• KAGUM ( 23 )

35 9 3
                                    

< Happy Reading >

Sepulang sekolah Azzam langsung bergegas ke rumah Naira berada, Namun disepanjang jalan matanya tertuju pada sebuah anak kecil yang menjual Balon, Tampak sepi, Dan balon itu terlihat masih banyak.

Azzam pun berniat menghampiri Anak kecil itu dan membeli balonnya.

"Assalamu'alaikum!"

"Waalaikumsalam, Kak."
Jawabnya

"Dek, Balon nya berapaan?"
Tanyanya sembari memegang Balon yang dipegang oleh Adek kecil itu.

"5 ribu Kak, Mau?"

"Boleh, Kaka beli semuanya ya.
Tapi Balon nya kamu bawa aja paling kaka bawa 1"

"Semuanya ini berapa?"
Tanya Azzam

"Jadi 50 ribu kak"
Jawabnya , Azzam yang mendengar langsung mengeluarkan dompetnya dan mengeluarkan uang "Ni dek"

"Kak? Ini aku gaada kelebihan"
Ucap Adek itu yang melihat uang 100 ribu diberikan oleh Azzam

"Kamu ambil semuanya"

"HAH? serius kak?!?"
Tanyanya dengan muka yang terkejut

"Iya, semangat yaa"
Kata Azzam sembari mengambil Balon bewarna putih

"Makasi kak, Semoga rezeki kaka dilancarkan oleh Allah ya"
Kata Adek itu dengan perasaan senang dan wajah yang gembira

Azzam pun tak kalah senang, karna ia sudah membantu Adek itu agar balon nya cepat laris, Ia berharap semoga rezeki adek itu dan keluarganya bisa dilancarkan dan urusan nya dipermudah oleh Allah

Azzam pun kembali ke motornya dan melanjutkan niat awalnya.

~~

Sesampainya dirumah Naira ia disuruh untuk duduk dulu di ruang tamu oleh Bibi.
Karna Naira sedang ke Alfa sebentar jadi Bibi memanggil Fina dan Alfin saja.

"Assalamu'alaikum Tante, Om"
Ucapnya sembari menyalimi tangan Fina dan Alfin saat mereka datang

"Walaikumsalam"
Jawab keduanya, "Tumben, ada apa Zam?"
Tanya Alfin dengan mengerutkan alisnya

"Sebelumnya Azzam mau minta maaf sama Tante dan Om karna gaminta izin dulu kalo mau kesini, karna Azzam juga tadinya gaada niatan untuk kesini, Cuman saat ngeliat Naira disekolah dengan mukanya yang pucat dan lesu Azzam jadi khawatir kalo Naira kenapa napa"
Jelasnya

"Ga sekali dua kali Tan Om, udah berkali kali cuman waktu hari ini pucatnya sangat sangat pucat."
Lanjut Azzam

Fina dan Alfin tertegun saat mendengar perkataan yang diucapkan oleh Azzam, Mereka merasa bahwa Azzam adalah lelaki yang baik, teguh dalam agamanya, dan menghormati perempuan.

Terlihat jelas dari kata kata nya ia sangat khawatir pada keadaan Naira, Alfin dan Fina pun kini bingung dengan apa yang akan mereka ucapkan pada Azzam.
Namun mau tak mau mereka harus bisa untuk berbicara ini pada Azzam.

"Terima kasih ya Nak, karna kamu sudah khawatir dan memberi tahu soal ini kepada kami, kamu sungguh anak yang baik dan sopan."
Ucap Fina dengan senyumnya yang tulus pada Azzam

"Sama sama Tan"

"Mulai hari ini dan seterusnya bilangnya Bunda aja ya , Kamu udah Bunda anggap seperti Anak Bunda sendiri"

"Iya tan - eh Bunda"
Ucapnya dengan rasa canggung

"Jadi gini nak, beberapa hari yang lalu saat hari libur. Kami berdua ada masalah tentang penyakit yang dialami oleh Naira, Naira pada saat itu bilang bahwa seolah olah hidupnya tak lama lagi. Karna itulah om khawatir dan marah."

"Om takut kalo itu akan benar benar terjadi, memang mati itu tak ada yang tahu tapi pasti semua akan merasakan itu, Namun om belum siap kehilangan Naira putri om satunya satunya yang sudah om rawat dari kecil"
Jelas Alfin dengan setetes air mata yang keluar dari matanya

"Om, Maaf maksud Naira bilang hidupnya tidak lama lagi itu apa?"
Bingung Azzam

"Naira kemarin kami bawa ke dokter, dan hasilnya Naira terkena Kanker paru paru sudah di stadium akhir."

"........"
Azzam mengepal tangannya dengan kuat dan merasakan rasa kecewa, sedih, dan marah yang mendalam menjadi satu mengapa Naira yang merasakan itu? Mengapa tak dirinya?..

"Om harap kamu bisa slalu hibur Naira ya, Dengan apapun yang akan terjadi nanti siap tidak siap om akan hadapi."
Ucap Alfin dengan mengelus punggung Azzam dan pergi meninggalkan Fina dan Azzam

"Azzam Bunda samperin Ayah dulu ya, kamu disini aja tunggu Naira juga bentar lagi dateng"
Ucapnya dengan menghapus air mata yang ada dimatanya dan beranjak pergi

~~

KAGUM [ END ]Where stories live. Discover now