48 • RESTU WIRANTO ?

94.6K 10.7K 3.6K
                                    

JANGAN LUPA VOTE DAN KOMENNYA KAWAN-KAWAN ❤❤❤

Gimana kabar kalian?

Maaf aku lagi sibuk urusin undangan pernikahan aku sama Ardes 🙏
Jadi sebenernya kita udah tunangan.

Oke gitu, sekian halunya :)

SEMANGAT GAK RAMEIN KOMEN ?

SELAMAT MEMBACA JOMBLO 🥰

SELAMAT MEMBACA JOMBLO 🥰

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

48. RESTU WIRANTO ?

"Kamu adalah bencana yang aku cintai"

~Hardes~

°°°°°°

Pukul delapan malam lewat lima puluh menit, Hazel baru saja tiba di depan pintu rumah setelah puas menghabiskan waktu bersama dengan Ardes. Jarang sekali manusia sejenis Ardes yang lebih menyukai suasana tenang, mau diajak pergi ke tempat-tempat ramai seperti pasar malam di taman Mahkota tadi.

Sewaktu ia membuka pintu, terlihat sosok perempuan yang wajahnya tertutup semua oleh masker sedang berdiri tepat di samping pintu, membuat Hazel nyaris berteriak saking terkejutnya. Vania lantas tertawa jahil sembari memegang perutnya saat melihat ekspresi Hazel. Gadis itu sedang maskeran dan kebetulan ia mendengar suara pintu dibuka, sehingga Vania berniat ingin menyambutnya.

"Gue pikir hantu sundel bolong! Lagian kenapa lo berdiri kayak patung di sini sih?! Malah maskeran segala, bikin kaget aja!" omel Hazel dengan napas naik turun akibat jantungnya yang berdebar-debar kencang.

Vania masih tertawa seolah tidak merasa bersalah sama sekali setelah membuat Hazel hampir jantungan karena ulahnya. "Niatnya gue mau bikin mie instan. Eh, tiba-tiba lo pulang, ya udah gue mau sekalian bukain pintu."

"Gimana tadi? Seru?" tanya Vania.

Hazel mendadak diam. "Maaf, selama ini gue bohong sama lo. Gue cuma mau jaga perasaan lo doang, karena gue takut hubungan kita jadi renggang karena masalah cowok." kata Hazel jujur.

"Iya, gue tau kok. Udah, jangan bahas tentang itu. Ngomong-ngomong besok lo ada waktu gak?" Vania mengalihkan topiknya sembari merangkul bahu Hazel.

"Yahh, besok Ardes ajak gue buat makan-makan bareng sama anak Keivazro di Panti. Jadi gak bisa, maaf ya,"

"Seru tuh! Boleh gak gue ikut?" pinta Vania dengan tatapan memohon.

"Boleh-boleh aja, justru kalau banyak orang pasti tambah seru. Nanti gue bilang ke Ardes deh." ucap Hazel yang membuat Vania tersenyum senang.

"Hazel,"

Suara lembut dari ibunya terdengar memanggilnya dari arah dapur. Hazel menaruh semua barang-barangnya di atas sofa ruang tamu sebelum menghampiri Dania yang tampaknya sedang sibuk menyiapkan makanan malam mereka. Aroma khas rendang itu menyerbak masuk lewat indra penciuman Hazel sehingga membuat perutnya kembali berbunyi lapar, padahal ia sudah cukup kenyang saat makan bersama Ardes beberapa jam yang lalu.

HARDES (SUDAH TERBIT) Where stories live. Discover now