Terjerat Pinjaman Online

5.5K 621 8
                                    

Terjerat Pinjaman Online

"Mas, le-pas-kan du-lu," ucap wanita itu terbata-bata, sambil terus memegang tali yang menjerat lehernya.

"Tidak!! Kamu harus jujur dulu, baru aku lepaskan," ucapku dengan terus memegang erat talinya.

Wanita itu sampai terlihat kesulitan menelan ludahnya, "Sa-kit." ucap wanita itu masih terbata-bata.

"Baiklah, aku akan melonggarkan ikatannya sedikit, tapi kamu harus cerita yang sebenarnya."

"Namaku ... Wahyuni."

Wahyuni, seorang wanita muda berumur 25 tahun. Sejak umur 20 tahun, dia sudah bekerja sebagai Tenaga Kerja Wanita (TKW) di Abu Dhabi. Selama dua tahun bekerja disana, uangnya dia kumpulkan untuk membeli rumah yang sekarang ditinggalinya. Selain itu, untuk membiayai kebutuhan sehari-hari kedua orang tuanya dan sekolah adiknya.

Sebelum tiga tahun bekerja, Wahyuni memilih untuk pulang ke Indonesia. Seorang gadis yang membawa uang banyak pasti menjadi incaran pria-pria di kampungnya. Tidak butuh waktu lama, sampai akhirnya Wahyuni menemukan tambatan hatinya.

Mas Heru adalah pria yang berhasil menaklukannya. Dia bekerja sebagai buruh di pabrik tempe. Mereka pun akhirnya menikah dan tinggal di rumah Wahyuni.

Setelah menikah, Mas Heru meminta Wahyuni untuk kembali bekerja ke luar negeri. Daripada di Indonesia, sulit baginya mencari pekerjaan, apalagi ijazahnya hanya tamatan SD.

Wahyuni menolak, dia mencoba untuk membuka warung kecil-kecilan di depan rumahnya. Sayangnya pendapatan warungnya tidak dapat mencukupi kebutuhan sehari-hari. Adiknya pun terancam putus sekolah.

Dengan berat hati, akhirnya Wahyuni setuju untuk kembali bekerja di luar negeri. Namun dia ditolak, karena hasil medical check up menyatakan dirinya hamil.

Wahyuni senang sekali ketika mengetahui dirinya hamil, tapi tidak dengan Mas Heru. Dia meminta Wahyuni untuk menggugurkan kandungannya, karena kondisi keuangan mereka sedang morat-marit. Ditambah Mas Heru belum lama ini nganggur, setelah di PHK dari pabrik.

Wahyuni bersikeras untuk tetap memelihara calon bayinya itu. Apapun dia lakukan, mulai dari berjualan nasi uduk, sayur dan lain-lain.

Selama masa kehamilan, Mas Heru lebih sering pulang malam, terkadang dalam keadaan mabuk. Wahyuni baru tahu kebiasaan buruk suaminya yang suka mabuk-mabukan dan berjudi. Seluruh perabotan rumah tangganya perlahan habis dijualnya, seperti TV, kulkas, rak sampai sofa.

Masalah semakin pelik, ketika adiknya datang meminta uang untuk membayar SPP yang sudah menunggak 6 bulan. Wahyuni kelimpungan mencari pinjaman, surat tanahnya pun sudah digadai oleh suaminya untuk menutupi hutang judi.

Ting!
Suara SMS masuk.

• Pinjaman Dana Cepat Cair Tanpa Angunan di PT Sejahtera Dengan Bunga 0.6% Perbulan Pinjaman Mulai 10jt - 1M Minat Chat WA: 08xxxxxxxxx7 •

Ketika Wahyuni membaca SMS itu, rasanya seperti mendapatkan angin segar. Dia lalu mengajukan pinjaman sebesar 10 juta. Dengan dalih biaya administrasi dan macam-macam, bersihnya dia hanya mendapatkan 9.2 juta.

Uang itu digunakan untuk mencukupi kebutuhan sehari-hari, biaya sekolah adiknya dan disimpan untuk biaya persalinan yang sudah dekat.

CERITA AMIRWhere stories live. Discover now