24 • MENERIMA TAKDIR

124K 11.6K 2.1K
                                    

YUK YANG BACA VOTE DAN KOMEN YA JANGAN LUPA BESTIEE ❣️❣️❣️❣️

Yang masih stay dan setia sama cerita ini makasih banget ya... Makasih udah suka dan jadiin Hardes sebagai cerita favorit kalian, aku terharu banget

Yuk terus support ! Jangan lupa buat share cerita ini ya biar makin banyak yang baca 🤗🤗

SELAMAT MEMBACA !!

SELAMAT MEMBACA !!

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

24. MENERIMA TAKDIR

"Yang paling menyakitkan adalah ketika kamu berusaha tersenyum hanya untuk menghentikan air mata yang terjatuh"

°°°°°

Akhir pekan ini Hazel sering membantu Kakeknya bekerja. Rahadi yang memiliki kekurangan itu ternyata diberikan Tuhan kelebihan untuk bisa mengerjakan apa saja. Contohnya dari pagi sampai siang Rahadi berjualan telur di pasar, lalu sepulang dari pasar Rahadi langsung menuju ke rumah kediaman Ayah Monica untuk membersihkan tanaman, kemudian setelah itu ia melanjutkan pekerjaannya di rumah yaitu mengurus bebek-bebeknya.

Hazel yang mengerjakannya saja lelah apalagi Rahadi yang setiap harinya tidak pernah libur. Kakeknya menoleh pada Hazel karena gadis itu memilih duduk bersila di rumput.

"Kamu istirahat aja. Ini biar kakek yang kerjain," Rahadi menatap kasihan ke arah cucunya.

"Nggak kok. Hazel cuma duduk sebentar aja abis itu Hazel mau beresin halaman belakang." ujar Hazel kembali bangun meski sejujurnya ia kelelahan.

"Kalau Hazel udah punya uang, Hazel gak mau beli rumah yang besar-besar, ah. Capek urusin halamannya,"

Rahadi mengusap rambut Hazel lembut. "Kalau punya rumah besar suruh tukang kebun kamu yang mengurus,"

"Tenang, cucu kakek itu calon istri anak sultan. Nanti Hazel pastiin kita hidupnya bakal makmur bahagia sentosa kaya tujuh turunan. Rumahnya bisa lebih gede dari ini, bahkan kayak istana. Punya mobil banyak, makanan enak, anaknya pasti bakal lucu-lucu." kata Hazel terseyum sambil menghayal indah di kepalanya. Membuat Rahadi hanya bisa geleng-geleng kepala.

"Tapi Hazel lebih tertarik sama orangnya ketimbang hartanya. Kekayaan itu bonus aja." lanjutnya.

Hazel tersenyum. "Hazel mau punya cowok kayak kakek. Pasti nenek beruntung banget dapet suami kayak kakek yang sayang sama dia sampai nenek hembusin napas terakhir." Perkataan Hazel membuat Rahadi tertegun.

"Kapan-kapan mau ke makam nenek?"

"Mauu!! Hazel kangen banget sama nenek, walau Hazel gak pernah liat nenek sama sekali." Ada sorot sedih saat perempuan itu mengucapkannya.

HARDES (SUDAH TERBIT) Where stories live. Discover now