28. Rencana Tuhan Dan Anak Kita

46.2K 2.2K 55
                                    

Delin menatap datar bangunan yang harusnya menjadi tempat Darka berbisnis. Tidak ada lagi Darka di sekitarnya sudah hampir satu bulan.

Bangunan yang memang sudah ada namun dibangun lagi oleh Darka sampai sebagus dan modern ini.

Rencana manusia hanya sebatas rencana. Darka juga tidak punya pilihan lain saat tiba-tiba ayahnya masuk ke rumah sakit.

Darka harus menggantikan tugas Kevin entah sampai kapan. Kevin pun tidak menjanjikan kapan. Awal akhir Darka memang akan menjadi pewaris pertama karena anak pertama.

Demian jelas menolak bekerja di kantoran. Dia lebih suka pada seni, maka dari itu dengan sangat terpaksa Darka menyerah pada bisnis yang akan dia mulai namun belum sempat.

Semua kerugian Kevin yang tanggung, pengembalian dana dan sebagainya. Namun satu permintaan Darka.

Dia ingin memberi gedung yang sudah hampir selesai itu diberikan kepada Delin. Baru Darka akan terjun ke perusahaan.

Dan syaratnya dipenuhi walau dengan berat hati Darka ingkar membuat desa kesayangan Delin maju.

Delin menyeka sudut matanya yang tiba-tiba berair saat ingat ucapan Darka saat pamit tidak akan sering menjenguk karena kesibukannya sebagai pengganti Kevin.

"Lo awas main mata apalagi hati!" Ujar Darka galak. "Gue ga ditakdirkan bantu desa ini maju, tapi gue yakin lo bisa, jangan ngecewain gue! Gue lepas lo, Delin.. Maaf dan terima kasih, gue belum bisa janjiin apapun ke depannya, tapi moga aja kita bisa sama-sama. Untuk sekarang entah sampai kapan, gue lepas lo.. Kalau ditengah jalan nanti ada orang baik, gue harap lo tolak dia buat gue! Tapi gue ga bisa maksa, terserah.." lanjutnya begitu plin plan dan gengsi plus kacau.

Darka masih merasa mimpi saat rencananya kacau.

Delin saat itu ingin mempertanyakan kapan jelasnya mereka menikah. Bukankah sudah ada pembicaraan serius soal itu.

Tapi Delin memilih bungkam. Denada tengah sedih karena suaminya sakit keras. Delin tidak mau egois. Dia hanya perlu maklum dan memahami posisi Darka dan keluarga.

***

Satu tahun kemudian...

Darka sibuk menemui beberapa klien hari ini. Ternyata menjadi ayahnya tidak mudah. Pantas saja jarang berada di rumah. 

Darka meminum vitamin yang disediakan dokter pribadi ayahnya yang kini menjadi dokternya juga.

Darka jelas harus menjaga kesehatan mengingat banyaknya lembur karena banyak sekali yang harus dia pelajari dalam setahun ini.

Rindunya pada Delin bahkan tidak bisa dia obati. Sungguh tidak ada waktu untuk bertemu. Darka pun memilih untuk tidak menghubungi Delin. Dia akan nekad menemuinya, mengganggunya jika mendengar suaranya.

"Pak, ada berkas yang harus segera ditanda tangani," 

Darka menerima tanpa banyak kata. Baru saja dia akan memejamkan mata walau sekejap. Tapi, sudah ada pekerjaan lagi.

Darka membacanya dengan serius. Alisnya bertaut membuatnya terlihat semakin galak. Banyak sekali yang segan padanya semenjak menggantikan Kevin.

"Maaf, bu.. Tidak bisa karena belum dapat izin,"

Darka mendongak ke arah pintu yang tiba-tiba terbuka. Di sana Selena datang dengan pakaian yang seperti biasa, serba terbuka seksi.

Darka berdecih tak tertarik. Dia sudah tahu bagaimana asli dari wanita yang dia pikir hanya bermanja padanya.

"Jahat ya kamu!" Selena terengah emosi. "Jangan bawa masalah pribadi sama urusan bisnis, Anjelo!" raungnya emosi. 

Darka tersenyum remeh, dia menutup berkas dengan kesal. "Sadar Selena! Dia memang tidak layak bekerja sama dengan perusahaanku!" tegasnya.

Dark Obsession (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang