43. Sempurna

57.6K 1.5K 20
                                    

Darka menatap Ella yang riang dibalik kaca mata hitamnya. Ceritanya mereka bermain ke tempat permainan yang dipenuhi wahana. Tentu saja semua yang ada di sini sudah dia sewa setengah hari.

Darka jadi semakin protektif dan ketakutan setiap detiknya. Dia tidak ingin kehilangan Ella dan Delin dengan cara yang menyeramkan.

Darka menoleh pada pengawalnya yang mendekat dengan anak laki-laki yang lebih tinggi dari Ella, terlihat dewasa dari usianya saking tinggi.

Darka tersenyum tipis. "Senang bertemu denganmu, guardian angel Ella." ucapnya.

Anak laki-laki itu hanya diam menatap datar. Sungguh sulit membaca isi hatinya.

Darka menepuk bahunya sekilas. Dia mempercayakan semuanya. Orang hebat di dunia gelap itu tidak akan mungkin memberikan sesuatu yang akan memalukan dirinya.

"Ella sedang bersama ibunya," Darka menunjuk Ella yang asyik tertawa bersama Delin di wahana gelas berputar itu.

Laki-laki itu hanya diam menatap anak kecil yang begitu riang bahagia. Entah kenapa perasaannya berubah marah.

Kenapa masa kecilnya suram, tidak ada kebahagiaan sedangkan anak itu dengan riangnya tertawa.

Tangan kecilnya terkepal. Rasanya anak perempuan itu tengah mengolok-oloknya.

"Bermainlah seolah pengunjung di sini," Darka memilih ke tempat makan, dia akan memesankan makan siang.

Ella dan Delin pun turun tak lama dari itu. Ella terlihat bahagia.

"Mama, walau pengunjung sedikit tidak seperti di film, tapi tempat ini seru!"

Ini hari ulang tahun paling bahagia.

Ella menatap anak laki-laki yang menatapnya aneh. Ella tersenyum, membiarkan Delin berbincang dengan Darka.

Ella tak bisa berpaling karena dia melihatnya terus. Ella mulai takut.

"Dia bisa bermain dengan kamu, tidak usah takut," Darka mengusap kepala Ella.

Ella pun mulai menatapnya lagi. Entah dorongan dari mana, Ella mendekatinya. Ini pertama kali papanya mengizinkannya untuk bermain dengan orang asing. Rasanya baru.

Ella senang.

"Kakak mau main dengan Ella?" kedua matanya berkedip polos. Begitu cantik sampai membius pengawal yang melintas bagai pengunjung.

"Nama kakak siapa?"

"Guardian."

"Panjang," keluh Ella lucu. "Kak Ardi, Ella maunya manggil gitu," kekehnya lucu.

"Woah! Ella semakin lancar bilang R.." heboh Ella.

Ella mengajak Ardi kesana kemari. Menaiki wahana yang tidak terlalu ekstrim. Ardi terlihat diam saja bagai patung.

Ardi ingin rasanya mendorong Ella dari wahana hingga cidera. Dia ingin Ella merasakan sakit yang dia rasakan.

Ardi terus saja mengikutinya, menatap senyum yang polos bagai mengejek itu. 

***

"Apa Ella bisa ketemu kak Ardi lagi, papa?" Ella duduk di samping Darka yang sedang membuka permennya.

"Saat besar nanti, sekarang Ella hanya perlu hibernasi." balas Darka.

"Oh iya, Ella.." Delin masuk ke obrolan papa dan anak itu.

"Ya, mama?"

"Apa boleh mama dan papa pergi ke Paris?" Delin baru ingat soal rencana itu. Jika Ella tidak masalah dia akan mengabulkan keinginan Darka untuk bulan madu kedua.

Dark Obsession (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang