Kira - Important Rescue

19 3 23
                                    

Characters: Steven x Kira

Story: High School of Mystery series

*

Kelas XI IPA 2 nyaris kosong. Usai dering panjang bel istirahat, tersisa satu orang siswa yang bersandar para kursi dengan lengan terlipat, Steve. Ketika mendengar suara langkah terakhir terdengar menjauh dari kelas, dia menurunkan buku yang menutupi wajah.

Satu lagi hari melelahkan.

Hari ini, dia setengah terpaksa maju memberikan presentasi dalam bahasa Inggris. Lima belas menit yang dia habiskan dengan berdiri di depan kelas pun terbuang sia-sia. Karena pada akhirnya tidak ada yang mengerti satu pun kalimat yang dia ucapkan - termasuk sang guru - gara-gara aksen British-nya terlalu kental.

Kenapa di abad dua puluh satu ini tidak ada teknologi yang bisa memunculkan subtitle di dunia nyata, pikir Steve seraya membuang napas panjang. Sepuluh tahun pindah dari Negara Hitam, dia sudah lama fasih berbahasa Indonesia. Akan tetapi, anehnya aksen dalam bahasa Inggris-nya tidak bisa hilang. Malah terdengar semakin kuat.

Steve menguap lebar. Gara-gara itu energinya benar-benar terkuras habis. Sekarang dia begitu merindukan suasana kamarnya, ruangan tenang dan damai yang dihiasi suara keyboard laptop. Sayang, jam baru menunjukkan pukul sepuluh.

Sebenarnya dia tahu cara cerdas menyelinap keluar sekolah tanpa terlihat oleh kamera CCTV. Akan tetapi, mengingat betapa repotnya berhadapan dengan sang ayah yang murka, pemuda itu buru-buru membatalkan niat.

Baiklah, kabur dari sekolah mungkin memang terlalu merepotkan. Paling tidak dia masih bisa menenangkan diri di taman belakang. Meski sebenarnya dia juga tidak bisa tenang jika harus menyaksikan tanaman hasil praktek budidaya yang tampak menyedihkan.

Laki-laki itu melangkah keluar kelas. Seketika itu, lampu sorot seperti mengarah kepadanya. Hal yang biasa terjadi semenjak kakaknya lulus. Para siswa di koridor menoleh. Seolah-olah Steve adalah alien yang datang untuk menginvasi bumi. Gadis-gadis yang juga kebetulan lewat menyapa, memanggil namanya dengan nada lembut. Berharap bisa menerima perlakuan yang sama manisnya.

Namun, Steve tidak pernah peduli. Hal yang bisa disembunyikan di balik senyuman jauh lebih banyak daripada bintang di langit. Dia sudah lama mengetahuinya. Kata "tertarik" dan "suka" yang dimaknai terlalu dangkal membuatnya muak. Dia tahu, jika bukan karena menyandang nama keluarga Edward, mungkin tidak akan ada yang sudi melirik.

Berkat pemikiran itulah, dia sukses mempertahankan reputasi sebagai cowok paling dingin seantero sekolah. Gelar yang membuatnya dipandang seperti alien, tetapi anehnya membuat para siswi semakin gencar mendekatinya.

Merepotkan memang. Akan tetapi, bagi Steve yang selalu sibuk dengan dunianya sendiri, mengabaikan semua itu adalah hal mudah.

"Apa-apaan, dah? Jelas-jelas dia jahat!"

Kecuali yang satu ini. Dia tak bisa mengabaikannya.

Langkahnya seketika terhenti kala mendengar suara cempreng itu dari jarak beberapa meter. Di kelas XI IPA 3, tampak tiga orang siswi saling berhadapan di dekat pintu. Steve tidak tahu identitas yang lain, tetapi dia berhasil mengenali salah satu hanya dengan melihat wajah bagian samping kanannya.

Kira, sosok yang dia temui beberapa bulan yang lalu di dojo karate. Tampak layaknya siswi pindahan yang periang dan suka mencoba hal-hal baru. Seperti gadis normal pada umumnya. Steve yakin sekali, dia bisa melupakannya dalam waktu maksimal dua kali 24 jam. Ya, setidaknya sampai wajahnya lebam karena sebuah pukulan telak ketika mereka bertanding.

Hingga sekarang, pipinya masih terasa ngilu setiap mengingat kejadian itu. Steve pun akhirnya menyerah. Kira, gadis oriental yang diam-diam sudah menyandang sabuk hitam sejak SMP, mustahil dia bisa melupakannya.

Among The StardustWhere stories live. Discover now