56 • MENUJU IMPIAN (REPOST)

112K 10K 2.8K
                                    

VOTE DAN KOMENNYA YUK KENCENGIN!
BIAR AKU MAKIN SEMANGAT!!

APA KABAR?

SIAP MENUJU BAHAGIA ?

ARZEL GARIS KERAS!!!

SELAMAT MEMBACA YAA!!

SELAMAT MEMBACA YAA!!

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

56. MENUJU IMPIAN

"Hidup bukan perihal menunggu badai berlalu, tetapi belajar menari di tengah hujan"

~Hazel Priyanka~

°°°°

Hari demi Hari terus berlalu bagaikan dedaunan kering yang gugur dan digantikan dengan hari baru. Pesan Ardes dari beberapa hari lalu hanya ia baca tanpa berniat untuk membalasnya. Hazel sedang mencoba melepaskan. Karena gadis itu ingin Ardes bisa memulai awal dari kisah hidupnya tanpa harus memikirkan dirinya. Lagipula hidup Ardes bukan sepenuhnya tentang Hazel. Cowok itu punya mimpi.

Hazel juga sedang menata dirinya agar bisa lebih dewasa. Akhir-akhir ini Hazel suka menghabiskan waktunya untuk belajar di kamar agar nilai di rapotnya bisa menjadi lebih baik. Meskipun terkadang merasa kesulitan, namun tidak membuat Hazel lelah mencari materi baru untuk dipelajari.

Seharusnya hari ini Hazel bisa ikut menemani Ardes di hari terakhirnya menginjak tanah Indonesia. Tetapi Hazel tidak yakin untuk datang, pasalnya hatinya belum tentu kuat jika pergi ke bandara. Ia takut sulit melepaskan. Lebih baik Hazel tidak melihat sesuatu yang membuatnya nanti menjadi kepikiran.

Pandangan Hazel kosong. Hatinya bergemuruh ketika mengingat kembali nama Ardes di dalam pikirannya. Hazel lalu mencoba untuk melupakan pikiran itu dengan cara fokus melanjutkan kegiatannya untuk memecahkan satu materi lagi.

Belajar seharian ternyata sangat menguras tenaga dan otak, bagaimana bisa Hera tahan berkutat dengan buku pelajaran selama berjam-jam. Hazel membenci buku, terkecuali buku novel romansa. Ia bahkan bisa menghabiskan satu buku novel dalam waktu sehari.

Hazel yang tak kuasa menahan rasa lapar, lantas bangun dari kursi belajarnya untuk pergi keluar kamar menuju dapur. Berniat ingin mengambil beberapa cemilan. Hazel menempatkan dirinya di atas sofa ruang tamu sembari membuka ponselnya untuk sekedar melepaskan rasa penat.

Sorot mata Hazel berubah sendu ketika melihat foto Ardes yang sengaja ia pasang sebagai wallpaper-nya. Kebiasaan Hazel suka memotret diri Ardes diam-diam.

"Maaf, aku gak bisa datang." kata Hazel seolah sedang berbicara pada Ardes. "Aku sayang kamu, Ardes."

Beberapa menit kemudian, ponsel yang dipegang Hazel tiba-tiba berdering menandakan ada seseorang meneleponnya. Gadis itu kemudian membaca nama yang tertera di sana. Jantung Hazel sekejap berdetak kencang saat melihat nama Ardes melintas di depan layar ponselnya.

HARDES (SUDAH TERBIT) Where stories live. Discover now