41. Melepas Rindu Dan Olah Raga

49.8K 1.1K 3
                                    

     Ella terlihat lincah merangkak menghampiri Darka yang baru pulang dari luar kota. Delin juga mendekat mengikuti Ella dari belakang. Begitu semangat Ella saat mendengar suara Darka.

"Kangen papa?" Darka menyimpan tas kerja dan jasnya di lantai begitu saja, dia berjongkok menyambut Ella yang tertawa riang.

"Bahagianya," kekeh Delin saat Ella tak bisa diam di gendongan Darka.

"Kamu engga?" tanya Darka pada Delin lalu mengecup keningnya.

"Bahagia dong," Delin membelitkan lengannya ke lengan Darka.

Darka kembali bermain dengan Ella yang tertawa bahagia saat tubuhnya diangkat-angkat.

"Di rumah aman?"

Delin meraih tas kerja dan jas Darka lalu mengangguk. "Aman, rumahnya nyaman, banyak penjagaan juga.." jawabnya.

Mereka memang sudah pindah rumah ke rumah yang Darka siapkan. Delin hanya bisa menurutinya.

"Tanah yang disebrang sana, rencananya aku mau beli,"

"Buat apa?" Delin menatap Darka yang terlihat kian tampan setiap harinya itu.

"Ke depannya bisa buat tempat main Ella atau bikin rumah buat Ella," Darka belum yakin, dia hanya ingin membelinya.

"Aku sih oke aja," Delin tersenyum.

Darka balas tersenyum. Dia ingin melepas rindu dengan Delin namun Ella masih semangat membuat Darka jadi ingin bermain dengan Ella dulu.

"Ella agak rewel, kangen papanya.."

"Kamu juga rewel," kekeh Darka.

Darka jadi ingat saat Delin begitu cemburuan dan banyak sekali bertanya bahkan ingin selalu video call sesibuk apapun Darka.

"Iya, akukan kangen." Delin tidak menyangkal lagi. 

***

Ella tengah diasuh pengasuh. Terlihat asyik bermain mainan sambil disuapi makanan khusus bayi.

Darka di kamar baru keluar dari kamar mandi dengan penampilan lebih segar.

Delin tersenyum menyambut Darka yang memeluk dan ndusel di lehernya. Keduanya terlihat sama-sama merindukan.

"Ella udah ada sus?" tanya Darka masih mengecupi leher dan bahu Delin penuh rindu.

Tiga hari jauh dari Delin dan Ella rasanya Darka berat.

"Udah," Delin mengusap kepala Darka. "Tapi tetep jangan sekarang, malem aja." bisiknya.

"Kangen, masa nunggu lagi," Darka berbisik dengan mengendus belahan d*da yang menyembul dari kaos rumahan Delin.

"Ella bisa aja nangis mau sama kamu, ga papa berhenti ditengah jalan?" Delin membiarkan kaosnya dinaikan Darka.

"Ga papa." singkat Darka sambil mengangkat branya juga. Darka sibuk bermain di sana. Dia asyik mengisi daya lagi.

Darka bermain adil. Dia beri keduanya kecupan bergantian agara tidak saling iri. Delin hanya bisa menatap sayu.

Keduanya berakhir saling memadu kasih di atas kasur yang mulai berantakan itu. Keduanya terlihat saling melepaskan rindu. Saling melepaskan desahan kasih sayang.

Keduanya ambruk dengan terengah.

Delin yang telungkup menggeliat lemas, tubuh Darka terlalu menimpanya dan itu berat, membuatnya sesak.

"Berat ya?" kekeh Darka dengan nafas mulai berangsur-angsur normal.

"Iya," Delin menggeliat lagi, Darka sepertinya sengaja.

Dark Obsession (TAMAT)Where stories live. Discover now