16. Pengalaman Pertama Dan Kemarahan Darka

65.4K 2.2K 16
                                    

     Delin mengintip di jendela kosannya. Sudah tiga hari banyak mobil baru keluar masuk dan ada tamu di rumah Darka. Sepertinya Darka benar-benar akan turun berbisnis. Banyak sekali kenalan dari ayahnya Darka yang hilir mudik.

Kata Darka mereka memberikan nasehat dan pengalamannya agar Darka bisa memulai bisnis tanpa grusa grusu dan salah langkah.

Delin merasa lega. Darka jarang berinteraksi kecuali mengirim pesan untuk meminta pap dan setelahnya sudah tidak ada percakapan apapun lagi.

Selama tiga hari juga Delin banyak beristirahat, banyak tidurnya. Beberapa hari lagi dia dan Dakra akan sibuk dan rencananya akan pergi ke desa.

Semoga saja tidak ada halangan.

Delin menatap ponselnya. Nama Ibu tertera. Pasti mereka menanyakan soal jadi tidaknya dia pulang ke desa nanti.

Delin juga belum tahu. Darka sempat bilang tengah menimang untuk langsung ke desa atau sebelum ke sana dia menerima ajakan liburan dari para sahabat.

Akri, Lana dan Dikta kebetulan liburnya bersamaan 3 hari makanya mereka merencanakan liburan.

***

"Kak, ibu telepon sore tadi, katanya mau pastiin ke sana jadi engganya," Delin terlihat ragu saat melihat Darka seperti tengah kusut.

Darka melirik sekilas. "Tunda aja, beres 3 hari liburan kita ke desa mulai cari tempat," jawabnya sambil terus mengetik pesan.

Darka benar-benar sibuk mempersiapkan bisnisnya yang melibatkan Delin walau lebih banyak dia yang turun.

Bahaya.

Sudah tidak asing lagi baginya, rekan-rekan ayahnya itu pemain wanita mengingat mereka duda. Melihat Delin bisa saja tertarik dan Darka jelas tidak akan membiarkannya.

Delin pun mengangguk dan mengetik pesan lalu dia kirimkan pada ibunya.

Biasanya Delin akan disuruh mandi dulu sebelum bercinta jika baru dari luar. Tapi sekarang Darka tidak bisa tahan.

"Ga usah mandi, lama!" Darka mematikan ponselnya, meraih ponsel Delin juga dan menyimpannya asal lalu segera menerkam Delin.

Darka ingin mencari hiburan. Sudah berhari-hari dia dipusingkan semua hal yang bersangkutan dengan kerjaan sampai mengabaikan Delin.

"Kak, di sini ga kedap suara." panik Delin.

Delin cukup terganggu dengan gosip yang beredar. Jika kali ini bocor, dia akan sangat membencinya.

Delin tidak bisa protes jika di kamar Darka tapi beda halnya jika di tempatnya yang bertetangga dengan orang asing.

"Lo yang suka berisik,"

Delin menatap Darka kesal namun segera menunduk. Untung saja Darka tidak sedang fokus padanya.

"Kak.."

Darka menatap tajam karena Delin mengganggu kesenangannya.

"A-aku juga lagi dapet," cicit Delin baru ingat.

Darka perlahan tersenyum. "Masih ada cara lain, sayang.." bisiknya diakhiri kuluman senyum yang menyeramkan.

Delin sampai menahan nafas takut. Panggilan sayangnya juga membuat Delin merinding.

***

Delin melotot lalu menggeleng tidak mau. Delin menutup mulutnya rapat. Darka meremas gemas membuat Delin memekik refleks.

Darka pun berhasil menjejalkannya.

"Ga mau nurut?" Darka menyorot serius membuat Delin pun pasrah dengan air mata berjatuhan.

Dark Obsession (TAMAT)Where stories live. Discover now