[31] tewasnya Amara

40.1K 3.1K 128
                                    

BYUUUR!!

Suara yang berasal dari hantaman tubuh seseorang dengan air membuat beberapa orang yang masih berada di pesta ulang tahun Anta langsung menuju asal suara.

"MAMA!!" Teriak Anta saat melihat tubuh Amara yang terjun bebas tepat didepan matanya membuatnya syok dan sedikit terguncang. Tak ada artinya lagi panggilan 'mama' yang dilontarkan Anta karena Amara tak akan mendengarnya. Mungkin kalau Amara bisa mendengar Anta memanggilnya Mama dia akan sangat senang.

Air kolam yang tadinya nampak berwarma biru kini mulai berubah menjadi warna merah.

Dibawah sana Amara merasakan bagaimana hantaman kepalanya dengan keramik yang ada didalam kolam, sangat sakit bahkan dia tak pernah merasakannya ditambah perlahan air di sekitarnya mulai berubah menjadi warna merah. Ya, dia tahu kalau itu darah dari kepalanya yang sudah terasa tak karuan ditambah matanya kini sudah ber kunang-kunang.

"Apa ini akhirnya tuhan? Jika iya tolong buat mereka bahagia. Terima kasih karena sudah membuatku berada di sini dan merasakan bagaimana menjadi seorang ibu. Aku ikhlas tuhan jika tak bersamanya lagi, aku ikhlas"

Diambang kesadarannya Amara merasakan tangannya digenggam oleh seseorang tapi itu cuma sebentar sampai kesadarannya benar-benar hilang.

Arkan yang mendengar suara Anta yang memanggil 'mama' langsung saja berlari menuju kekolam. Dimana tadi Anta meminta izin untuk berdiam diri dikolam sebentar.

"Anta kenapa?" Tanya Arkan khawatir melihat tubuh bergetar anaknya.

"Mama" Lirih Anta menunjuk kearah kolam yang sudah berwarna merah.

Jantung Arkan seakan berhenti saat mengetahui maksud Anta. Amara nama yang kini berputar dalam kepalanya, tanpa pikir panjang dia langsung terjun kedalam kolam untuk menyelamatkan Amara-istrinya itu.

Dapat Arkan lihat tubuh Amara yang mengambang didalam kolam yang sudah dikelilingi dengan darah, sama dia melihat mata Amara masih terbuka tapi saat dirinya sudah meraih tangan itu disaat itu pula mata itu sudah tertutup.

Dunia Arkan seakan berhenti saat melihat sosok gadis di depannya itu. Masih tak percaya jika gadis itu begitu cepat pergi dari sisinya. Seakan sadar dia langsung menarik tubuh itu untuk naik kembali ke atas. Sejumlah orang nampak syok melihat keadaan Amara dimana kepala yang sudah bocor karena hantaman yang tak bisa dibilang kecil. Lalu nampak kaki itu juga mengeluarkan darah dan yang paling mengerikan adalah tulang kaki Amara nampak keluar.

Jangan tanya bagaimana keadaan Anta sekarang, tubuhnya sudah berada dalam pelukan mama Arkan dalam keadaan tak sadarkan diri karena melihat kondisi mama tirinya.

Dengan tatapan kosong Arkan menatap tubuh Amara. Hatinya sakit sangat sakit saat melihat bagaimana keadaan Amara, kepalanya mendongak melihat seseorang yang berada dilantai dua tengah menatap kebawah dengan tatapan yang tak dapat Arkan mengerti. Rupanya wanita sialan itu dalang dibalik jatuhnya sang istri, dengan hati yang bergemuruh Arkan bangkit dan buru-buru menuju lantai dua lebih tepatnya dikamar Anta.

Mendobrak pintu kamar Anta dengan kasar Arkan dapat melihat seorang perempuan yang terduduk dilantai dalam keadaan kacau. Tanpa peduli Arkan langsung menarik kasar rambut perempuan itu hingga bangun membuatnya menjerit karena kesakitan.

"Aaaakkk! Arkan le-lepasin, sakit!"

"Kau wanita sialan, karena kau istriku harus mengalami hal menyakitkan itu!! Ini belum seberapa dengan apa yang sudah istri saya rasakan!!" Bentak Arkan kini beralih mencekik leher Melodi. Wanita menjijikkan itu berani bermain-main dengan dirinya, sungguh tak bisa dipercaya. Besar juga nyalinya.

"Apa yang sudah kau lakukan pada istrtku hah?! Jawab sialan!!"

Siluet nya menangkap sebuah ponsel yang tergeletak diatas lantai, tak melepaskan cekikan pada leher Melodi Arkan malah menyeretnya hingga dia dapat meraih ponsel itu.

Istri Mas Duda  [End]Место, где живут истории. Откройте их для себя