KANAYA 2

107K 5.5K 222
                                    

Kana mengerjap lalu terdiam cukup lama sebelum bangkit untuk duduk.

Kana rasanya masih tidak menyangka dirinya benar benar bertransmigrasi, atau ia berhalusinasi?.

Kana mencubit pipi nya berharap tersadar, namun saat ia mengedarkan pandangannya, semuanya tetap sama.

Kana termenung kala mengingat kehidupan lamanya.

Di kehidupan nya yang lalu Kana adalah anak tunggal, membuatnya diberikan banyak beban dan tanggung jawab, terlebih orang tuanya menikah karena perjodohan, Kana seperti di ciptakan hanya untuk menjadi pewaris, ia tidak benar benar diinginkan.

Yang membuatnya bertahan adalah Revin, laki laki yang selalu bersikap lembut dan manis, benar benar laki laki penyayang.

"Gue udah mati ya?" Kana mendongak, untuk menghalau air matanya yang hendak turun.

"Revin pasti nangis kaya orang gila nih" Kana terkekeh sambil mengusap air matanya pelan.

Kenapa Kana berkata seperti itu? jawabannya adalah karena Revin paling tidak bisa melihatnya terluka, ia akan marah dan menangis, apalagi jika ia mati kan?.

Melirik pada jam yang tergantung di dinding yang menunjukkan pukul tujuh malam, kana bangkit ke kamar mandi untuk bersih bersih, ia akan melangkah maju, walaupun ia tidak akan pernah melupakan Revin, pria itu akan abadi di dalam hatinya.

Sesudah berganti piama kana akan beranjak kebawah namun pintu sudah terbuka menampilkan ibundanya tercinta yang sedang membawa nampan makanan.

"Loh, udah sembuh?" Fiona mendekat lalu menaruh nampan di meja depan sofa.

"Aku makan di bawah aja ma" Kana membalas ucapan Fiona sambil mendekat

"Ga pusing emang kalo ke bawah?" Sepertinya Fiona masih kekeh untuk membiarkan Kana makan di kamar.

"Udah sembuh" lalu segera menggandeng ibunya ke bawah untuk makan malam bersama yang lain.

Kana ingin melihat keluarga barunya itu seperti apa.

Perhatian di meja makan segera teralih pada kana yang berjalan sambil menggandeng Fiona.

"Udah sembuh emang?" Sang kepala keluarga Reynand atnan calash bertanya sesaat kana sampai di meja makan.

"Em" kana membalas sambil mengangguk kan kepala nya, sebenarnya kana hanya ingin mengangguk tapi ia ingin berubah sedikit.

Lebih banyak interaksi dengan keluarga dan sahabat rasanya tidak akan terjadi masalah kan?.

"Susah emang pa dibilangin nya" kali ini Fiona yang menyahut sambil duduk di meja samping Reynand.

Di meja makan ini sekarang lengkap hanya tinggal Vania si anak bungsu yang belum bergabung.

Ada Rayvar Fabian calash, Riquelna calash, dan Rayhan Libia calash.

Kanaya bukan anak bungsu melainkan anak ketiga dimana masih ada Riquelna sebagai bungsu, namun itu segera berubah saat dimana Vania datang kerumah ini.

Vania radina calash.

Riquelna dan Vania ada di tahun yang sama hanya berbeda bulan, jika quelna lahir bulan Agustus maka Vania lahir bulan akhir, yaitu Desember.

Quelna sangat membenci Vania, selain karna Vania benalu dirinya juga membenci Vania karna merebut kasih sayang orang tuanya.

Sebenarnya Fiona dan Reynand tidak pernah membedakan antara anak anaknya dan Vania.

Hanya saja anak anak nya berpikir seperti keluarga besarnya, yaitu Vania tidak lebih dari seorang benalu.

Itulah yang membuat Reynand dan Fiona memberikan perhatian ekstra untuk putri dari mendiang sahabatnya itu.

KANAYA (REVISI)Donde viven las historias. Descúbrelo ahora