35. Protektif Papa

37.9K 1.5K 11
                                    


     Darka menoleh ke kiri, tidak ada Delin lalu mengedarkan tatapannya ke setiap penjuru kamar, tetap tidak ada.

Darka ingin Delin selalu ada saat dia membuka mata, namun keinginannya hanya sebatas ingin karena dia maklum, Ella perlu di urus tak hanya dia seorang.

"Udah bangun?" Delin datang dengan senyuman lalu menutup pintu.

"Dari mana?" Darka mengkode Delin agar menghampirinya.

Delin mendekat, duduk di pinggiran kasur dengan langsung perutnya dibelit Darka. Delin hanya bisa mengusap rambutnya.

"Urus Ella, sekarang lagi sama sus, ayo saatnya makan, kak.." Delin masih menyisir rambut Darka.

"Harusnya—" tidak, Darka tidak boleh kekanakan. Bukan maksud Delin selalu meninggalkannya saat tidur.

"Harus apa?"

Darka melepaskan pelukannya lalu mendudukan tubuh sambil meregangkan otot. Bercinta di lantai memang selalu berakhir lebih pegal.

"Ga." singkat Darka lalu tanpa banyak kata lagi pergi ke kamar mandi untuk cuci muka dan sikat gigi.

Delin tidak meninggalkannya. Dia menunggu lalu turun bersama dengan Darka berjalan lebih dulu.

"Ella mana?" tanya Darka sambil menarik kursi untuk Delin lalu untuk dirinya sendiri.

"Di bawa sus ke belakang ambil ASI," Denada melayani suaminya dan Delin pun sama, melayani Darka.

Darka balas dengan mengusap pahanya sekilas lalu memulai makan. Semuanya makan malam dengan tenang.

"Ayah dengar bisnis Delin dibantu kamu?" tanya Kevin setelah semua selesai dan tengah memakan buah-buahan sebagai penutup.

"Iya, hanya memantau, yah.. Selebihnya Deril yang urus,"

"Deril? Oh iya, ayah ingat."

"Deril sudah seperti keluarga, sangat terpercaya, yah.. Selama ini dia juga yang membantu,"

"Ayah tahu itu dari Darka, dia pasti hebat karena bisa memajukan desanya, begitu pun mantu ayah, kalian keren.." Kevin tak akan bosan memuji Delin.

Delin mengulum senyum, dia selalu saja tersanjung padahal baginya tidak terlalu banyak bergerak. Jasa Deril dan Darka lebih besar.

"Ella besar pasti akan bangga dengan orang tuanya,"

"Dan kakek neneknya," tambah Darka santai.

"Itu pasti." balas Kevin yang membuat sekeliling tertawa hangat. 

***

"Ella tidur?" Darka menatap Ella yang lelap di tempat tidurnya. "Tumben bisa tidur di sini?" lanjutnya.

"Terlalu lama main, makanya lelap banget. Jadi waktu dipindahin juga ga terganggu, kak." Delin ikut menatap Ella sambil membenarkan selimutnya.

"Bukan kode mau adikan?" Darka melirik Delin.

Delin mendongak lalu mendengus geli. "Itu sih mau papanya aja," balasnya pelan.

Darka mengulum senyum samar lalu memepet Delin. "Kamu ga mau?" tanyanya tak santai, terkesan galak namun dibuat-buat.

"Nanti, tunggu Ella satu tahun minimal," jawab Delin pelan dan tak yakin. Mengurus Ella saja sudah harus dibantu sus.

"Kamu lelah?" Darka mengusap bawah mata Delin yang baru dia sadari.

Beberapa hari ini Ella memang selalu meminta ASI tengah malam, walau untungnya tidak lama pagi menjadi malam dan malam menjadi siangnya.

"Sedikit," Delin pasrah saja saat Darka membawanya ke dalam pelukan. Delin hanya menyandarkan pipi ke d*da bidang Darka.

Dark Obsession (TAMAT)Where stories live. Discover now