53 • PESAN RAHASIA

81.2K 9.3K 2.3K
                                    

APA MASIH SETIA ?

KANGEN ARDESAYANG GAK ?

KALAU KANGEN VOTE KOMENNYA JANGAN LUPA YA BESTIE ❤❤

SIAP RAMAIKAN KOMENTAR ??!

SELAMAT MEMBACA KAWAN 🙏🙏🙏

SELAMAT MEMBACA KAWAN 🙏🙏🙏

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

53. PESAN RAHASIA

"Kamu adalah versi yang tidak bisa aku temukan pada diri orang lain"

~Hazel Priyanka~

°°°°°

Suara rintihan bersamaan dengan cucuran darah yang mengalir lewat hidung Ferdian tidak membuat Ardes merasa iba. Cowok itu justru semakin kuat menghajarnya seakan melampiaskan segala bentuk kemarahan yang selama ini ia pendam. Ardes paling membenci orang munafik. Sudah dia duga jika Ferdian dari awal mempunyai maksud lain selain ingin menjadi penerus Keivazro.

Ferdian berkali-kali ingin melarikan diri, namun dengan cekatan Ardes memukul punggungnya menggunakan sebuah balok kayu yang tergeletak di tanah. Cengkraman tangan Ardes pada kerah bajunya membuat Ferdian merasa kesulitan bernapas, kemudian Ardes mendorong kasar tubuh Ferdian hingga punggung cowok itu terbentur dinding. Ardes kembali menatapnya dengan tatapan membunuh sehingga aura permusuhan sangat kentara sekali di ruangan ini.

"Udah, Des. Kasih dia kesempatan buat ngaku dulu, kalau keburu mati kan kita gak tahu penyebabnya." ujar Bejo memberi saran.

"Sekarang lo jawab! Kenapa lo ngelakuin ini?!" Kini giliran Ezra yang bertanya padanya. Sedangkan Ferdian hanya diam dan tidak berniat untuk mengeluarkan suara.

"Lo mau jawab atau kayu ini bakal hancurin muka lo?" Kata-kata Ardes terdengar tenang tetapi menusuk.

Ferdian berdengus seraya mengusap sudut bibirnya yang berdarah. "Ini semua bukan kemauan gue, di sini gue cuma menjalankan perintah. Harusnya dari awal lo udah harus mikir kalau cewek lo bisa celaka karena ulah lo sendiri!"

Perkataan Ferdian membuat Ardes terdiam sejenak. Rahangnya langsung mengeras dengan kepalan tangan yang semakin erat menggenggam kayu balok di tangannya. Ada sebuah perasaan yang tidak bisa Ardes gambarkan setelah mendengar deretan kalimat itu.

"Ternyata lo terlalu bodoh buat milih cewek itu dari pada orang tua. Selama ini yang besarin lo siapa kalau buat Ayah lo sendiri? Tapi begini cara lo balas semuanya?" ujar Ferdian menghakiminya. "Emang lo seyakin apa kalau cewek lo beneran tulus?"

"Maksud lo apa? Jangan asal ngomong!" gertak Ardes, lalu melempar balok kayu itu ke dinding dekat Ferdian berada hingga patah menjadi dua bagian, hal itu sanggup membuat Ferdian meneguk ludah, ia tahu bahwa tindakan Ardes tadi adalah sebuah peringatan untuknya.

HARDES (SUDAH TERBIT) Where stories live. Discover now