26 • KEPASTIAN

135K 12.4K 3.7K
                                    

YANG NUUNGGUIN MANA NIH ?

JANGAN LUPA VOTE DAN KOMEN YA !

Kalian udah share cerita ini belum ke temen-temen kalian? YUK BAWA PASUKAN YUKK !!! 🔥🔥🔥

FOLLOW WAJIB :

@keivazro
@coretan.vira

@ardes.delvian
@hazelpriyanka
@dirgentazeus
@chic_osebastian
@ni_ezraa
@panjisayangkamu
@bejoanakbunda
@heraasterla
@bintangmichella_

Selamat membaca para haluan Ardes ❤❤❤

26. KEPASTIAN

"Hadirnya itu berharga, dan diam adalah caraku menjaganya"

~Ardes Delvian Dihantara~

°°°°


°°°°°

"Kenapa lo diem terus? Kok gak ikut ke kantin bareng temen-temen lo?" Tristan beralih duduk di kursi sebelah Hazel yang kosong karena Bintang sedang pergi ke kantin bersama Hera dan Karin.

Hazel tidak menyahut. Ia sibuk menggambar sesuatu di buku tulisnya. Sejak dua minggu yang lalu Hazel memang lebih pendiam dan suka menyendiri. Tristan tidak menyia-nyiakan kesempatan ini. Cowok itu semakin gencar mendekatinya. Tetapi Hazel hanya diam. Tidak berkomentar apapun.

"Jangan sedih mulu. Gue lebih suka liat lo ketawa dan marah-marah kayak biasanya. Itu lebih cantik." ucap Tristan.

"Apaan banget deh lo. Gombal aja terus," cibir Hazel kesal.

Tristan terkekeh pelan. "Jadi lo begini karena Ardes? Emangnya lo belum baikan sama dia?"

Hazel menghela napas lalu bergeleng.

"Udah jangan galau, lagian perempuan itu harusnya dikejar bukan mengejar. Jangan perjuangin orang yang gak mau lo perjuangin. Itu percuma, gak akan dapet." ujar Tristan menasihati.

"Yang penting jangan buat diri lo berubah hanya karena seseorang. Jadi diri lo sendiri itu lebih baik." kata Tristan membuat Hazel menoleh menatap cowok itu.

"Gue bego ya perjuangin dia?" tanya Hazel.

"Gak. Ardes yang bego sia-siain lo." jawab Tristan. "Pokoknya lo harus balik ceria lagi ya? Jangan berubah kayak tadi. Lo bukan Hazel yang gue kenal. Si macam betina."

"Enak aja macan betina!" Hazel memukul ringan lengan Tristan.

"Terus apa? Bebek?" kata Tristan kemudian mereka berdua tertawa bersama.

Tristan tersenyum. "Nah, gitu dong. Baru keliatan cantiknya. Heran banget, kenapa cewek secantik lo disakitin? Sini lah gue hajar yang berani." Lagi-lagi Hazel tertawa mendengar ucapan Tristan.

"Nanti mau pulang bareng?" tanya Tristan.

"Boleh kalau gak repotin,"

"Dengan senang hati tuan putri,"

Hazel tersenyum kecil. Bolehkah ia merasa nyaman berada di dekat Tristan? Setidaknya Tristan tidak menyakitinya, justru cowok itu yang menghiburnya belakangan ini.

HARDES (SUDAH TERBIT) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang