KANAYA 33

38.8K 2.2K 253
                                    

Kana saat ini rasannya benar benar ingin tenggelam, image yang selalu di jaga nya seakan hancur begitu saja.

"Gpp na santuy, ntar jga pda lupa tu orng" fana menyeletuk, bosan melihat Kana yang uring-uringan

"Santuy pala lo peang!" Kana mendengus.

"Si geo emng sialan, liatin aja lo kampret!"

Kana memilih bangkit, nggan untuk melanjutkan tingkah abstrut nya.

Saat di perjalanan Kana berpapasan dengan vaira, vaira tersenyum menyapa, Kana tidak menghiraukan nya, melirik pun tidak, tatapannya lurus ke depan.

Kana nggan dekat dengannya, rasanya walaupun terlihat baik, ada sesuatu yang aneh pda gadis itu.

Kali ini Kana berpapasan dengan akra, Kana benar benar menahan diri untuk mengumpat, rasanya hari ini benar benar sialan.

"Na, nanti ikut gue ya" akra berdiri tepat di hadapannya.

"Kemana?" Kana mengangkat alisnya saat merasa dia tidak ingin menjawab apapun, sepertinya saat ini dia sedang di panggung?

"Ada, nanti balik sekolah gue ke kelas lo" akra mengusap kepala Kana lembut.

"Hm" Kana mengangguk mengiyakan, tangannya pun tidak bisa menepis tangan akra, jadi Kana hanya diam.

Kana tidak ingat ada adegan seperti ini, ah ingatan nya semakin memudar tentang cerita novel itu, sepertinya karna Kana terlalu melenceng dengan alur.

Tiba tiba pandangan Kana mengabur berdirinya tidak lagi tegak dan pandangan nya gelap begitu saja.

Kana membuka mata, lalu pandangan nya memutari tempat ini, Kana saat ini ada di depan sebuah cafe, yang Kana hapal betul.

Seperti dugaannya, akra dan vaira keluar dari cafe tempat vaira bekerja, tidak ada yang aneh selain Vania yang berdiri tidak jauh dari vaira dan akra, menatap mereka tanpa minat, yang Kana lihat Vania sibuk mengetuk ketukan heels nya pada jalan.

Tapi ada yang lebih aneh disini, kenapa bisa Kana berada disini, Kana tidak pikun, ia ingat jelas tadi berada di koridor bersama akra, kepala nya berdenyut nyeri, Kana merematnya dengan kencang, seakan akan menghancurkanya.

Lagi, Kana terjatuh cukup kencang, kali ini Kana merasakan sakitnya, kana tidak kehilangan kesadarannya kali ini, Kana sadar saat perlahan keramaian mulai terdengar di telinga nya.

"Na.."

"Hei wake up"

Kana merasakan tepukan pada pipinya, dan dengan perlahan Kana membuka matanya, cukup sulit, seperti ada yang membuat kedua matanya menempel.

Hal pertama yang dilihatnya adalah akra yang menatap nya khawatir, dan beberapa orang di belakang nya.

"Gue panggil dokter dulu" akra bangkit, namun Kana menahannya.

"Gue kenapa?" Kana berbicara dengan suara yang nyaris ta terdengar.

"Lo masuk rumah sakit lagi, kecapean"

"Gue panggil dokter dulu bentar" akra berlalu keluar

Kana menatap langit langit kamar inapnya, dan menutup matanya, sama sekali tidak menghiraukan keluarganya yang bertanya bagaimana keadaannya.

"Ge.." lirih Kana.

Saat ini Kana benar benar khawatir, Kana tidak mengerti apapun, apa Kana mengacau? tidak Kana tidak melakukan apapun yang berhubungan dengan alur, seharusnya tidak ada masalah.

Selain mengkhawatirkan alur novel yang perlahan mulai Kana lupakan, Kana juga khawatir dia akan melupakan geo, rasanya Kana tidak bisa, Kana tidak ingin kehilangan lagi, seperti Kana kehilangan dia di kehidupan lalu nya...

KANAYA (REVISI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang