[35] kembali bertemu

37K 3.3K 165
                                    

Di kantin terlihat dua orang yang mengisi meja yang ada ditengah. Disaat sebagian orang berada didalam kelas mereka malah asik makan-makan di kantin tanpa ada gangguan, karena bisa dibilang hanya mereka yang mengisi meja kantin yang kini tengah kosong.

"Tadi gue denger suara Anta" Ucap Amara memecah keheningan yang melanda diantara mereka berdua selama makan.

Seolah tak merespon Kelvin terus memakan makanannya tanpa mau menoleh sedikitpun kearah Amara. Ingin marah tapi tak ada alasan karena Kelvin mendiami dirinya.

"Kel, tadi gue nggak sengaja denger suara anak-anak yang mirip sama Anta. Terus dia manggil nama gue 'mama Mara' gitu" Jelas Amara sambil memasukkan satu bakso kedalam mulutnya.

"Gue nggak lagi halu 'kan?"

Kelvin menghela nafas berat lalu memandang Amara dengan tatapan datar. Entahlah hatinya sakit dan takut kehilangan atas gadis di depannya itu.

"Kalau gue bilang itu beneran mereka lo percaya?" Tanya Kelvin balik menatap Amara sebentar lalu kembali menunduk memakan nasi goreng di depannya.

Amara mengangguk yakin "gue percaya, gue nggak mungkin salah denger 'kan, kalau itu bener-bener Anta. Kalaupun itu cuma haluan gue, gue tetep senang karena denger suara dia, apalagi dia manggil gue Mama"

"Panggilan yang sedari dulu gue mau denger dari mulut Anta" Lanjutnya sambil tersenyum manis. Huhu, sepertinya dia kembali teringat kenangan masa lalu yang ada sakit dan senangnya itu.

Tiba-tiba Kelvin bangun hingga menghasilkan suara decitan bangku dengan lantai. Tatapan yang ditunjukkan oleh laki-laki didepan Amara sekarang sangat berbeda, ada tatapan marah, sedih dan kecewa disana, tapi Amara tak apa yang membuat Kelvin seperti itu.

"Ra, gue ke kelas dulu. Baru ingat gur kalau ada mata pelajaran Pak Jaidi sekarang, gue duluan" Setelah menyelesaikan ucapannya Kelvin langsung pergi dari sana tanpa ada niatan menatap Amara.

Melihat kepergian Kelvin yang begitu tiba-tiba membuat Amara bingung, apa dirinya ada salah sampai membuat Kelvin seperti itu. Perasaan tidak ada deh, pikir Amara dengan kerutan di dahinya.

"Kenapa dah sama tuh orang, perasaan moodnya mudah banget buat berubah, seharusnya 'kan gue yang kayak begitu" Monolog Amara dengan cepat menyelesaikan makannya lalu beranjak untuk kembali kedalam kelasnya yang siapa tahu malah sudah masuk dosen tadi yang sempat izin, 'kan tidak ada yang tau.

Tak butuh waktu lama kini Amara sudah berada didepan kelasnya, masih sama tetap kosong tanpa adanya dosen sama saat dirinya meninggalkannya tadi. Dia kembali masuk lalu memilih untuk duduk di bangku bagian belakang paling pojok.

Merebahkan kepalanya diatas tas berniat untuk memejamkan mata sebentar sambil menunggu masuknya dosen selanjutnya yang juga jadwalnya berurutan hari ini.

"Nel, nanti bangunin gue ya kalau dosennya datang" Neli mengangkat tangannya membentuk tanda oke lalu Amara melanjutkan tidurnya.

•••••

"Eh itu bukan sih dosen barunya" Tunjuk Neli yang berada didepan pintu dan melihat seorang laki-laki dengan balutan kemeja hitamnya melangkah menuju kelasnya.

"Iya, itu dosennya!"

"Woy, tuh dosen masuk ke sini! Buru duduk dah" Teriak Neli dan langsung ngacir ke bangkunya sampai lupa membangunkan Amara yang sepertinya sudah terlelap.

Bener saja bertepatan saat suara sepatu tiba didepan kelas mereka disana pula nampak seorang laki-laki dengan balutan kemeja hitamnya begitu cool masuk kedalam sana membuat sejumlah mahasiswi memekik tertahan agar tak membuat keributan.

Istri Mas Duda  [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang