37 • PERHATIAN KECIL BERHARGA

110K 11K 2.3K
                                    

Vote
Comment

KANGEN ARDES GAK ?!

Jangan lupa bantu share cerita ini ya gais mohon bantuannya 🙏

WAJIB FOLLOW :

@keivazro
@coretan.vira

@ardes.delvian
@hazelpriyanka
@dirgentazeus
@heraasterla
@ni_ezraa
@panjisayangkamu
@chicoosebastian
@bejoanakbunda
@bintangmichella_

SELAMAT MEMBACA ❤❤

SELAMAT MEMBACA ❤❤

Ops! Esta imagem não segue as nossas directrizes de conteúdo. Para continuares a publicar, por favor, remova-a ou carrega uma imagem diferente.

37. PERHATIAN KECIL BERHARGA

"Sederhananya dia laki-laki yang berhasil membuatku jatuh hati berkali-kali pada orang yang sama"

~Hazel Priyanka~

°°°°

Suara gemuruh langit terdengar bersahutan yang menandakan sebentar lagi hujan akan turun. Ardes menaruh tubuh kecil Hazel di atas tempat tidur gadis itu, lalu menyelimutinya sampai sebatas leher sambil terus memperhatikan raut wajah Hazel dengan teliti. Tangannya menyentuh kening Hazel untuk memeriksa suhu tubuhnya. Ternyata Hazel demam.

"Ardes.." panggil Hazel bergumam pelan yang membuat Ardes bergerak cepat mendekatinya.

"Masih pusing?" tanya Ardes lembut.

Hazel mengangguk singkat. Ia sudah tidak ada tenaga untuk menyahut.

"Aku mau beli obat dulu." ucap Ardes hendak beranjak pergi tetapi tangannya ditahan oleh Hazel.

"Di sini aja." pinta Hazel. "Aku takut sama petirnya."

Ardes menarik kursi hitam tunggal di sebelah kasur dan duduk di sana sambil menatap Hazel sendu. Mau tidak mau Ardes harus menunda untuk membeli obat karena ia mengerti bahwa Hazel takut sendiran jika sedang hujan. Ardes tidak pernah melupakan hal kecil seperti ini kalau menyangkut Hazel.

Masalahnya di rumah Hazel sedang tidak ada orang. Mungkin Kakeknya masih bekerja dan belum pulang. Sementara Ayah Hazel memang jarang pulang. Meninggalkan perempuan itu sendirian pun Ardes tidak akan tega melakukannya.

"Mau makan gak?" Ardes memijit pelipis Hazel menggunakan minyak kayu putih.

"Gak ada makanan."

"Aku masakin."

"Tapi aku takut," ujar Hazel sembari menggelengkan kepalanya.

"Sebentar aja. Janji." Ardes mengusap kepala Hazel dengan sayang.

Terpaksa Hazel mengangguk menurutinya. Kesempatan itu tentu saja tidak Ardes sia-siakan. Ardes secepatnya keluar dari kamar dan menuju ke arah dapur. Cowok itu sempat tertegun saat melihat isi kulkas di rumah Hazel karena bahan masakan semuanya telah habis. Akhirnya Ardes memilih untuk memesan bubur ayam lewat aplikasi.

HARDES (SUDAH TERBIT) Onde as histórias ganham vida. Descobre agora