>Papa!<

38.8K 2.9K 261
                                    

.

.

.

   Ethan termenung. Menatap langit langit kamar, saat Kevin sudah menutup pintu kamar. Tadi kakak ketiganya memandikannya terlebih dahulu dan memakaikannya pakaian hangat.

Iya hangat, sweeater kuning dengan gambar bunga matahari di dada kanannya. Hangat di atas tidak dengan bawah nya.

Ia tetap di pakaikan celana yang biasa bang Sagara pakaikan.

Ethan malu, ini terlalu pendek. Tapi mau bagaimana lagi? Menolak? Tidak!

Di tatap se intens Rangga menatapnya saja ia sudah bergetar takut, apalagi membangkitkan amarah mereka.

Ia tidak akan pernah berani untuk. melakukan penolakan.

   Tangan kecilnya memasukan botol dot yang tadi sudah di buat oleh bibi dapur, kakinya ia naikan ke atas ranjang.

Ia berpikir, mengapa sudah SMA saja ya? Umur dirinya masih kecil. Tapi saat tadi pelajaran di mulai ia agak agak mengerti.

Pintu kamar terbuka, membuat Ethan menoleh ke arah sumber suara.

"Honey .. "

 Ethan mengangkat kedua tangan saat kakak ketiga menaruh lengannya di antara kedua ketiak.

Kevin tersenyum, adiknya sudah berisi. Pipinya mulai chubby, bokong yang dulu jika memangkunya terasa seperti tulang sekarang lebih empuk.

Tangan itu juga gemuk, bertambah lucu. Cocok dengan kepribadiannya.

Ia begitu memuja makhluk di pelukannya.

  Kevin mengecup bibir mungil yang berasa susu coklat itu. Lalu menjilat bibir bawah adiknya sambil tertawa kecil.

Ia mengecap bibirnya, "rasa coklat .."

Di balas kikikan geli dari si empu, "Ethan, baru aja minum susu." 

Anak ketiga dari Alex itu makin mendekap tubuh mungil di pangkuannya, setelah ia menyalakan televisi.

"Urhm! Sesak! Kakak!"

Kevin terkekeh. "Kamu sangat imut, cantik, indah, lucu."  Ya terus saja kau puji Kevin, kalian makhluk yang sama.

Kepala mungil itu menggeleng ribut.

"No! I'm handsome! Seperti Abang dan Mas ... juga papa."

Kevin mendatar kan wajahnya, "lalu? Kakak? "

"Eum ... Kakak juga, tampan! Seperti pangeran! Ethan suka pangeran "

"Really? Aku bisa jadi pangeran untuk mu, just for you .. honey. Di masa depan kamu mau hidup dengan pangeran?"

Ethan tersenyum manis, jemari kecilnya menangkup wajah kakak ketiganya. Dongeng yang selalu bunda ceritakan, masih terbekas di otaknya bagaimana keren dan tampannya pangeran menyelamatkan seorang putri cantik.

Ia mengangguk semangat.

"Em!Em! Ethan mau pangeran!"

"Sure, honey. Maka hiduplah selalu bersama Kakak, kita akan hidup bersama, dimana?"

"Istana!!"

 Tubuh kecilnya melonjak senang, membuat celana yang memang sudah pendek menampak kan sedikit celana dalamnya.

"Jaga mata mu, dude!"

Seseorang di pangkuannya membeku, mungkin terkejut mendengar nada dingin yang ia keluarkan.

E-than ✔Where stories live. Discover now