EM-DASH 3

921 157 19
                                    

Nggak usah mancing-mancing kalo lo nggak bisa ngatasin dampaknya.

| JADI ADEK GUE AJA |

Aksara tersenyum manis melihat Kris begitu antusias menguncir rambutnya. Kris sendiri sibuk dalam kegiatannya, sangat serius dan telaten dalam mengumpulkan rambut Aksara dan mengikatnya di atas ubun-ubun dengan model air mancur.

"Selesai," kata Kris.

Dewa lantas menyodorkan layar iPhone-nya, menyuruh Aksara menilai sendiri bagaimana rupanya sekarang. Begitu melihat pantulan wajahnya sendiri di layar, pipi Aksara merona.

"Aksa laki-laki," beritahunya.

Kris terkekeh. "Nggak ada yang bilang lo cewek."

"Tapi jujur, lo cantik," sahut Dewa. "Gue mau nyanyi lagu yang sebab kau terlalu indah dari sekedar kata tapi rasanya nggak perlu. Lo nggak bisa dideskripsikan lewat kata-kata. Argh! Imut banget! Pokoknya gitu!" pekik Dewa, gemas.

Aal sendiri ber-aww heboh. Tangannya menyentuh dada kanan seolah Cupid berhasil membidik hatinya dengan panah imajiner berbentuk cinta.

Aksara tersenyum kalem mendengarnya.

"Sini," Kris menarik lengannya, mengambil alih iPhone dalam genggaman Aksara. "Biar gue foto dulu."

"Ntar bagi fotonya, ya, Wa?" Aal menaik turunkan alisnya.

Sadar akan sesuatu, Kris otomatis meletakkan iPhone kepunyaan Dewa dan ganti mengambil miliknya yang masih telentang di atas meja.

"Si anjir kenapa nggak jadi pake hp gue, cok!" Dewa merengut.

Kris meliriknya sekilas. "Untung di lo. Gue mau foto yang ori dari hp gue. Diem, nggak usah bacot!"

Dewa punya hobi menyimpan hal-hal yang lucu untuk dirinya sendiri. Pelit pula.

"Jingan!" umpat Dewa, kesal.

Brak!

Akra melempar handphonenya sendiri dengan keras ke meja yang terbuat dari kaca di hadapannya. Situasi Aksara yang akrab dengan para sahabatnya membuat Akra emosi.

"Mau kemana lo?" tanya El saat melihat Akra bangkit dari duduknya.

"Kamar."

Dan setelahnya Akra pergi begitu saja.

"Lah? Tamu adalah raja, pelayannya malah kabur," gurau Aal, tengil.

Mendengar kata pelayan, Aksara langsung tegak. Terbiasa diperlakukan semena-mena oleh Akra membuatnya memiliki title pelayan secara tidak langsung. Terlepas dari statusnya sebagai bagian dari Kartawinata, apa yang patut dibanggakan kalau dia saja diperkenalkan sebagai anak tukang kebun?

"Abang pada mau Aksara ambilin minum?"

Ada beberapa kaleng soda di atas meja dan camilan yang sudah hampir habis, termasuk kue kering rasa cokelat kesukaan Aksara.

Tanpa sadar, Aksara tersenyum kecut.

"Mau!" jawab Aal, semangat.

EM-DASHWhere stories live. Discover now