16

2.4K 77 1
                                    

Sekarang Sebastian and sohibnya berada di perpustakaan, tempat paling anti mereka masukin dan saat ini tiba tiba saja Sebastian mengajak kesana. Kalian ingetkan perjanjiannya dengan aiden, Sebastian akan lakukan apa pun demi bapak Rio tercintah.

"Kok tumben an ngajak kesini" Kata Rion yang sedang makan batagor, di dalam perpustakaan memang tak di anjurkan membawa makanan tapi apalah bagi rion aturan adalah larangan bukan?

"Dia marahan sama om Rio, mungkin ancaman" Timpal dewa.

"Tapi kalian pada mikir gak si, kok arkan bisa tau kita ada di warung itu, secara ni ya, kita kalau kemana mana abstrak mana bisa ketebak, kalau pun mungkin bisa kalau ada alat buat nyari lokasi kita, ya semacam google maps itulah" Kata rizky itu yang sedari semalam ia pikirkan sampai tak bisa tertidur nyenyak.

"Atau kalau gak ada yang beberin, penghianat? " Liam mengkerutkan keningnya tanda bertanya.

Rizky mengidikkan bahunya tanda ia tak pasti akan perkataan Liam "gimana menurut lo an" Beralih ia bertanya ke Sebastian.

Sebastian yang sibuk baca buku sains bahkan ada tumpukan buku yang menjrumus ke ilmu sains di depan mukanya tak menghiraukan rizky.

"Apa aldo yang buat? " Ini rion yang menimpali mengingat siapa aldo sebelumnya membuat rion menaruh curiga ke arahnya, gimana gak curiga dia dari geng arkan dan tiba tiba akrab bareng mereka, ya meski lewat jalur rizky si.

"Gak mungkin aldo, gue udah pasang menyadap sama kamera pengintai di seluruh penjuru rumahnya" Kata rizky yang mengkerutkan keningnya.

"Buset udah kayak penguntit aja lo ky" dewa

" Kalau gak gitu gue juga gak terlalu percaya sama aldo, biar waspada gitu men " rizky.

" Bisa diem gak lo pada, ganggu! " Sebastian.

Oke kelihatan nya Sebastian sudah marah ini, mereka tak mau memancingnya lagi, takut babak belur luka semalam aja belum sembuh kalau ketambahan sama Sebastian mbeh auto bendera merah.

_____________________________

[Ciel pov]

Gue barusan udah selesai nyatetin anak anak yang telat berangkat sekolah , eh malah pak kumis nyuruh gue buat hukum sekalian , banyak urusan katanya, jadi apalah daya gue yang jadi babu tak dibayar sekolah ini cuma bisa nurut!.

Gue jalan di Koridor mau ke kelas, harus jadi murid teladan dong meskipun rasanya udah capek pengen turu.

Gue lagi asik asik nih jalan dengan tangan gue yang sebelah ke kantong celana yang satunya lagi bawa buku hitam tiba tiba ada suara cewe ya mungkin manggil gue toh disana cuma ada gue.

Gue berhenti terus balik badan, wauuu kaget dikit gak ngaruh gak lah bercanda itu, gue sipitin mata gue buat nginget siapa cewe ini, serius yang satu gue udah tau tapi yang satu mukanya asing.

Tapi apa nih "eh lo gak usah deket deket kaka ian bangkek dia punya gue" Udah pakaian ketat banget lagi udah kek buntelan lontong pakek bentak lagi.

Gue miringin sebelah alis gue dong orang gue gak tau maksudnya.

"Jaga omongan lo ya ian punya gue bangsat" Nah yang ini gue tau, ini nih si cewe cabe cabean itu kia kalau gak salah namanya.

"Iya iya maaf elah, gue gregetan sama ni boti" Yang satu keliatan lesu mendengar bentakan dari kia.

"Kalian mau apa si hah, bukannya jam pelajaran udah dimulai, lalu kalian ngapain disini"

"Bacot, KELUAR LO PADA" setelah itu muncul dari balik tangga, ya memang gue bicara ini di depan rada ke kanan dikit di tangga kelas sebelas.

SEBASTIAN [AND]√Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang