SagiGav ^12^ 🦕

1.7K 215 24
                                    

Gavrill membuka pintu kamarnya perlahan dan sedikit mengintip di balik pintu

اوووه! هذه الصورة لا تتبع إرشادات المحتوى الخاصة بنا. لمتابعة النشر، يرجى إزالتها أو تحميل صورة أخرى.

Gavrill membuka pintu kamarnya perlahan dan sedikit mengintip di balik pintu. "Yey, sepertinya Bunda dan Ayah sudah tidur." Gavrill berucap pelan. Ia dengan mengendap-endap keluar dari kamar.

Gavrill berjalan sangat perlahan kearah pintu keluar. "Ekhmm!" Gavrill terlonjak kaget ketika mendengar suara itu, anak menggemaskan menoleh kebelakang dan sudah ada Ayahnya di belakangnya, dengan tangan yang dilipat didepan dada. "Mau kemana malam-malam jam 11 gini?" Tanya Kavian dengan sebelah alis yang terangkat.

Gavrill tidak menjawab, ia menundukkan kepalanya. Menurut Gavrill, Kavian itu sangat mengerikan bila sudah dalam mode seriusnya, dan Gavrill takut.

Kavian menghela napas pelan. "Mau kemana anak Ayah?" Tanya Kavian lagi dengan nada lembut.

Gavrill memberanikan diri menatap Kavian. "Kerumah Kakak," jawab Gavrill pelan dan Kavian hanya bisa menghela napas.

Kavian menghampiri Gavrill,  membawa sang anak ke gendongannya. Kavian menggendong Gavrill ala koala. "Berat banget anak Ayah." Kavian berucap sambil berjalan kearah kamar Gavrill.

"Tapi Kakak bilang, Adek tidak berat loh Ayah," ujar Gavrill protes, ia tidak terima di bilang berat oleh Ayahnya.

"Bohong tuh Mew nya, orang berat gini kok." Kavian berucap sesekali membenarkan gendongannya. Kavian tidak bohong, Gavrill memang berat menurut Kavian.

"Ish Ayah ini! Yasudah turunkan adek cepat!" ujar Gavrill dengan nada kesalnya, dan Kavian malah tertawa, membuat Gavrill semakin kesal dengan Ayahnya itu.

Kavian membuka pintu kamar Gavrill, dan membawa Gavrill ke kasur, dan langsung mendudukan anaknya ke kasur. "Pinggang Ayah kalau tiap hari gendong adek kayanya bakalan patah." Kavian berucap dengan merenggangkan otot pinggangnya, membuat Gavrill mendelik kearah Kavian.

"Memang Ayah saja yang sudah tua. Kakak gendong-gendong Adek setiap hari tidak sampai patah pinggang," ucap Gavrill dengan mengejek.

"Ayah masih muda ya, memang Adek nya aja berat," balas Kavian membuat Gavrill memanyunkan bibirnya lucu. "Kakak bilang tidak berat! Ish Ayah ini nakal sekali." Gavrill melempar boneka dinosaurusnya pada Kavian, tetapi Kavian berhasil menghindar.

"Kan tadi sudah Ayah bilang, kalau Kakak kamu itu bohong," ucap Kavian, membuat Gavrill menatap Kavian tajam. Tetapi malah terlihat menggemaskan. "Bukan Kakak nya adek loh Ayah! Itu pacar adek!" Gavrill berucap dengan nada kesal, Kavian malah tertawa membuat anak menggemaskan itu semakin kesal.

"Lagian mana ada pacaran manggilnya Kakak. Aneh-aneh aja, coba panggil Mas, atau sayang gitu," ujar Kavian masih dengan sedikit tawanya, dan Gavrill malah merebahkan dirinya ke kasur. "Ayah sana saja! Adek mau bobo!" usir Gavrill, ia mengalihkan pembicaraan.

"Adek tidur dulu. Kalau gak, Ayah tetep disini nungguin. Tadi perasaan kata si Mew Adek udah tidur," ujar Kavian, ia duduk di kursi belajar milik Gavrill. Sesuai janji Sagi, ia benar-benar menemani Gavrill hingga anak menggemaskan itu tertidur.

Fall For You (END) Terbit ✓حيث تعيش القصص. اكتشف الآن