>Paham?<

30.7K 2.6K 88
                                    

.

.

.

  Hari ini cerah seperti biasanya, badan mungil yang berbalut seragam sekolah itu juga sama cerahnya. Senyumnya terus terkulas tanpa lelah, menyambut mentari yang sudah lebih dulu hadir.

Setelah mengoleskan minyak telon dan minyak rambut bayi di kepala adiknya, Sagara merapihkan seragam juga bedak di wajah Ethan.

pria dewasa itu tetap suka, memanjakan adik bungsunya meski itu sudah tidak perlu.

"Sudah."

Lalu mengangkat badan mungil itu untuk masuk ke gendongannya, ia tak ingin jika adiknya harus menapak di lantai yang dingin.

bisa saja adiknya terjatuh, atau terpeleset di lantai yang licin.

"Sudah mandi?"

Alex baru saja mengecup pelipis anak bungsunya saat melihat Sagara membawa beban yang tentu saja adiknya. Beban tubuh.

"Udah," Cicitnya.

Seperti biasa mereka sarapan dengan tenang, dan Sagara tidak akan membiarkan adiknya duduk sendirian di kursi yang lain.

"Honey, ayo kita berangkat."

Sebelum menurunkan adiknya dari pangkuan, Sagara mengecup sudut bibir Ethan lalu mengelus pipi yang bertambah volumenya itu.

"Rasa susu."

Ethan tersenyum, kaki kecilnya ia langkahkan mendekati sang papa yang sudah merentangkan tangannya.

Alex memeluk si bungsu dengan gemas, menciumi bau harum yang menguat dari tubuh anaknya.

Ethan terkikik geli, "sudah, papaa.."

Setelah mendapat kecupan kecupan gemas dari Alex, Ethan mengecup pipi kanan mas nya yang masih sibuk mengunyah.

"Semangat, sweety."

><

"Kakak ke kelas ya? Nanti ketemu di kantin bareng Ray sama Havid, key?"

Kevin mengelus puncak kepala adiknya, rambut cokelat madu itu terasa lembut juga halus di tangannya. Wangi melon pun ikut menyeruak menyegarkan penciuman.

"Kay! Ethan janji ketemu di kantin-!"

Yang lebih kecil menyodorkan jari kelingkingnya, matanya menyorot penuh harap agar sang kakak mau melingkupi jari kecilnya.

"Siap, kakak duluan."

Manik boba itu mengedarkan pandangannya, lalu berjalan riang menghampiri meja di pojok ruangan saat melihat Havid juga Ray yang melambai.

Di perjalanan banyak yang menyapa, mulai dari perempuan juga laki laki tapi Ethan hanya tersenyum karena tidak terlalu menghafal mereka.

Bahkan ada yang terang terangan mencubit pipinya sambil berteriak gemas.

"Huum~ wanginya~" Havid dengan sigap meluk tubuh temannya, sambil menghirup tengkuk Ethan yang wangi minyak telon.

"Udah!" Rengekan itu membuat Ray terkekeh, satu tangannya terangkat untuk mengusak rambut cokekat yang terasa halus di tangannya.

"Utututu lucunyaaa~"

><

Sesuai janjinya dengan sang kakak, Ethan menggandeng kedua telapak tangan temannya, mengajak mereka makan di kantin.

E-than ✔Where stories live. Discover now