37. Tiba Saatnya

38.2K 1.1K 10
                                    

Di sela canda dan tawa, semua atensi mata tertuju pada Syela yang baru saja menunjukkan batang hidungnya, dia menuruni tangga dengan wajah sedih sambil membawa kotak biru gelap di tangannya.

"Buset! Mirip mba kunti." sembur Devan yang langsung mendapat pukulan

"Lo jangan ngomong sembarang!" protes Lexa.

Seketika hening, tak ada yang membuka suara, Syela berdiri menghadap Erlan yang kini duduk di sofa.

"A-aku mau ngomong sesuatu sama kamu, Lan." Syela sedikit menunduk menurunkan pandangannya.

Alis Erlan terangkat pertanda apa.

Syela menarik napasnya lalu menutup mata. "A-aku hamil anak kamu, Lan."

Brak!

"Lo yang bener aja!" bukan Erlan yang marah, tapi Devan. Semua yang ada di sana pun ikut terkejut.

"Gila! Bisa bisanya lo ngaku ngaku kalo itu anak Erlan! Drama apa lagi ini?!" hardik Devan menggebu gebu.

"Tahan emosi lo Van! Dengerin penjelasan dia dulu!" tegur Mahen menahan Devan agar tidak meluapkan emosinya.

"GIMANA GUE GAK EMOSI?! DIA BILANG KAYAK GITU SEOLAH MERENDAHKAN SAHABAT KITA SENDIRI ANJING!" marah Devan.

"IYA! GUE TAU! SEENGGAKNYA KITA DENGERIN DULU PENJELASAN DIA! GUE TAU LO JUGA BUTUH KEBENARAN! KITA SEMUA YANG ADA DI SINI JUGA BUTUH KEJELASAN!" balas Mahen.

Devan kembali mendudukkan bokongnya di sofa dengan napas naik turun.

"Biar gue yang ngomong sama dia," ucap Mahen.

"Lo tau kan? Sekarang ini kita lagi berduka?" Syela mengangguk. "Nah, itu lo tau! Dan tujuan lo ngasih tau Erlan kalo lo hamil anak dia itu apa? Memangnya lo punya bukti? Lo mau nambah nambah masalah di keluarga ini? Iya?" tanya Mahen padanya.

Syela menggeleng. "Jujur! Aku bukan mau nambah nambah masalah di keadaan sekarang ini! Tapi Erlan harus tau! Kalo perlu kalian semua harus tau! Kalo aku hamil anak dia! Darah daging dia sendiri!" tunjuk Syela.

Sorot mata Erlan berubah tajam mendapat tuduhan tidak masuk di akal, kali ini Syela benar benar keterlaluan.

"JAGA UCAPAN LO SYELA! Sedikitpun! gue ogah nyentuh cewek murahan kaya lo!" gertak Erlan.

Syela terkekeh smirk. "Omong kosong! Mana ada maling ngaku! Giliran udah terjadi malah memutar balikkan fakta! Padahal kamu sendiri yang maksa maksa aku buat ngelakuin itu!"

Erlan menggelengkan kepalanya tak percaya. "GUE BICARA APA ADANYA SYELA! LO JANGAN NGADA NGADA! GUE GAK PERNAH SEKALIPUN MAKSA LO BUAT NGELAKUIN ITU!"

"Terus..." Syela melangkah maju. "Ini apa?" ia menunjukkan selembaran foto mesra di ranjang bersama Erlan pada semua orang.

Semunya terbelalak kaget, tidak habis pikir, foto itu kelihatan sungguhan seperti bukan editan.

"LAN! ITU BENERAN LO?" tanya Faldo.

"Anjing! Gue gak nyangka!" Devan melirik jijik ke arahnya. "Sahabat yang gue kira patuh sama agama, sayang istri, ternyata kelakuannya melebihi setan!"

Mahen yang tadinya menahan amarah, tensi darahnya seketika naik."Bukan temen gue."

Siapa sangka? Mereka semua lebih percaya pada foto murahan yang di tunjukkan sama Syela? Hah?

"Gimana? Masih mau ngelak? Bukti nya aja udah ada di tangan aku. Udah jelas kan? Kalo kita ngelakuin itu?" Syela tersenyum.

"Terus mau lo apa?" tanya Erlan.

"Disini." Syela mengusap perutnya. "Ada anak kamu, gak mungkin dong kamu sia siain? Lagian sekarang Anin belum isi, kan? Jadi sekarang kamu boleh talak dia, dan nikahin aku."

"Gak! Ga segampang itu Syela! Bisa jadi itu bukan anak gue, Gue yakin! Dan sampai kapan pun gue gak akan pernah talak Anin!" tekan Erlan.

"Why? Tapi ini anak kamu Lan! Kamu tega? Biarin dia lahir tanpa seorang ayah?"

Erlan mengeram prustasi. "GUE BILANG BUKAN YA BUKAN ANJING!"

"Tapi ini beneran anak kandung kamu Lan! Dia anak kamu!" Syela menarik tangan Erlan ke perutnya.

"JAUHIN SIALAN! DIA BUKAN ANAK GUE!"

Syela menitihkan air mata. "Kamu jahat!"

"Percuma lo nangis nangis di depan gue bangsat!" Erlan menepis kasar tangannya. "Kalo udah murahan ya murahan aja!"

"Hiks! Kamu jangan kayak gini! Masa depan aku udah hancur! Dan ini semua gara gara kamu!" tunjuk Syela menyentuh dada bidangnya. "Aku mau kamu tanggung jawab, Lan! Plissss!"

"Jangan harap Syela!" tercetak tatapan kebencian disana. "Udah cukup lo hancurin rumah tangga gue sama Anin! Kali ini gue gak akan terpengaruh lagi sama drama yang lo buat! Inget itu!"

"A-aku ngelakuin ini semua karena aku cinta sama kamu, Lan! Aku sayang sama kamu! Seharusnya kamu sadar! kalo kita memang ngelakuin ituuuuu! Kamu harus tanggung jawab Lan....." lirih Syela.

"Ini ada apa!" Resha datang bersama Anin dan memecah keributan.

Kembali hening, semuanya diam.

"Nin," Erlan mendekati Anin berniat ingin merangkul tapi di tepis cepat olehnya.

"Kenapa?"

"Jangan deket deket gue!" ucap Anin ketus.

"Lo baru sadar dari pingsan, biar gue yang pegangin lo ya?"

Dan Anin menepisnya lagi. "JANGAN DEKETIN GUE BISA GAK SIH LO?"

"Gue bisa jelasin." Erlan meraih kedua tangannya."Lo harus percaya sama gue sayang."

"Gue udah denger semuanya kak!" Anin menjauh. "Penjelasan apa lagi yang harus gue denger hah? Gak puas lo udah bikin gue hancur?"

"Nin! Pliisss! Percaya sama gue! Gue gak ngelakuin itu..."

"Bohong! Kalo gitu kenapa Syela bisa hamil anak lo, hah? Kenapa?" tanya Anin.

"Itu cuma akal akalan dia aja! Sedikit pun gue gak pernah nyentuh dia, Nin!"

"Oh ya? Tapi sayang kak, gue udah gak mau percaya lagi sama lo! Gue udah cape!" Anin melenggang pergi dari sana, diikuti Agres, Lexa dan Agnes yang mengejar dari belakang.

"Sorry, tapi gue juga mau cabut Lan." Faldo berpamitan, juga Devan dan Mahen pun ikut pergi.

Sepeninggalan mereka, Resha menatap kecewa putranya sendiri, merasa gagal menjadi orang tua, apalagi Arhan yang selalu mendesak desak Erlan agar lebih dekat dengan Syela, dan malah berakhir seperti ini.

"Sekarang mau kalian gimana?" tanya Resha.

"Aku mau Erlan tanggung jawab tan! Secepatnya!" jawab Syela.

"GAK! GUE GAK AKAN TANGGUNG JAWAB! ITU BUKAN ANAK ERLAN MAH!" tolak Erlan.

"Apaan sih Lan! Kamu mau jadi cowok pengecut? Iya?"

"GUE BILANG ENGGAK YA ENGGAK, SIALAN!"

"Memangnya kejadian ini sudah berapa lama Syela?" tanyanya.

"Dua bulan lalu, waktu itu Syela lagi gak sadar tan, terus Erlan bawa aku ke kamar, dan kita ngelakuin itu "

"Apa kamu yakin?"

"Yakin seratus persen! Ini buktinya." Syela menunjukkan foto itu.

"Ya ampun... Jadi ini beneran kamu?"

"Enggak mah! Erlan gak ngelakuin itu! Udah berapa kali gue bilang! Gue gak ngelakuin itu Syela ARGHHH!" ia prustasi.

"Mama gak bisa berbuat apa apa, Lan, biar papa aja yang bicara sama kamu ya? Biar masalahnya cepat selesai, mama udah pusing, mama udah stres juga! Dan mama gak mau ngurusin soal ini! Mama mau fokus sembuhin Anin dulu dari rasa terpuruknya! Udah!" ucap Resha.

ERLANGGA | ENDWhere stories live. Discover now