40. Papa Mesum Dan Main Sebentar

49.2K 1.2K 4
                                    

"Rasanya mau cium," Darka semakin memandang Delin lekat dan mendamba.

"Udah tadi,"

"Kurang, lidahnya mana?" bisiknya.

"Stt!"

"Ella ga akan denger,"

"Nanti, abis makan, terus Ella tidur baru boleh," kekehnya.

"Oke."

Ketiganya bermain santai sambil menunggu makan siang yang akan diantar ke ruangan Darka. Tak lupa makanan untuk Ella juga.

Dan setelah tidak bisa diam, Ella pun tertidur. Darka yang hendak melanjutkan pekerjaan jelas belok pada Delin.

Dia segera melumat bibir istrinya dengan rakus dan menuntut balasan. Pertukaran saliva tidak bisa dihindarkan, saling berperang lidah dan desah halus.

"Kamu jadi ahli sekarang," bisik Darka senang lalu kembali memagutnya, menyesap manisnya.

Delin tersenyum disela-sela pagutan. Dia jadi senang jika Darka puas dengan apa yang dilakukannya.

Delin juga tidak tahu kenapa jadi bisa mengimbangi Darka, mungkin karena terbiasa membuatnya bisa.

"Udah, saatnya kerja.." bisik Delin sambil mendorong d*da bidang sang suami agar membuat jarak.

"Mana bisa," balas Darka berbisik sambil mendekatkan wajahnya lagi.

Delin terkekeh sambil kembali mendorongnya pelan. "Serius, kalau gitu aku bawa Ella pulang aja karena ganggu kerja-mgph!" Delin melotot kaget saat Darka menabrakan bibirnya tiba-tiba.

"Sebentar, masih ada setengah jam lagi," bisik Darka dengan tatapan dan suara yang penuh bujuk rayu.

Delin gelisah di duduknya. "Nanti ada yang masuk," tolaknya lembut.

Darka pun beranjak menuju pintu, menguncinya dan kembali mendekati Delin lalu mengangkatnya dengan mudah.

Darka bawa ke kursi kebesarannya, Delin dia dudukan di pahanya dengan kedua kaki terbuka disetiap sisi dan menghadap kepadanya.

"Kak, serius?" Delin mengerjap panik saat melihat Darka menurunkan resleting setelah melepas sabuk pinggangnya.

"Kamu liat buktinya," Darka mengkode bawahnya yang sudah mengeras.

"Di sini?" Delin menelan ludah gugup saking belum pernah.

"Mau di luar?"

Delin sontak menggeleng dengan agak sebal. Dia sedang serius juga.

Delin mengangkat tubuhnya sedikit lalu terpejam merasakan sesuatu mengisinya penuh.

"Udah basah ternyata," bisik Darka di telinga Delin sambil memeluknya.

Delin tidak menjawab, dia menggigit bibir saja saat harus bergerak dan Darka pun sama bergerak perlahan.

"Kita ga bisa pelan dan lama, sayang." Darka mendudukan Delin di meja lalu mulai menyerangnya tak berjeda.

"Eugh.." Geram Darka keenakan dan semakin kuat bergerak.

Delin hanya bisa meremas lengan Darka, mencoba menahan tubuhnya yang hampir terus terhempas. Terdorong oleh pergerakan yang kian tidak terkendali.

Delin hanya mendesah pelan, merintih keenakan dan sampai berkali-kali tanpa banyak jeda.

Darka benar-benar mempercepatnya.

"Eugh.." lenguh keduanya tak lama. Sungguh waktu yang singkat tanpa banyak gaya dan pemanasan.

***

Dark Obsession (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang