2. Darka Mulai Beraksi

123K 4K 32
                                    

Darka menatap ke arah kosan dari jendela kamarnya yang ada di lantai dua. Asyik menyesap rokoknya dengan melihat Delin yang tengah menjemur pakaian.

Darka merasa kurang puas. Dia mematikan rokoknya lalu meninggalkan kamar untuk menuju Delin berada.

Dia mengayunkan langkah tanpa suara. Jika Delin sadar dengan kehadirannya, maka gadis itu akan pergi.

Darka melihat beberapa pakaian kecil itu. Terlihat lugu dengan motif kelinci atau beruang.

"ARGH!" Delin berteriak lemah khasnya saat melihat Darka menjulang tinggi. Auranya selalu terlihat seperti serigala yang hendak menerkam.

Delin bagai kelinci yang ketakutan.

"Gue bukan hantu." ujar Darka datar.

"A-anu, maaf." Delin hendak kabur namun Darka tahan ember yang diisi pakaian itu.

"Lo belum selesai!" ketus Darka.

Darka sengaja turun agar melihat Delin dengan jelas tapi gadis itu seenaknya kabur. Darka tidak tahu kenapa Delin bertingkah begitu.

"Lo ada masalah?" Darka terdengar menggeram jengkel di depan wajah Delin.

Delin semakin panik, kaca matanya yang berembun tiba-tiba Darka tarik.

"Ternyata bukan kaca mata minus," komentar Darka lalu memasukan kaca mata itu ke saku celana. "Lo bisa bawa ini ke rumah gue," bisiknya seductive.

Delin melotot semakin ketakutan dihimpit antara tembok dan Darka.

"Besok malam semua orang rayain tahun baru, gue tunggu, kalau engga gue yang masuk ke kosan lo pake kunci cadangan!" ancamnya.

Delin meremas jemarinya yang bergetar ketakutan. Delin tidak tahu apa kesalahannya sampai Darka bertingkah begini.

"Lo jual mahal biar gue kejarkan? Gue siap kejar," Darka menggesekan hidungnya ke hidung Delin lalu pergi begitu saja dengan tenang.

Delin menatap sekitar dengan terengah panik lalu merosot dan duduk di tanah dengan lega. Untungnya tidak ada yang lihat namun tetap saja dia gelisah.

Delin tidak melanjutkan menjemur pakaian. Dia bergegas masuk ke dalam kosannya. Apa yang harus dia lalukan. Apakah lapor pada Demian.

Delin melirik ponselnya yang menyala. Ada pesan dari nomor asing.

+628-----
Ngadu, gue bikin lo ga tenang! Lo ga akan lulus kuliah gue jamin! Jangan coba kabur, gue akan kejar kemana pun!
Gue Darka, simpen nomor gue!

Delin terhenyak sedih dan ketakutan. Kenapa menjadi begini? Selama ini dia baik-baik saja dan nyaman berada di sini.

Kenapa Darka tiba-tiba berubah?

Apa salahnya?

***

Hari ini pun tiba. Delin sampai tidak bisa tidur memikirkannya. Dia gelisah dan ketakutan.

Dia berdua dengan Darka di rumahnya saat semua orang pergi menonton kembang api di alun-alun kota? Tidak pernah terbayangkan.

"Delin ga akan ikut, dia ga mau gaul sama kita. Ga usah di ajak,"

Delin menatap pintunya. Suara itu pasti dari tetangga sebelah dan beberapa penghuni kosan lainnya.

Delin menggigit jemarinya kian gelisah. Dia sibuk menangis tanpa tahu harus kemana dia mengadu.

Apakah Darka tidak akan macam-macam? Bukankah Darka dari keluarga kaya raya yang terhormat?

Darka
Naik, masuk pinnya 10011001

Delin semakin gelisah panik. Ponselnya sampai bergetar. Namun tidak ada pilihan lain. Delin keluar dengan was was.

Darka melihat itu dari jendela kamarnya. Kegelisahan, ketakutan tidak bisa ditutupi bahkan dari jarak yang jauh.

Darka menggenggam kaca mata itu dengan senyum miring penuh kepuasan. Malam ini dia akan mendapatkan apa yang dia mau.

Delin memasukan pin dengan sangat gemetar dan keringataan. Jantungnya tak karuan, rasanya dia ingin menangis dan meminta tolong tapi tidak bisa.

Ini bukan soal kaca mata murahnya. Tapi soal ancaman Darka.

Semoga Darka tidak sesuai dengan apa yang dia pikirkan.

Delin semakin benci orang kaya jika benar Darka tidak baik.

"Pe-permisi," suara Delin begitu bergetar. Kasihan sekali.

Darka menuruni tangga dengan terus menatap Delin tak berkedip. Gadis itu tanpa kaca mata memang sesuai dengan dugaannya. Sangat mempesona.

"Tutup pintunya,"

Delin sontak menggeleng cepat dan bersiap berlari kabur. Kenapa harus ditutup, mereka tengah berdua.

Serigala hitam itu segera mengejar kelinci kecil yang lemah, menarik lengannya lalu menutup pintu hingga suara klik terdengar.

Delin terengah antara panik dan ketakutan karena di himpit Darka di pintu.

"Ja-jangan begini," suara Delin semakin bergetar dengan air mata berjatuhan.

Darka terpejam menghirup wangi rambut Delin yang membuatnya semakin ingin menjadikan gadis itu berada di bawahnya.

Obsesi memiliki Delin semakin meronta-ronta.

"Kita hanya akan minum dan makan." bisiknya menggelitik telinga Delin.

Dark Obsession (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang