54. Marah

39.7K 1.2K 7
                                    

haloo...

apa kabar?
sorry lama ga up hhuu

udah buntu ide, help!
tapi aku bakal tetap berusaha kok❣

udah buntu ide, help! tapi aku bakal tetap berusaha kok❣

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

[Ada salam dari erlan]

- 𝐇𝐚𝐩𝐩𝐲 𝐑𝐞𝐚𝐝𝐢𝐧𝐠 シ︎


anw thank u for 100k readers :>
terhura sekaliiii

.

.

.

Kedua pasangan yang belum satu tahun berjalan itu memutuskan untuk kembali pulang ke rumah yang lama, rumah yang di belikan Erlan saat mereka menikah dan memulai semuanya lagi dari awal.

Dimana Erlan yang akan menjalankan kesibukan baru dengan mengambil alih perusahaan sang papa, dan Anin yang akan tetap melanjutkan home schooling. Walaupun belajar dari rumah Erlan tidak perlu khawatir dengan Anin, karena dia dekat pada pengawasannya.

Selesai wisuda kemarin semua benar benar sudah sibuk dengan urusan masing masing, mencari universitas terbaik untuk melanjutkannya study bahkan mungkin ada yang mencari pekerjaan. Tapi berbeda dengan Erlan, dia tidak perlu susah payah ngejar gelar sudah di tunjuk papanya untuk memegang perusahaan besar.

Menjadi anak satu satunya yang punya tanggung jawab besar tidak mudah bukan? Ada anak dan istri juga yang harus dia nafkahi. Di kondisi Anin yang tengah mengandung Erlan jadi lebih banyak menghabiskan waktu bersama istri cantiknya itu, rasa sayangnya menjadi dua kali lipat setelah tau kalo dia bakalan jadi papa di usia nya yang muda ini.

Sekarang Erlan disibukkan dengan kerjaan, belum apa apa sudah banyak berkas yang harus dia kerjakan, sedari pagi tadi sampai dini sore hari dia belum keluar keluar dari ruang kerjanya. Anin yang merasa sangat bosan sendirian di kamar cuman main hp sama baca novel pun menggerutu kesal, pasalnya tidak ada kegiatan lain yang bisa menyibukkan dirinya.

Lagipun laki laki itu melarang Anin untuk beres beres rumah, jadi biarlah asisten rumah tangga yang mengerjakan semuanya.

Anin berdiri tepat di depan pintu ruang kerja suaminya, entah kenapa Anin merasa kangen sama suaminya itu padahl tiap hari ketemu. Hitungan detik Anin memutar knop pintu itu dan menjembulkan kepalanya mengintip Erlan yang ternyata masih fokus dengan layar laptop.

"Kenapa, hm?" tanya Erlan yang menyadari Anin dengan ujung matanya, terlihat Anin menghentakkan kakinya memasuki ruangan.

"Masih lama ya?"

ERLANGGA | ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang