04. Bohong?

76.8K 2.6K 13
                                    

Di dalam kamar bernuansa putih dan merah muda aestetic itu terlihat Anin sedang bermalas malasan di atas kasur dengan earphone yang menyumpal di kedua telinga mendengarkan salah satu musik berjudul Serana.

Suasana malam memang paling tepat untuk menggalau mendengarkan musik sambil baca wattpad sampai tidak ingat waktu tanpa di ganggu.

Tok tok tok

"Anin! Di bawah ada Erlan, dia mau ketemu sama kamu." Jihan berteriak dari balik pintu mengetuk ngetuk pintu yang sengaja di kunci dari dalam.

Dengan perasaan kesal Anin menjawabnya sambil sedikit berteriak. "Iya bun bentar lagi Anin ke bawah!"

"Jangan lama lama!" peringat Jihan sebelum pergi dari balik pintu kamar putrinya.

"Iya bunda."

Anin beranjak dari kasurnya, mengikat rambutnya menjadi satu sampai memperlihatkan leher jenjangnya yang mulus.

Memakai sandal rumahan berbulu itu Anin berjalan menghampiri ruang tamu untuk menemui Erlan.

"Loh kok gak ganti baju," ucap Jihan melihat putrinya hanya mengenakan piyama bermotif dengan wajah tanpa polesan make up.

"Ini udah malem bunda waktunya tidur, memangnya ada masalah?" tanyanya.

"Ya enggak sayang tapi kan ini ada Erlan, memang kamu gak malu?"

Anin mendudukkan bokongnya di sofa. "Buat apa malu, bentar lagi juga kak Erlan bakalan liat Anin kaya gini setiap hari."

Jihan tersenyum. "Udah mengakui nih sekarang hm kalo kalian sebentar lagi satu rumah?"

"Ih bunda." kesal Anin.

Jihan terkekeh geli. "Yaudah, kalo gitu bunda tinggal ya? Kalian betah betah di sini."

"Bunda mau kemana? Temenin Anin aja disini." cegah Anin.

"Udah, kalian berduaan aja di sini, Bunda juga mau berduaan sama Ayah di taman belakang."

"Ih Bunda kok jadi bucin." protes Anin.

"Biarin," balas Jihan tertawa. Lalu pergi meninggalkan kedua pasang remaja di ruang tamu.

"Tumben banget ke sini, ada apa?" tanya Anin memulai duluan.

Erlan menaruh paper bag yang ia bawanya itu di hadapan Anin. "Ini gaun dari mama khusus buat lo, nanti lo harus pake."

"Gaun?" Anin membuka isi paper bag nya, "Cantik banget, ini mama sendiri yang rancang?"

Erlan berdehem. "Gue yakin itu cocok di badan lo."

Anin tersenyum manis, ternyata calon mertuanya itu pandai mendesain. "Tolong bilangin makasih ya buat Nama, ini bagus banget, keren, gue suka!"

"Syukurlah kalo lo suka, Mama juga pasti seneng," ucap Erlan tersenyum tipis setipis tisu, sampai tidak terlihat.

"Ngomong ngomong... nanti lo bakal undang temen temen lo semua?" tanya Anin mengingat tanggal pernikahan mereka semakin dekat.

ERLANGGA | ENDWhere stories live. Discover now