09

5.8K 731 53
                                    

Kevin tertawa saat Askar menempel padanya dan membuat Thavilo terbakar api cemburu, sedang Askar tersenyum senang mendengar tawa Kevin.

"Tuan Kevin, Saya sungguh tidak mengharapkan Anda berkunjung ke kediaman Saya," ujar Thavilo sembari tersenyum paksa, lipatan matanya membentuk bulan sabit, namun jelas dari nada bicaranya Thavilo tak suka keberadaan Kevin di mansionnya.

"Jangan khawatir, Tuan Thavilo, Saya dengan inisiatif menjenguk mantan pasien mendiang anak Saya," balas Kevin dengan nada yang sama.

"Askar anak Ayah." Askar menyahut dengan lantang, Kevin tersenyum mengejek ke arah Thavilo.

Sedangkan Arsel dan Arsky masih memperhatikan Askar, walaupun mereka saling injak-menginjak kaki.

"Ayah, Ayah! Lihat ini Mr Duck," ucap Askar bersemangat, ia menempelkan bebek karet kesayangannya ke pipi kiri Kevin.

"Bebek kuning yang bagus, darimana Askar dapat, hm?" respon Kevin dengan nada antusias.

"Mas dokter lah!" Askar agak sedikit sedih, mengingat ia lah si 'Mas Dokter' nya dan Eljio yang seharusnya mendapatkan kasih sayang ini.

"Benarkah? Kenzie memberikannya pada Askar?" Kevin tersenyum, sorot matanya berubah sendu.

"Hu'um."

Askar tak munafik, ia senang  Kevin peduli padanya, tetapi jika memikirkan tentang Eljio, Askar ingin sekali bertukar tempat dengan Eljio.

Ia mendapatkan kasih sayang ini dengan mengambil kehidupan seorang remaja yang sedang berusaha sembuh dari sakitnya.

"Ayah," panggil Askar lirih.

"Hm? Ada apa?"

"Askar, jangan panggil dia 'ayah'. Daddy adalah satu-satunya ayahmu, dan akan tetap begitu." Thavilo membuka suara, memotong pembicaraan Askar dan Kevin.

Mata Askar berkaca-kaca, tidak bisakah ia punya dua ayah?

Katakanlah dia serakah, tetapi punya dua ayah seperti Kevin dan Thavilo terdengar bagus.

Thavilo yang melihat Askar menangis pun langsung membawa Askar ke dekapnya.

"Askar ingin punya dua ayah ... hiks ... Askar ingin Ayah dan Daddy," ucap Askar di sela tangisnya.

"Menikah saja kalian." Athalan Alvas, putra kedua Thavilo berujar dengan nada bercanda, Levan terkekeh dan menyentil dahi sang adik tak main-main.

"Dosa! Lagian ya, gue gak sudi punya saudara kek dia," sahut Arsky.

"Dikira gue juga mau punya saudara kek lu, najis, amit-amit kata gue mah!" balas Arsel.

"Jangan membuatnya menangis, Vilo, atau aku akan membunuhmu," ancam Kevin pada Thavilo.

"Askar adalah putra Saya, kenapa Anda repot-repot?"

"Ngggg ..." Askar menghampiri Kenzo yang duduk di antara Kendra dan Levan.

"Kemari, pelan-pelan." Kenzo menarik Askar lembut ketika remaja itu sudah di depan Levan.

Askar pun menjatuhkan bokongnya ke pangkuan Kenzo, memainkan Mr Duck di tangan besar Kenzo.

"Bebek karet yang bagus," ujar Kenzo memuji.

"Hihi, pastilah! Kan yang kasih Mas Dokter!" balas Askar.

Bang! Lihat nih. Ini Mr Duck, bebek karet yang bakal gue kasih ke pasien pertama gue!! Gue pastiin ini bakal jadi barang favorit pasien gue!!

Mimik wajah Kenzo yang berubah langsung disadari oleh Kendra, pria itu menyenggol lengan Kenzo.

AlaskarWhere stories live. Discover now