Salah Jalan - Nyasar ke Kandang Jin

5.2K 627 59
                                    

Ada yang pernah salah jalan?

Yah ... minimal selama hidup pasti ada lah sekali atau dua kali salah jalan. Biasanya emang karena tidak tahu alamat atau kurang fokus.

Bagi kebanyakan orang, salah jalan ini hanya sekedar salah atau lupa arah jalan.

Sedangkan bagiku, salah jalan bisa menjadi pengalaman yang menakutkan.

*

Sekitar jam 11 malam, aku pergi ke rumah teman di Cibinong, dari rumah seorang teman lain di Bekasi. Kebetulan melewati jalan yang katanya sudah terkenal angker. Bahkan sudah sering memakan korban. Desas-desus yang beredar, mereka dijadikan tumbal pesugihan.

Teman yang tahu kalau aku akan melewati jalan itu, sudah mewanti-wanti agar lebih berhati-hati. Jawabanku sederhana saja, untuk apa takut dengan 'mereka'.

*

Aku mengendarai motor sendirian. Baru saja masuk ke jalan raya itu, hawanya sudah jauh berbeda. Banyak mata memandang, serasa menjadi seorang artis yang dilihat banyak fans. Bedanya, pandangan mata itu tanpa wujud. Udara menjadi lebih panas dan pengap, padahal sudah nyaris tengah malam.

Saat sedang asik menyalip mobil-mobil truk, tiba-tiba Si Kingkong, salah satu penjagaku membisikan sesuatu, "Hati-hati."

"Iya, liat kok, banyak mobil gede," balasku agak menurunkan kecepatan.

"Bukan itu."

"Terus apaan?"

"Itu di depan."

"Hah?"

"Kalau jalan lihat-lihat, Amir. Benda sebesar itu pun kamu tidak lihat," ucapnya sambil mengarahkan jari telunjuknya jauh ke depan.

Aku berkonsentrasi, mempertajam indra penglihatan. "Oh itu ... gede juga ya. Apaan sih itu?"

"Kandang Jin."

"Satu, dua, tiga, empat ... banyak juga ya yang pasang di jalan ini."

Kadang Jin ini biasanya ditanam seseorang alias dukun, untuk mencari tumbal di jalanan. Setiap kandang  pasti mempunyai satu pemimpin, dengan ribuan anak buah. Ada yang dipimpin Siluman Ular, Ratu Kuntilanak, Raja Genderuwo, Buto Ijo dan jin-jin tingkat tinggi lainnya.

Sedangkan anak buahnya ini lebih ke hantu standar, pocong, kuntilanak dan genderuwo biasa. Sisanya seperti Jin Qorin yang dijebak atau terjebak di sana. Jin Qorin yang terjebak ini, yang biasa disebut tumbal.

Ke empat kandangnya tidak berjauhan. Berarti yang pasang, masih orang yang sama atau satu perguruan. "Hati-hati." Lagi-lagi Si Kingkong muncul mengingatkan.

"Iya, cerewet banget ih."

Aku perhatikan, kandang-kandang itu ada di ujung jalan, dekat persimpangan. Masih jauh dari tempat motorku melaju. Sialnya, karena melamun, tanpa sadar, suasana jalan sudah berubah. Lengang.

Mobil-mobil besar yang tadinya ramai, tiba-tiba menghilang. Hanya terlihat beberapa mobil minibus saja di depan dan agak jauh.

Jalan pun berubah menjadi agak gelap. Tidak ada pencahayaan dari warung atau perumahan warga di pinggir jalan.

"Sudah dibilang hati-hati, malah melamun," ucap Si Kingkong.

"Eh ... masuk ya. Hehehe," balasku yang baru sadar sudah pindah ke alam lain.

"Aduh, ini pasti merepotkan," keluh Si Kingkong.

"Jadi gimana?"

"Ya sudah, kamu jalan terus saja."

Aku tancap gas, menelusuri jalan lurus dan panjang ini. Dari depan terdengar bunyi sirine cukup kencang. Sirine ambulans, yang melaju berlawanan arah.

Pada satu titik, aku pun berpas-pasan dengan ambulans itu. Bukan manusia. Ambulans itu dikemudikan oleh seorang pria dengan wajah hancur. Aku terus memacu kendaraan, karena ambulans seperti itu sudah biasa terlihat di jalan tol yang sering kecelakaan.

CERITA AMIRWhere stories live. Discover now