🌧️ 11. Aku Butuh Seorang Sahabat 🌧️

3.2K 463 35
                                    

***

🌧️ 11. Aku Butuh Seorang Sahabat 🌧️

***

Kita tinggal di dunia penuh orang-orang egois.

Bahkan teman-teman yang kita pikir baik... ternyata juga tak baik-baik amat.

Susah dihubungi. Tak pernah bertanya kabar. Datang saat butuh saja. Tak pernah ada saat kita yang butuh.

Rasanya, kita satu-satunya yang berjuang.

Berjuang untuk bisa berkumpul lagi. Berjuang untuk bertanya kabar. Berjuang mendengar cerita mereka. Berjuang untuk mempertahankan pertemanan ini... saat yang lain bodo amat dengan semua ini.

Bodo amat dengan keadaan kita.

Dan, ini melelahkan.

Lelah berjuang sendiri seperti ini. Seperti, tiap hari menyiram sebuah bunga, tetapi bunga itu memilih untuk layu. Apa poinnya untuk terus disiram?

Apa poinnya mempertahankan pertemanan ini?

"Tak perlu menginvestasikan waktu dan energi dan segalanya untuk seseorang yang bahkan tak mengapresiasi keberadaan kita," kata orang-orang.

Dan, itulah yang kita lakukan.

Mereka bodo amat? Kita bisa lebih bodo amat.

Mereka abai? Kita bisa lebih abai.

Mereka egois? Kita bisa lebih egois.

Bukan karena kita egois, tapi karena kita melakukan apa yang mereka lakukan terhadap kita.

Lalu, hari ini, kita bertanya-tanya, "Ke mana orang-orang tulus?"

Ke mana orang-orang tulus saat kita sendiri berubah egois?

"Itu karena keadaan!" bantah kita.

Apakah orang-orang yang sungguhan tulus berubah karena keadaan? Apakah orang yang sungguhan tulus akan berubah egois karena orang lain egois? Ataukah, orang yang sungguhan tulus akan tetap tulus meski apa pun yang terjadi?

Bertahun-tahun kujalani, dan aku belajar: tak ada pertemanan yang sempurna.

Karena pertemanan hanyalah kumpulan manusia-manusia tak sempurna, trying to fit in.

Dan, kita tak bisa berekspektasi semua orang jadi seperti kita. Berpikir seperti kita. Berbuat seperti kita.

Nggak bisa begitu.

Tiap orang itu beda.

Dan, kalau kita berharap keberadaan orang-orang tulus, kenapa kita memulai dari diri kita dulu? Menjadi orang yang sungguhan tulus untuk diri sendiri dan untuk orang lain? Apa pun yang dilakukan orang lain terhadap kita, menjadi tulus itu tetap perbuatan baik, bukan? Bukankah Allah yang menyaksikan semua ini? Bukankah Allah tak akan menyia-nyiakan kebaikan kita?

Namun, aku tahu... tak mudah bertahan dalam pertemanan yang mana kamu merasa kamu satu-satunya yang berjuang.

Mungkin, ini saatnya berpikir kembali: Apakah ini adalah jenis teman yang layak dipertahankan?

Ingat, tak ada satu pun manusia yang sempurna. Tiap manusia itu berbeda.

Bahkan, jika kamu ingin membuat rumah, kamu butuh batu bata dan semen, bukan batu bata dan batu bata, bukan semen dan semen. Batu bata dan semen. Sorry for the bad analogy, but maybe your friends are the bricks, and you're the cement. Beda, tapi saling membutuhkan.

Dan, jika menurutmu ini teman yang layak dipertahankan, then give an effort. Jangan jadi orang yang egois. Jangan jadi orang yang menuntut ini-itu. Jadi orang baik aja. Kalau dia balas baik, ya, Alhamdulillah. Kalau enggak, ya, sudah. Sejak awal, kita ingin jadi orang baik, kan? Jadi orang tulus, kan? Bukan orang yang menanti balasan dari teman kita, kan?

Mungkin, kamu butuh menyapa terlebih dahulu. Mungkin, kamu butuh menawarkan pertolongan duluan. Mungkin, kamu butuh memberi pertolongan dahulu.

Tetapi, tanpa ekspektasi. Cukup jadi orang yang tulus.

Sebab untuk teman-teman baik yang layak dipertahankan, nggak ada masalah memberi effort yang lebih dibandingkan effort yang mereka lakukan untukmu. Dan, selama ini, kamu hanya melihat dari kacamatamu saja. Kamu mungkin nggak tahu effort yang dilakukan temanmu. Kamu mungkin nggak sadar kalau ada beberapa hal yang tak menyenangkan dalam dirimu, but your friends... choose to stay. Meski kelihatannya enggak, they are there, kok.

Tetapi, teman kita memang nggak sempurna. Kita juga nggak sempurna.

Dan, jangan lepaskan pertemanan yang baik, lepaskan ekspektasinya.

Saat SD kita tahu teori tentang jangan pamrih saat memberi pertolongan, di mana pelajaran itu sekarang?[]

***

jadi, bagaimana perasaan dan kesanmu setelah baca bab ini? selalu senang baca komentar darimu. :)

anyway, buku ini sudah ada di mana-mana. di gramedia. di shopee. di tokopedia. tapi, tolong, jangan beli yang bajakan, ya. yang bajakan tuh harganya nggak wajar, di bawah rata-rata olshop pada umumnya. kasih tahu kalau kamu udah punya bukunya, ya!

next:

🌧️ 12. Allah Pasti Bantu, Kok. 🌧️

jadwal update:

jumat - sabtu - minggu; 19:30 WIB

ig / tiktok / telegram / twitter:

alvisyhrn ( follow dong! :D )

Jika Kita Tak Pernah Baik-Baik SajaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang