3. Berhasil Memiliki

132K 3.6K 39
                                    

      Delin menegang sampai hampir kesulitan bernafas. Tatapannya bergetar tidak fokus. Ketakutan dan gelisah saat Darka masih mengukungnya di pintu.

Delin memejamkan matanya takut sekilas saat jemari besar Darka menyentuh lehernya seperti hendak mencekik.

Tapi ternyata tidak. Lehernya malah diusap dan terus Darka pandang.

Delin merasa dilecehkan namun tidak tahu harus mengadu pada siapa. Dia memang selalu memendam semuanya sendiri, takut untuk bilang pada orang terdekat tentang apapun.

"Lo nurut, ga usah takut," bisik Darka di garis rahang Delin.

Delin mengangguk kaku. Dia ingin segera bernafas normal maka dari itu Darka harus segera menyingkir dan memberinya jarak.

Darka kembali menatap jemarinya yang mengusap leher lembut, jenjang nan indah itu dengan tertarik.

Darka memasangkan kaca mata Delin dengan benar lalu meraih jemarinya yang dingin dan berkeringat itu untuk segera pergi menuju meja makan.

Selain tidur. Darka memang hanya ingin melakukan pendekatan dulu namun sepertinya Delin terlalu takut sampai panik sendiri.

Darka mendudukan Delin di sebelah pahanya membuat Delin melotot panik dan kembali menegang.

"Rileks, lo makan," tunjuk Darka pada makanan di depannya dengan menggunakan dagu.

"Ta-tapi, duduknya—"

"Lo mau gue makan?" potong Darka tenang namun bagi Delin menakutkan.

Delin bergegas meraih burger ukuran yang kecil lalu memakannya dengan tangan bergetar dan mengunyah tidak tenang.

Darka tidak makan. Dia hanya melihat Delin yang semakin tak karuan dengan penuh ketertarikan.

Darka suka membuat Delin merasa terintimidasi. Darka merasa berkuasa dan dapat mengendalikannya.

Darka mengusap pinggang Delin membuat Delin kaget lalu terbatuk-batuk hingga wajahnya memerah antara malu dan sakit di tenggorokan.

Darka memeluk Delin agar tidak jatuh saat meraih segelas air. "Makan yang bener!" tegasnya.

Delin meraih air itu hingga batuk-batuk pun berhenti. Dia tidak bisa lagi makan.

"Abisin minumnya,"

***

"Kenapa?" Darka tersenyum melihat wajah Delin yang kian memerah dan tatapannya sayu gelisah di duduknya yang masih di sebelah paha Darka.

Delin menggeleng dengan berusaha mengendalikan diri. Dia merasa tubuhnya jadi aneh.

Darka mengangkat Delin yang hanya bisa panik dalam kegelisahannya itu lalu mendudukannya di sofa.

"Lo tunggu di sini,"

Darka menuju kamarnya. Dia meneguk obat yang sama. Obat yang dia masukan ke dalam air putih yang diminum Delin.

Salah Delin yang benar-benar datang dengan rasa takut yang membuat Darka semakin ingin menguasainya.

Obsesi Darka memiliki Delin terlalu menggebu. Setiap malam selalu saja terbayang wajahnya yang lugu.

Darka mendesis tak sabar untuk menghabiskan malam tahun barunya bersama Delin.

Darka kembali mendekati Delin yang gelisah di sofa, tidak duduk tapi rebahan. Tubuhnya tak bisa diam.

Dark Obsession (TAMAT)Donde viven las historias. Descúbrelo ahora