KANAYA 31

39.6K 2.9K 276
                                    

"Apa apaan kamu?" James menghampiri Laura yang nampak masih syok.

"Saya yakin, anda tau siapa saya" geo duduk dengan santai.

"Maka saya akan melakukan apapun untuk melawan mu"

"Hahaha, bagaimana dengan kehancuran perusahaan mu? Itu akan sangat menyenangkan"

"G-ge" Kana ga ngerti apa apa, tapi serius ini geo nyeremin bngt.

"Ssttt bentar, mau maen maen dulu" geo berbisik pada Kana.

"A-aku gamau hidup susah" Laura memeluk james.

"Iya, biar aku yang urus"

"Jadi?" Geo mengangkat alisnya.

"Ayo bernegosiasi"

"Bersujud dan meminta maaf saya rasa tidak sesulit itu"

"K-kamu! Saya akan bekerja sama dengan keluarga dawangsa, kamu akan kalah!" Sebenarnya Laura sudah sangat ketakutan, dia benar benar tidak siap untuk hidup miskin.

"Yakin bisa mengalahkan pria tua itu?"

"Saya akan berbicara dengan jason, sekarang pergilah"

"Tidak sebelum dia bersujud" geo menunjuk Laura dengan berani.

"Jangan lupa kau ada di kediaman ku saat ini"

Beberapa orang berjas mulai mengelilingi geo.

Geo menekan sesuatu di ponselnya, lalu tidak lama kemudian terdengar suara helikopter di atas kediaman ini, perlahan rumah ini di kelilingi orang orang bersenjata.

"Nah sekarang apa?" Geo mengerjapkan matanya sok polos.

"Haruskah aku bakar? Atau meledakan bom disini?"

"Ge ayo balik" Kana berbisik pada geo.

"Bentaran lagi seru ini, ngemil dulu nih" sempat sempatnya pula geo menaruh piring cake di paha Kana.

"Satu" geo tiba tiba menghitung, membuat semua orang disana ketakutan.

"Dua"

"Tiga"

DORRRRRRRR

"Surprise!!!"

Semuanya diam, mencerna apa yang sebenarnya terjadi.

Yang keluar dari senjata itu bukan peluru, melainkan sesuatu seperti yang ada di pesta ulang tahun, apa ya namanya?

"Hehehe peace, becanda oma opa, saya kan calon mantu yang baik dan sopan, ga mungkin lah kaya gitu"

Prakkkkk

Hampir saja kepala geo bocor terkena lemparan gelas dari opanya Kana.

"Dasar menantu tidak punya akhlak! Berani beraninya!"

Berbeda dengan James, Laura masih mencerna semuanya, ia masih tidak mengerti.

"Oma kaget banget ya mana coba sini geo liat luka nya" geo mendekat, lalu berjongkok, setelah itu memanggil orang nya untuk mulai mengobati Laura.

Geo bangun lalu berbisik pada Laura.

"Berdamai? Aku sedang berbaik hati"

"Ah tunggu, kau tidak bisa menolak, karna aku bisa menghancurkan mu kapan saja"

Dengan cepat Laura mengangguk.

"Good" Geo tersenyum tanpa beban pada laura, lalu kembali duduk pada tempatnya.

"Psikopat gila" Laura berbicara sangat pelan sambil menatap geo.

"Ini pada syok banget apaya? Duduk napa duduk kaga pegel emang"

KANAYA (REVISI)Where stories live. Discover now