EM-DASH 11

786 151 63
                                    

Alice dan Aileen dilahirkan kembar dari gua seorang wanita yang dikenal sebagai rahim. Mereka berasal dari satu ovum yang sama yang berhasil dibuahi dan akhirnya tumbuh, memisahkan diri menjadi dua bagian identik dalam satu kantong ketuban.

Keduanya terbiasa berbagi.

Hal yang tabu seperti berbagi suami, walau terdengar hina, bagi mereka tampak biasa saja.

"Alice, aku jatuh cinta."

Aileen memiliki sifat yang pemalu namun lembut. Kesan pasif melekat dalam kepribadiannya, berbeda dengan Alice yang periang. Faktor lingkungan dan kasih sayang dari orang tua yang cenderung tidak adil membuat kehidupan keduanya kadang terasa simpang siur. Tidak ada yang mengingatkan apakah kelakuan mereka benar atau salah.

"Kalo lo suka, gue juga suka."

Aileen yang polos. Alice yang bebas.

Aileen yang gampang dibodohi. Dan Alice yang tak ingin dilangkahi.

Sisi superior diperebutkan. Alice selalu ingin unggul.

| AKSARA 2 |

Zeus mengembuskan napas berat.

Aksara absen hari ini. Kemarin seusai makan malam, Zeus dan yang lain langsung pulang karena diusir. Pengusiran halus. Oknum pengusir juga mirip makhluk halus; Vero.

Jadi untuk seharian, bisa dipastikan Zeus hanya akan melamun di kursinya. Terduduk. Lesu. Tanpa tenaga seolah-olah ketidakhadiran Aksara merenggut nyawanya seutuhnya.

Kembali Zeus mengembuskan napas berat. Kali ini terdengar panjang, seperti meresapi kekosongan di dalam dada yang begitu menyesakkan. Suasana kelas menjadi lebih dingin kala Zeus di bangkunya melirik ke kursi Aksara yang kosong.

"Ze!"

Jayendra.

Anak itu datang bersama dua buntutnya. Tingkahnya yang tak tahu malu menggugah Jayendra untuk duduk di kursi depan meja Zeus, menghadap ke arah cowok dengan vest yang lagi-lagi sudah tersampir di punggung kursi. Dua kancing kemeja putihnya dibiarkan terbuka, tanpa adanya kelengkapan dasi bergaris yang seharusnya wajib dikenakan.

"Aksara sakit apa?" tanya Jayendra.

Zeus hanya menatap Jayendra dalam diam. Si empu yang ditatap mendengus.

"Demam? Sakit gigi? Wajar sih sakit gigi, kemarin makan brownies."

"Lain kali jangan ngasih dia makanan kayak gitu."

"Giliran keluar suara malah nyalahin orang."

"Dia gegar otak ringan."

"Apa?"

Kini giliran Zeus yang mendengus.

"Bentar gue google dulu."

Kali ini, Zeus ganti berdecih. Dia menyayangkan kedatangan Jayendra yang dengan serampangan mengganggunya. Zeus malas berbicara jika itu bukan di depan Aksara.

"Oke. Anggap aja gue tahu. Terus Aksara kapan berangkat lagi?" tanya Jayendra, mengganti topik.

"Tanya sendiri," balas Zeus, datar. Sedetik kemudian dia meralat ucapannya. "Biar gue tanya ntar."

EM-DASHWhere stories live. Discover now