #2

3.1K 477 13
                                    

Aku menatap lebih dalam, hingga sebuah gambaran pun muncul. Sebuah kapal sedang berlayar di tengah laut.

"Kapal laut?" tanyaku pada Mang Genta. Ia hanya menganggukan kepala, tanpa menjawab pertanyaanku.

"Kenapa tuh anak, Mir?" tanya Hendra.

"Gw juga masih bingung. Coba lu minta Mang Genta ngomong yang jelas. Ini lagi liburan bukan ujian semester."

"Mang, emang kenapa sama kapal laut?" tanya Hendra pada penjaganya.

Mang Genta sedikit menarik tangan anak kecil itu, lalu dimasukin ke dalam tubuh Hendra. Penjaga yang jahil. Seketika itu Hendra langsung menangis.

"Padahal tadi ketawa-tawa. Giliran masuk ke badan, eh malah nangis," gerutuku.

"Lu apain si Hendra, Mir? Ampe nangis." Wildan tiba-tiba muncul di belakangku.

"Lu datang di waktu yang tepat, Dan."

"Hah?"

"Pegangin si Hendra! Takut lari."

"Ah elah, liburan masih sempet-sempetnya mediumisasi." Wildan duduk di samping Hendra.

"Lu bisa keluarin sendiri kan, Hen!" teriak Wildan tepat di telinga Hendra. Malah membuat si anak kecil makin menangis.

"Nangis kejer dia, Mir. Kaget kali denger suara gw yang merdu."

"Lu pegangin aja, Dan. Gw pengen tau dia kenapa."

"Jangan lama-lama. Badan si Hendra kaya babon. Berat."

"Iya, bentar."

________

"Adek jangan nangis terus, kasian kakanya," ucapku pelan melaui batin.

"Katanya adek mau dijemput."

"Dijemput siapa?"

"Ayah."

Kutatap wajahnya, menyelami masa lalunya lebih dalam. Sebuah gambaran muncul.

"Ayah!" teriak Anak itu di atas sebuah potongan kayu yang terombang-ambing di lautan.

"Ayah!"

Kulihat banyak barang mengampung. Orang-orang sibuk berenang, berusaha menyelematkan diri. Namun, tak ada tanda dari ayah anak ini. Apakah beliau sudah tewas tenggelam?

_________

"Mir," panggil Wildan.

"Bentar, Dan," balasku sambil menutup mata.

"Buruan, malu gw diliatin orang."

Aku membuka mata, beberapa orang sudah melihat ke arah kami. "Peluk aja, Dan. Kalau ada yang tanya, bilang aja abis diputusin cewek."

"Kagak ah, ntar gw dikira pasangan nganu!"

"Ayah," ucap Hendra.

"Ayah-ayah mulu, Hen! Di rumah kali," sentak Wildan.

________

Sebuah gambaran kembali muncul. Terlihat seorang pria sedang berenang ke arah anak itu.

"Ayah!" teriak Anak itu.

"Der ... Deri!" sahutnya seraya berenang menghampiri. Oh, nama anak ini Deri.

"Ayah!"sahut Deri masih memegang potongan kayu.

"Adek tunggu di sini sebentar, ayah cari pelampung," ucapnya berusaha menenangkan Deri yang menangis.

"Pegangan yang kuat," pesannya. Lalu berenang meninggalkan Deri.

CERITA AMIRTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang