[12] nasi goreng udang

31.4K 2.6K 20
                                    

Pagi menjelang Amara mulai berkutat dengan bahan masakan yang ada di depannya. Jika kalian tanya Nana dimana, maka jawabannya adalah dia sedang kepasar untuk membeli beberapa bahan masak yang sudah habis.

Amara mulai memotong udang dengan ukuran yang bisa dibilang cukup kecil-kecil ditambah dia juga menambahkan sedikit potongan sosis dadu yang sangat sama ukurannya dengan udang tadi.

Niatnya adalah membuat nasi goreng udang dan juga beberapa tambahan bahan lainnya. Dia membuat cukup banyak karena untuk bekal Anta yang hari ini memiliki jadwal jam olahraga sebelum keluar main-main.

Nasi goreng udang buatan Amara sudah terhidang dimeja makan. Nampak sedikit asap yang masih menyembul dari atas nasi itu. Tibalah saatnya dimana Arkan dan Anta turun. Jika biasanya mereka akan berjalan santai maka berbeda dengan kali ini, keduanya nampak terburu-buru menuruni satu persatu undakan anak tangga.

Keduanya tak langsung menuju meja makan tapi langsung berjalan menuju pintu keluar. Amara yang melihat itu langsung saja menghadang kedua orang itu sebelum benar-benar keluar.

"Eh berhenti dulu, sarapannya belum dimakan main asal pergi aja" Ucap Amara merentangkan tangannya pada pintu yang nampak terbuka.

"Saya lagi buru-buru karena ada meeting pagi ini dan juga saya harus bertemu klain yang cukup penting" Ucap Arkan.

"Kan bisa nyempetin buat sarapan dulu sebelum pergi"

"Saya tak punya banyak waktu untuk sarapan" Arkan berulang kali melihat jam pada tangannya.

"Kalau gitu tunggu bentar aku ambilin bekal aja buat kalian berdua. Kalau nggak sarapan dirumah minimal sarapan di kantor sama sekolah" Ucap Amara berjalan menuju dapur untuk mengambil bekal untuk kedua orang yang katanya terburu-buru itu.

"Nih, dimakan. Jangan cuma dibawa" Amara menyerahkan satu kotak bekal untuk Arkan dan satunya lagi untuk Anta.

"Anta makan yang banyak ya, biar kuat waktu jam olahraga"

"Iya"

Kedua lelaki dengan umur berbeda itu melangkah keluar dari dalam rumah menuju garasi dimana mobil milik Arkan terparkir. Saat mobil itu keluar dan berjalan Amara melambaikan tangannya kearah sana walau tak mendapat balasa.

Langkah Amara kembali masuk kedalam rumah. Karena dirinya masih ada hal yang perlu dilakukan.

•••••

Arkan baru saja sampai dikantor dan langsung dihampiri oleh Alta yang memegang beberapa berkas di tangannya. Nampak laki-laki itu dengan setelan jas hitamnya berjalan menghampiri Arkan.

"Kita harus segera keruang meeting, mereka akan segara datang" Arkan mengangguk lalu mengikuti langkah Alta menuju ruangan meeting yang berada dilantai delapan kantor.

Sekitar satu jam setengah mereka menghabiskan waktu untuk membahas proyek baru dan selanjutnya Arkan harus bertemu dengan salah satu klien yang berasal dari turki. Selama pertemuan itu pula Arkan hanya meminum sedikit kopi dan tidak memakan makanan lainnya.

"Akhirnya kelar juga" Ucap Alta yang berjalan beriringan dengan Arkan. Tujuan mereka sekarang adalah ruangan milik Arkan yang berada dilantai paling atas.

"Mau gue order makanan nggak? Soalnya gue lagi laper banget"

Arkan melirik Alta yang duduk disofa dengan sebuah ponsel yang berada ditangannya "gue bawa bekal" Jawab Arkan seraya mengeluarkan bekal yang diberikan oleh Amara tadi.

"Bekal? Kayak anak SD pakek segala dibekali" Ejek Alta melihat kotak bekal berwarna putih yang kini sudah berada diatas meja milik Arkan.

"Lah, gue dibekali sama istri kalau lo dibekali sama siapa?"

Istri Mas Duda  [End]Where stories live. Discover now