Laudya

201 7 0
                                    

Laudya kini menginjakkan kakinya di tanah kelahirannya, setelah sekian lama ia pulang iya kepulangannya akan menikah dengan Nicholas.

Laudya tidak menghubungi Nicholas,ia sengaja membuat suprise, Nicholas mendapatkan pesan dari nomor tidak dikenalnya,ia langsung menuju ke taman.

Disini sepi siapa yang mengirimkan pesan iseng kepadanya, Laudya memeluk Nicholas menutup matanya, Nicholas hafal ini bau parfum siapa.

"Suprise baby,maaf gak ngasih kabar kamu dulu"

Nicholas masih terus mematung,tidak bisa berkata-kata ia harus bagaimana? Sedih atau senang? Inilah yang Nicholas tunggu kepulangan kekasihnya.

"Kenapa enggak ngabarin sayang, tau gitu kan aku jemput " Nicholas memeluk kekasihnya itu, bahkan kenangan mereka sudah tertulis di sebuah buku, Nicholas suka menulis memang hingga tidak mudah baginya mendapatkan Laudya.

"Kan suprise sayang, kamu gak suka ya aku pulang, kamu tau kan aku pulang buat kita nikah, sekarang aku siap kok, orang tuaku sudah menanyakan kamu"

Nicholas akan tetap melamar Laudya, walaupun ia sudah menikah, ia harus memilih salah satunya siapa yang akan ia pilih.

Nicholas sudah mengantarkan Laudya pulang, setelah itu ia segera kerumahnya, ia disambut hangat oleh Delizea istrinya.

"Kak, lembur ya tumben pulang malem mau gue siapin makanan" Delizea menawarkan siapa tau Nicholas belum makan ya kan, sedangkan ia menunggu Nicholas untuk makan.

"Gue gak laper" Nicholas segera menaiki tangga,apa memang ia sedingin ini hingga membuatnya patah semangat.

Delizea memtuskan untuk tidak makan, ia langsung tidur saja walaupun perutnya terasa perih, apa karena belum makan.

Sedangkan Nicholas menatap gerak-gerik istrinya, sepertinya ada yang mencurigakan " Lo kenapa, Lo sakit"

"Perut gue perih kak, gue tadi nungguin Lo tapi Lo udah makan, setidaknya lo kirim pesan kak biar gue gak nungguin Lo"

"Lo itu bodoh apa memang oon sih, kenapa harus nungguin gue hah,kalau kayak gini membahayakan kesehatan Lo sendiri Zea" bentakan Nicholas membuat air mata Delizea luruh.

"Lalu gue salah kak, nungguin suami sendiri kalau gue salah Lo kasih tau gue tanpa harus membentak gue kayak gini"

"Lo tunggu sini gue beliin makanan"

"Gue gak nafsu kak, percuma gue makan sendirian nantinya"

Nicholas segera keluar, kenapa Nicholas emosi seperti tadi apakah ia salah, jika salah kenapa harus dengan kemarahan, Nicholas membawa dua bungkus soto ayam, ia segera menyiapkannya.

Delizea segera turun kebawah, Nicholas segera menyuruhnya untuk makan makanan, Delizea segera menghabiskan dan benar saja ini nikmat apa karena ia kelaparan.

"Biar gue cuci, Lo istirahat aja" Nicholas segera mengambil dua mangkok bekas soto ayam tadi, ia langsung mencucinya, selama ini ia tidak pernah di dapur toh untuk apa.

Delizea masih saja mendiamkan Nicholas,ia memilih tidur untuk membelakanginya, sedangkan Nicholas asik menelfon seseorang,siapa dia apakah sangat spesial.

Siapa kekasih Nicholas, sampai Nicholas terpesona seperti itu, mereka sudah lama bukan berpacaran tapi kenapa tidak sampai ke pernikahan.

Hingga keesokan paginya, Delizea memilih tidak memasak ia segera pergi ke kampus, biarkan saja Nicholas masih tidur pulas, Nicholas melirik ke sampingnya dimana istrinya apakah ia hilang.

"Hai Zea, saya mau ngomong sesuatu sama kamu" dia adalah kekasihnya, Dafandra Fahri untuk apa tumben sekali bukan.

"Ada apa kak, ada yang perlu dibicarakan" tanya Delizea serius

" Saya mau menikah, orang tua saya menjodohkan saya dan maaf saya tidak melanjutkan hubungan kita" buku yang Delizea bawa langsung saja terjatuh,kenapa harus ditinggal nikah?.

"Kak kenapa? Apa kita gak bisa bersama,kakak gak cinta lagi sama aku,kenapa kakak tega" Delizea menangis di depan Dafandra,jujur saja Dafandra tidak tega tapi ini pilihan kedua orangtuanya.

Delizea segera mengambil bukunya dan pergi meninggalkan Dafandra,hampir saja ia tertabrak mobil untungnya tidak sampai hal itu terjadi.

"Astaga Zea, kenapa lari-lari seperti ini kamu gpp kan" dia adalah Andra Rakha Pramudika kakak dari Dafandra,mereka beda tiga tahun namun Andra belum menikah.

"Kak Andra, aku gpp kak makasih"

"Masuk cerita di dalam saja" Andra membukakan pintu untuk Delizea, Delizea segera masuk ke dalam mobil Andra disana ia bercerita tentang hubungannya, Andra terkejut tentunya bagaimana bisa hal ini terjadi.

"Lalu aku harus bagaimana kak, kak Dafa sudah mau menikah dengan pilihan orang tuanya,lalu aku"

"Nanti aku tanyakan kepada orang tuaku terlebih dahulu ya, kamu jangan sedih masak perempuan secantik kamu sedih sih, sekarang kita beli makan aja kamu mau kan" Delizea menganggukkan kepalanya,dari dulu Andra menyukainya tapi justru Delizea memilih Dafandra.

Andra tetap baik walaupun Delizea selalu menolaknya,kini mereka makan di tempat langganan mereka, hingga bertemulah dengan Nicholas dan Laudya, mereka sedang makan bersama keluarga juga.

Nicholas menatap istrinya itu, bisa-bisanya dia semesra itu dengan laki-laki lain, acara suap-suapan juga, namun Delizea tidak sadar bahwa suaminya selalu menatap kearahnya.

"Sayang kamu ngelihatin apa sih, pasangan disana tuh mereka cocok ya, satunya cantik dan tampan"

"Maaf gagal fokus"

Sedangkan Andra dan Delizea masih saja bercanda terus-menerus, keduanya sangat dekat bagaikan kekasih,jika Delizea mau menerima Andra mungkin sekarang mereka sudah menikah.

"Kak Andra bisa aja deh, ngomong-ngomong siapa kekasih kak Andra nih"

"Masih jomblo kamu aja gimana" sekian lama berbincang-bincang, Delizea pulang kerumah orang tuanya Dario dan Senja.

"Mami, Zea kangen banget hehehe " Delizea memeluk Senja, lihatlah Maminya sangat cantik bukan, apalagi sudah mempunyai lima anak tetap saja oke.

"Astaga kamu sendirian,dimana Nicholas sayang"

"Gatau mi, kan senja habis kuliah kesini papa belum pulang ya"

Datanglah Dario, tumben sekali anak dan istrinya sedang mengobrol bersama, apakah Dario ada niatan menambah anak setelah dua bulan lagi.

"Papa gak ada niatan nambah adik lagi" tanya Delizea

"Waktunya kamu yang ngasih kami cucu Zea"

"Eh,mana mungkin pa Zea masih sembilan belas tahun mana mungkin Zea hamil"

"Sayang gak ada yang gak mungkin, pasti bisa kok semangat "

"Tapi Zea belum siap mi"

"Emang mami dulu hamil si kembar siap? tidak siap lah sayang apalagi umur mami segitu,tapi papa kamu selalu memberikan mami semangat ya lahirlah si kembar dan adik kan"

Delizea membayangkan saja sudah ngeri, bagaimana jika ia benar hamil anak Nicholas, Nicholas menyusul Delizea kerumah orang tuanya,mereka akan menginap disini tentunya.

Nicholas berada di kamar istrinya,bagus juga namun masih nyaman di kamar sendiri, ia turun berbincang-bincang dengan papanya.

"Kalian program hamil kan, papa gak sabar pengen punya cucu dari kalian"

"Tentunya pa, kami tidak pernah menundanya toh Nicho sudah menginginkan seorang anak tergantung pa"

"Baguslah papa dukung, semoga segera diberikan momongan ya, cewek atau cowok sama aja ya penting lahir dengan selamat dan sehat"

Rahim TitipanWhere stories live. Discover now