Istri

461 11 0
                                    

Kemungkinan besok mereka akan pulang,karena Dario dan Senja akan mulai kembali aktivitasnya, anak-anak juga sudah mulai masuk sekolahnya.

Mereka berempat telah foto studio bersama untuk yang pertama kalinya setelah menikah,bak sebagai keluarga cemara.

Delizea mengingat mamanya, dimanakah dia sekarang ia rindu walaupun disini ada mami Senja, apakah sudah mempunyai keluarga baru, dulu yang Delizea takutkan jika papa menikah lagi dan papa melupakannya justru sebaliknya istri papa sangat baik kepadanya.

"Zea ayo sarapan, Delisa turun duluan ya sayang mami mau ngomong sama kakak dulu" Delisa menganggukkan kepalanya,ia langsung turun kebawah tapi kenapa dengan Delizea apakah ada masalah.

"Mami, Zea gak mau sarapan mami aja yang sarapan"

"Sayang ada apa, ada masalah cerita sama mami" Senja tidak tau apa yang sedang dipikirkan oleh Delizea,selama ini Delizea terlihat sangat ceria.

"Zea rindu mama, tapi Zea gatau mama dimana, mami tau mama Zea dimana" bahkan Senja juga tidak tahu dimana mama Delizea.

"Sayang ayo makan terlebih dahulu,nanti mami tanyakan ya ke papa,besok kita pulang karena papa sama mami ada kerjaan gpp kan" Delizea menilai Senja baik orangnya, berbeda dengan mamanya yang meninggalkannya dari umur tujuh tahun sampai sekarang, sepertinya Senja harus menanyakannya.

Senja turun bersama Delizea, justru cocok seperti adik kakak bukan seperti ibu dan anak, Senja duduk disampingnya Dario sedangkan anak-anak di depannya.

Kali ini lengkap,mama papa, Aydan dan Audrey juga ada disini,Aydan bingung harus apa sedangkan kini perempuan yang ia cintai sudah menjadi istri orang.

Setelah makan Senja mengajak Dario untuk berbicara berdua,mereka naik ke atas memasukkan kamar jika dibawah akan ada yang mendengarnya.

"Mas, maaf sebelumnya bukan Senja ikut campur tapi boleh Senja bertanya ?" Tumben sekali Senja ingin bertanya, membuat Dario penasaran tentang apa yang ingin Senja tanyakan.

"Bertanyalah ada apa, apakah ada masalah " Dario mencoba menebaknya tapi salah.

"Maaf mas, hmm mama Delizea dimana ya? soalnya tadi Zea menanyakan dimana mamanya" deg setelah tujuh tahun ia baru mengingat Reva mama Delizea, bukankah sudah menikah dan memiliki keluarga baru.

"Aku tidak pernah kontak lagi dek, dia meninggalkan kami meninggalkan anak-anak saat itu, Delizea yang masih berusia tujuh tahun sedangkan Delisa yang baru berusia dua tahun,saat ini aku gak tau dimana"

Di kabupaten yang sama namun beda tempat, hiduplah keluarga yang bahagia layaknya keluarga yang tidak ada masalah,iya itu adalah Reva dan Danu mereka sudah menikah selama tujuh tahun dan dikaruniai dua orang anak yang berusia enam tahun, dan empat tahun kini Reva tengah hamil lagi tujuh bulan,Reva apakah tidak mengingat kedua putrinya?.

Reva sendiri menikah dengan Danu memiliki dua orang putri, yang pertama yaitu Ara Dania Sifabela dan yang kedua Aulia Devina Sasmita,jadi keempat anaknya perempuan semua, tapi anak ketiga ini berjenis kelamin laki-laki,Danu sangat bahagia ketika melihat usg putranya.

Reva pun mengingat kedua putrinya,pasti Delizea sudah besar dan Delisa juga, ia sudah mencari kabar tentang mereka namun kenapa sulit sekali, apakah mereka akan dipertemukan lagi?.

Kini Senja dan Dario sedang berada dipusat perbelanjaan, Dario yang sibuk menelfon sedangkan Senja sibuk memilih baju, tiba-tiba ada seorang perempuan yang tengah hamil besar akan terjatuh, Senja lun segera menolongnya jika tidak kemungkinan akan jatuh dan perdarahan.

"Mbak gpp, ada yang sakit" Senja menatap perempuan hamil itu,dia menggelengkan kepalanya dan tersenyum kearahnya.

"Terimakasih, nama kamu siapa"

"Oh,saya Senja kalau mbak"

"Aku Revalia panggil Reva aja"

"Mbak sendirian disini,atau sama suami"

"Iya sama suami,kalau kamu"

"Sama suami juga mbak hehehe"

Dario menghampiri mereka, deg suaranya seperti Dario mantan suaminya, apakah benar ini Dario kenapa berbeda dengan dulu, dia terlihat lebih muda.

"Sudah selesai dek, kita kesitu ya" Dario mengajak Senja untuk ketempat yang berbeda, tapi senja mengenalkannya pada seseorang, untuk pertama kalinya mereka bertemu lagi.

"Mas Dario,apa kabar jadi ini istri mas Dario" ternyata benar, dia sudah menikah dan istrinya jauh lebih cantik dibandingkan Reva.

"Baik, ayo kesana maaf ya kami duluan" Dario menggandeng tangan Senja, mereka memilih baju yang cocok untuk senja dan Delizea dan Delisa.

"Mas kenapa buru-buru sih kasihan mbak tadi"

"Dia mantan istriku kenapa kamu bisa bertemu dengannya dek"

"Eh serius dia mamanya Zea, astaga dia lagi hamil tua loh mas"

Reva dan Danu menghampiri mereka lagi, Dario sudah malas berurusan dengan Reva,apa yang mereka mau sih.

"Mas Dario aku mohon pertemukan aku dengan Delizea dan Delisa mas" kali ini Reva memohon kepada Dario, tapi Dario mengabaikannya,Senja yang melihatnya pun kasihan apalagi seorang ibu,tapi Dario mengapa dia aja .

"Mas kasihan tau,mas masih aja mau egois lagian kan sudah ada kehidupan masing-masing mas"

"Baiklah,ikut saya nanti saya masih mau belanja dengan istri saya"

Setelah Senja berbelanja,Dario membayarnya barulah Reva dan Danu mengikutinya dari belakang,sengaja Dario tidak ingin satu mobil dengan mereka.

Sesampainya dirumah Senja langsung mengajak Reva masuk, Delizea dan Delisa melihat kedatangan Senja dan Dario pun langsung menyambutnya.

"Mami hore udah pulang" keduanya pun langsung memeluk Senja,Dario bahagia melihatnya dengan ini Reva bisa tau bahwa anak-anaknya tidak menganggap kehadirannya.

"Hei lagi apa nih, oh ya papa sama mami tadi beli sesuatu buat kalian, mau tau gak?"

"Mami ini kan.. papa ini mama kan" Delizea menatap mamanya, Reva menganggukkan kepalanya ia membuka tangannya agar kedua anaknya memeluknya tapi justru kedua mundur lebih dibelakang Dario.

"Zea dan Lisa rindu kan sama mama,itu mama sayang ayo peluk" Senja mengarahkan agar keduanya mau memeluk Reva justru keduanya menggelengkan kepalanya.

"Mama, kamu mama aku tapi kenapa kalau kamu mama aku meninggalkan aku sama papa dan adik, dimana saat aku merengek-rengek agar mama tidak pergi, dimana? Mama lebih memilih om ini kan,selama tujuh tahun aku menanti kabar mama, tapi tidak ada kejelasan sama sekali,mama gak pernah ngasih kabar aku,mama gak tau kan bagaimana kehidupan kami tujuh tahun yang lalu,mama gak tau saat Papa gak punya apa-apa,makan ajaa susah,kita yang mau mainan makan enak harus ditahan,tapi papa selalu mengusahakan yang terbaik untuk kami, walaupun harus tinggal dirumah kecil nan kumuh saat itu, mama gak tau karena mana udah hidup enak sama om Danu bahkan bahagia" Dario menitihkan air matanya, setelah akad nikah ia menangis kini ia menangis mendengar ucapan putrinya.

Senja mengelus punggung Dario, tapi Dario harus kuat demi keluarganya, bahkan mama papa dan Ayden lalu Audrey juga turun ketika mendengar suara Delizea.

"Nak kamu salah paham, siapa yang sudah mengajari kamu apakah mami Senja yang mengajarkan seperti ini"

"Bukan,mami Senja yang terbaik,tapi faktanya mama seperti itu kan"

"Maaf jangan menyalahkan saya,saya tidak tau apa-apa soal masalah anda dengan Zea maupun dengan mas Dario"

"Jangan pernah menyangkut istriku,karena selama ini kamu yang menelantarkan anak-anakmu Reva apa kamu lupa, jangan bermuka dua reva untuk menutupi kebusukan kamu"

"Kalian harus ikut mama" Reva menarik dan memaksa Delizea dan Delisa,namun keduanya menolak, Senja langsung meraih keduanya dan memeluknya, untungnya Ayden dengan sigap membuat Reva lengah.

"Kalian gpp kan" Dario memeluk ketiganya, ia takutkan jika terjadi apa-apa, Reva kini dan Danu telah di usir oleh warga kampung.

"Mami Zea takut,Zea gak mau ikut mama,mama jahat mami" Zea memeluk Senja dengan erat, Senja berusaha menenangkannya.

"Ada mami disini jangan takut, Zea yang tenang" Senja memberikan air minum agar Delizea tenang, Dario semakin murka dengan Reva, ia akan membalasnya nanti lihat saja.

Rahim TitipanWhere stories live. Discover now