06 | Hukuman

3.2K 165 27
                                    

KINI Naura sudah berada di depan ruangan pak Bimo, dia menghela napas sebentar sebelum beranjak masuk.

Tok tok tok tok

Cewek itu membuka knop pintu ruangan pak Bimo, ia masuk dengan perlahan, pemandangan yang pertama ia lihat adalah punggung seseorang yang tampak tak asing baginya.

"Nah, sini Naura," panggil pak Bimo memerintah Naura agar mendekat.

Naura menengok ke samping, kemudian matanya bertemu dengan mata Kai, ya orang itu adalah Kai. Sebenarnya Naura sudah menduga hal ini sebelumnya.

"Ketemu lagi," kata Kai dengan suara dan cengiran kecil.

"Ngapain pandang-pandangan gitu, liat bapak sini!"

Sontak mereka berdua kembali melihat ke depan. Naura menelan ludahnya gugup, sementara Kai hanya diam santai tanpa raut wajah takut sedikitpun.

"Sepertinya kalian sudah tau kenapa bapak panggil kalian kemari, bukan begitu?" tanya pak Bimo sembari menatap Naura dan Kai satu persatu.

Mereka berdua mengangguk bersamaan, "Iya Pak, sudah tau," jawab Naura dengan suara kecil.

Pak Bimo memutar-mutarkan kursi nya, "Kalau begitu kasih tau ke bapak apa alasan kalian berdua kabur kemarin."

Mereka berdua hanya terdiam.

"Tidak bisa jawab? Kalau Kai Bapak udah gak heran. Tapi kamu Naura, kenapa bisa ikut-ikutan?" tanya pak Bimo.

Kai memajukan langkahnya sedikit, "Ini salah saya pak. Saya yang ngajak dia bolos, dia gak tau apa-apa," katanya.

"Ya kenapa Sabryna Zhekai? Kenapa kamu ngajak-ngajak orang buat bolos?"

"Zhekai Sabryna pak," koreksi Kai tentang namanya.

"Sama saja," balas pak Bimo sambil memilin-milin kumisnya sendiri.

"Eum itu, kita berdua ada urusan pak."

"Mungkin kalian gak tau, sisi samping sekolah juga udah di pasang cctv. Bapak tau kalian kabur buat ngehindarin bapak," ucap pak Bimo yang membuat Kai melebarkan matanya. Ternyata ketahuan..

"Ya maaf pak, bapak serem soalnya." Kai tertawa canggung sambil menggaruk tengkuk nya yang tidak gatal.

"Ah masa?" Pak Bimo menekuk Alisnya. Naura dan Kai mengangguk bersamaan.

"Hahaha asik bapak ternyata galak dimata kalian," ucap pak Bimo sambil tertawa. Kai dan Naura saling menatap satu sama lain sebelum pak Bimo berhenti tertawa.

"Ah sudah, bapak sampai lupa sama topik awal. Besok panggil orang tua kalian ke sekolah ya, temui bapak." Pak Bimo menghentikan tawanya.

"Orang tua? Jangan pak, nanti ibu saya marah." Naura panik ketika mendengar ucapan pak Bimo. Kai yang melihat Naura langsung angkat suara.

"Pak saya udah bilang tadi, dia gak tau apa-apa. Jadi yang perlu dipanggil orang tua saya aja, jangan Naura," ujar Kai. Pasalnya Kai merasa semua yang terjadi adalah tanggung jawabnya, karena dirinya lah yang mencetuskan ide membolos kemarin.

Pak Bimo menggeleng. "Tidak bisa, kalian ngelakuin itu sama-sama, jadi bapak anggap keduanya salah."

"Gimana kalau kasih kita berdua hukuman aja pak? Asal jangan panggil orang tua," tanya Kai menawarkan agar dihukum saja.

Naura mengangguk tanda setuju akan ucapan Kai "Iya iya, hukum kita aja pak," mohonnya sungguh-sungguh.

Pak Bimo berdehem panjang. "Boleh kalo gitu."

A Wrong Feeling [GxG]Where stories live. Discover now