>Tuan kumbang<

24.6K 2.3K 155
                                    

.

.

.

   Setelah sarapan bersama, Kevin menarik adiknya untuk di ajak ke taman belakang villa, meninggalkan Sagara dan Rangga yang sibuk membersihkan piring kotor.

Di taman ini memang banyak mainan, mulai dari ayunan, perosotan juga jungkat jungkit. Maklum Sagara selalu memperlakukan Ethan seperti anak kecil.

Tapi memang masih kecil, sih.

"Kakak, itu apa?"  Telunjuk lentiknya menunjuk daun daun, matanya berbinar cerah.

"Itu namanya kumbang, lucu ya?"

Ethan mengangguk, "Cantik, warnanya merah hitam."

Kevin menyerngit, "Tapi Ethan lebih cantik."

Yang lebih muda tidak memperdulikan perkataan kakak ketiganya, ia lebih memilih menatap hewan kecil yang menarik perhatian.

Sedari kecil ia tak pernah melihat hewan ini, jadi ini pertama kalinya. Ethan kecil memang jarang keluar rumah semenjak orangtuanya masih hidup.

"mm.. boleh pegang?"

Kevin menggeleng, tidak mungkin ia membiarkan kulit adiknya di sentuh oleh tuan kumbang. Sebelum menginjak rumput saja Kevin memakaikan kaus kaki dan sandal bulu ke kaki adiknya.

"Kenapa tidak boleh?" Suara itu mencicit, bukannya membuat Kevin merasa bersalah justru malah tersenyum senang.

"Tidak boleh honey, Nanti kamu bisa di gigit, kumbang itu ada racunnya."

"Um, Ethan gak jadi mau pegang," Tubuh mungilnya berbalik memeluk Kevin, ia ingin menyentuh hewan kecil yang terlihat sama sekali tidak berbahaya.

Tapi jika mereka bilang itu tidak boleh, Ethan akan percaya jika itu berbahaya.

Ia tidak pernah tau, bahwa kebohongan itu untuk mendapatkan perhatiannya.

Kevin mengelus tengkuk adiknya, tersenyum miring menatap hewan kecil itu dengan wajah pongah.

Bibirnya bergerak, seolah mengatakan sesuatu.

Aku menang hewan lemah.

"Kakak, liat bunga di sana."

"Ayok."

  Kevin menggandeng lengan adiknya dengan erat, berjalan menuju tempat banyaknya bunga yang tumbuh.

Sepertinya Sagara menyewa orang untuk mengurus tanaman disini.

Ethan melepas genggaman Kevin, ia berjongkok menatap bunga matahari dengan penuh binaran. Bunga lainnya pun ia sentuh sedikit dengan telunjuk.

Kurva tipisnya tersenyum lucu, kadang kekehan gemas keluar dari celah bibirnya.

 Kevin terpaku, rasanya sangat tidak adil melihat adiknya bersama bunga dan tersenyum manis seperti itu.

Ia berpikir mereka makhluk yang sama, jadi rasanya tidak mungkin jika Ethan di buat seindah ini.

Jika adiknya di padukan dengan bunga, rasanya menggapai sang adik sangat mustahil. Tapi Kevin, baru kali ini merasa bersyukur bahwa makhluk indah itu adalah adiknya. saudaranya. miliknya.

Kevin langsung mengangkat tubuh mungil itu, berlalu pergi meninggalkan taman dan rengekan Ethan.

Anak SMA itu membawa Ethan menuju kamarnya, lalu mengunci pintu dan merebahkan tubuh yang lebih kecil di ranjang.

Kevin berada di atas tubuh itu, mengukung Ethan dengan tatapan intens.

Kedua lengannya tepat di setiap sisi wajah Ethan, kedua kaki adiknya di kunci pergerakan dengan kaki yang lebih besar.

E-than ✔Where stories live. Discover now