KANAYA 32

39.6K 2.6K 120
                                    

Hari ini Kana berangkat ke sekolah seperti biasa, tidak ada yang berubah meski ia sudah menjadi kekasih geo, geo tetap menjengkelkan, dan Kana tetap kaya.

Di kelas Kana membaca buku dengan tenang, malas bergabung bersama yang lain yang tengah sibuk mengobrol dan bercanda.

"Na"

Kana mendongak, akra berdiri cool di samping nya.

"Hm?"

"Ehem, basket"

Kana mengangkat sebelah alisnya saat melihat kedua telinga akra memerah, em malu?

Kana seperti lupa bahwa akra punya malu jadi ia sedikit terkejut, karna akra akhir akhir ini seperti orang yang tidak punya malu.

Kana melirik jam stroberi yang melingkar cantik di tangannya, saat melihat jam menunjukkan pukul 07:15 Kana memutar bola matanya malas, seharusnya akra mengajak vaira, karna nanti Vani akan membully ira.

"Malas"

"Dasar kucing pemalas" akra menghela nafas lalu mengusak rambut Kana.

Kana tidak menepis tangan akra, ia lebih memilih melanjutkan membaca materi untuk pelajaran nanti, selamat mencontoh!

Cukup lama setelah akra meninggalkan kelasnya, terdengar keributan dari bawah sana, kebetulan jendela di sebelah kana dibuka, jadi samar samar keributan dari lapangan masih terdengar.

Kana menutup buku, lalu memfokuskan pandangan dan pendengaran nya pada keributan di bawah sana.

"Lo tuh gatau malu tau gak!"

"Yang gatau malu itu lo vania!" Akra membentak Vania.

Selama ini sepertinya akra belum pernah membentak atau berbuat kasar pada Vania, kesabarannya mulai hilang sepertinya.

"Kak.." Ira memegang sebelah tangan akra, Ira merasa tidak seharusnya akra seperti itu.

"Lo diem!" Vani menunjuk Ira.

"Lo!!!" Urat urat di wajah akra mulai terlihat jelas, sepertinya pria itu memang sangat emosi.

"Selama gue masih mandang lo adik dari Kana sama ray, mending jaga kelakuan lo" akra menarik Ira berlalu meninggalkan lapangan, sepertinya untuk mengobati luka gores pada lutut dan sikut ira, pasti hasil dorongan Vani.

Vania mendongak dan tidak sengaja bertatapan dengan Kana, tatapannya datar.

Kana yang nggan melihatnya terlalu lama melengoskan wajahnya untuk kembali membaca buku.

"Tatapannya, aneh.."

Terdengar kehebohan sesaat fana memasuki kelas, semua orang mengerubungi nya, mencari informasi apa yang tadi terjadi.

Kedua temannya yang lain sesegera mungkin menghampiri Kana, benar-benar malas untuk bergabung bersama fana.

"Eh itu ade lo gil—"

"Ade gue satu" Kana memotong ucapan kay.

"Eh iya, maksud gue itu si Vani bikin gedeg banget anjir, gua aja yang liat gedeg, pen gua hajar"

"Adu mekanik aja kay, katanya vani juga jago bela diri kan na?" Ila menimbrung

"Hm"

"Jago sih, tapi bukan tandingan gue"

"Anjay kelaszz"

"Heh, Tau dari mana lo begituan la!"

"Toktok hehe"

"Aplikasi sesat ajg!"

"Lo berdua diem bisa ga? Ganggu"

Keduanya bertatapan lalu mengangkat jari tanda peace, Kana hanya memutar bola matanya malas.

KANAYA (REVISI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang