[33] kembali pada kehidupan dulu

35.3K 2.9K 124
                                    

Keadaan Amara perlahan membaik setelah melakukan sejumlah perawatan lainnya. Dimata anggota tubuhnya sedikit kaku karena habis mengalami koma, walau cuma beberapa minggu tapi itu berdampak pada tubuhnya.

Sekarang disinilah Amara berada, di gazebo yang ada dibelakang rumahnya dan juga terdapat sebuah kolam renang yang langsung mengingatkannya pada kejadian yang pernah dia alami entah sudah berapa lama. Dirinya juga bingung menjabarkan waktu yang dirinya alami dulu dan sekarang.

Yang jelas dia masih sangat ingat kejadian itu dan ini semuanya tak lain dan tak bukan adalah ulah wanita yang sayangnya pernah ada hubungan dengan Arkan-suaminya, bolehkan Amara menganggapnya sebagai suami disaat dirinya sudah tak berada disamping orang tersebut? Haha, mungkin dirinya sudah gila karena masih mengharapkan kehadiran Arkan disisinya untuk selamanya, mungkin...

Anta, satu nama yang kini sangat sering muncul dalam benaknya. Apakah anak itu baik-baik saja sekarang? Memang tak ada yang bisa Amara harapkan selain kebahagiaan kedua orang yang sudah menjadi sebagian hidupnya dan sekarang sebagai hidupnya telah hilang digantikan dengan kehampaan.

Beralih pada Refan yang tengah memandang kakaknya lewat pintu kaca yang mengarah langsung ke kolam renang. Satu mangkuk sereal berada dalam tangannya, padahal ini bukanlah jam sarapan tapi dirinya ingin memakan sereal dengan susu coklat. Hingga suara maminya membuat dia terpaksa pergi untuk menghampiri sang mami dan meninggalkan kakaknya yang tengah termenung, yang dia takutkan adalah kakaknya kesambet setan lewat nantinya. Kan seremmm!

"Refan!"

"Iya mi" Refan berjalan menuju sang mami yang berada di ruang tamu dengan sebuah toples kue coklat di tangannya.

"Itu ada tamu, tolong kamu buka kan pintu sebentar" Refan menjatuhkan rahangnya mendengar ucapan mami. Hey kenapa mami malah memanggilnya disaat dia berada tak jauh dari pintu utama, kenapa malah menyuruh dirinya yang berada dipintu belakang.

Walau malas tapi dia tetap menuju pintu lalu membukakan pintu. Dengan tatapan terkejut Refan buru-buru menyimpan mangkuk serealnya lalu kembali menuju pintu.

"Eh bang, tumben lo kesini" Ucap Refan basa-basi melihat pemuda di depannya. Padahal pemuda itu sangat jarang kerumah bahkan bisa dibilang tidak pernah, eh pernah sekali mengantarkan dirinya saat keserempet motot waktu itu.

"Boleh gue masuk?" Tanya pemuda itu membuat Refan langsung menganggukkan kepalanya mempersilahkan pemuda itu masuk kedalam rumah.

"Siapa Fan?" Tanya mami tanpa mengalihkan matanya pada tontonan di depannya.

"Teman Refan mi, kenalin dia Kak Kelvin" Kata Refan memperkenalkan pemuda itu pada maminya yang langsung berbalik.

"Eh nak Kelvin, silakan duduk dulu. Mau tante bikinin minum dulu nggak?" Tawar mami membuat Refan memutar mata malas melihat kelakuan sang mami.

"Enggak usah tante, saya cuma mau jenguk Amara aja." Tolak pemuda yang bernama Kelvin itu bahkan membuat Refan mengernyit bingung. Sejak kapan Kelvin kenal dengan kakaknya? Perasaan mereka belum pernah bertemu sebelumnya.

Dengan senang hati mami menuntun Kelvin menuju tempat Amara yang tengah bersantai di gazebo dekat kolam "itu Amara, kamu samperin aja" Kata mami.

Kelvin memandang lekat kearah Amara yang terlihat tengah melamun sambil menopang dagunya dengan tangan. Bahkan tatapannya kedepan menuju kolam dan di dalamnya hanya ada kekosongan tanpa ada semangat, seolah semangat itu sudah hilang atau pudar.

Langkah kakinya melangkah menuju gazebo dimana tempat Amara berada. Kelvin sangat tau apa penyebab Amara jadi seperti ini, pasti karena Arkan dan Anta. Tak ada alasan lain selain itu, pikir Kelvin.

Istri Mas Duda  [End]Where stories live. Discover now