[38] Kelvin dan gadis itu

25.6K 2.3K 25
                                    

"Saya terima nikah dan kawinnya Amara Bella Fernandes dengan mas kawin tersebut dibayar tunai!"

Arkan mengucap kata itu dengan lantang lalu dadanya terasa lega usai mengucap ijab kabul itu.

"Bagaimana para saksi, sah?"

"SAH!"

Rasanya sangat bahagia bagi Arkan, ini adalah kali kedua dia menyebutkan nama yang berawal kan sama tapi dengan raga yang berbeda atau itu bisa dibilang cuma sebagian dari mimpi panjangnya. Dia menatap gadis cantik di sampingnya yang kini tengah menunduk dan dia dapat melihat satu bulir bening jatuh di tangannya.

Amara mendongakkan kepalanya lalu menatap tepat dimata Arkan yang kini juga tengah menatapnya, dirinya yang paham langsung meraih tangan Arkan lalu mengecup punggung tangan yang terasa sedikit dingin itu. Cukup lama dia mengecup punggung tangan Arkan dan kini giliran Arkan yang mengecup kening Amara penuh kelembutan.

"Jangan nangis, dihari ini seharusnya kita senang-senang bukan?" Arkan menghapus jejak air mata diwajah Amara.

Dua pasutri itu kini sama-sama memegang satu buah cincin ditangan masing-masing. Keduanya saling memasangkan cincin dijari manis masing-masing. Berbeda dengan dua pasutri itu, tak jauh dari sana terlihat seorang laki-laki yang duduk dimeja sendirian ditemani dengan segelas minuman di depannya melihat bagaimana dua orang itu tersenyum bahagia didepan sana, sedangkan hatinya sekarang tengah patah karena melihat sang pujaan hati bersanding dengan laki-laki lain yang tak lain adalah Arkan orang yang sempat menjadi bosnya didalam mimpi panjangnya.

"Kenapa lo bang? Cemberut amat tuh muka kayak orang nggak dapat gajian" Refan laki-laki itu dengan setelan jas hitam ditambah dengan kemeja hitam di dalamnya terlihat begitu tampan dan menawan, berbeda dengan tingkah nya.

Merasa diabaikan Refan tak merasa tersinggung karena dia tahu apa yang tengah dirasakan oleh orang didepannya yang sudah empat tahun ini bersamanya.

"Ikhlasin napa sih bang, kakak gue juga mau bahagia bareng bang Arkan" Ucap Refan yang tak tahu bagaimana keadaan hati Kelvin sekarang yang sudah remuk redam.

Kelvin dengan wajah memelasnya menoleh kearah pemuda yang ada di sampingnya yang entah dari mana mendapatkan telur gulung yang terdapat diatas piring plastik tak lupa dengan sausnya.

"Lo ngomongnya enak, nggak tahu kan lo apa yang gue rasain. Gue udah suka sama kakak lo dari dulu, dan sekarang gue harus liat dia sama orang lain. Gue nggak ikhlas Fan, hati gue sakit." Kata Kelvin yang terlihat menyedihkan dimata Refan.

Refan dalam hati mencibir tingkah laki-laki di depannya itu "aelah bang, kena pukul pakek balok aja lo nggak sakit, masa iya karena ditinggalin sama kakak gue lo malah jadi kaya gini, pasti anak-anak pada ngetawain lo karena keadaan lo sekarang, masa iya ketua kita jadi sedih cuma karena masalah percintaan"

"Udah ah, gue males ngomong sama lo. Sana pergi" Usir Kelvin tapi sebelum itu dia sempat mengambil beberapa tusuk telur gulung untuk dia nikmatin dalam keadaannya yang bersedih sekarang.

Baru beberapa menit meniknati kesunyian ditengah-tengah keramaian orang dirinya kembali dikejutkan dengan suara seorang gadis yang entah mengapa dirinya seperti pernah mendengar suara itu.

"OM!!"

Kelvin mengerutu dalam hati saat tatapan sebagian orang menatapnya seolah dirinya adalah om-om yang menginginkan seorang gadis perawan untuk bisa bersamanya.

"Akhirnya kita ketemu lagi om" Ucap gadis itu dengan dress putih gading yang melekat di tubuhnya membuat dirinya terlihat begitu mempesona dengan rambut sebatas punggung dibiarkan tergerai ditambah sebuah jepitan matahari yang berada disana, wajah yang hanya terpoles tipis dan bibir tipis berwarna pink.

Istri Mas Duda  [End]Where stories live. Discover now