🐰 chapter 21🐰

265 10 0
                                    

Naraga up!!

🐰 Happy reading 🐰

🐰🐰🐰🐰

Raga menatap Nara yang berjalan ke arah dirinya yang tengah berbaring, cengiran yang Nara berikan ke dirinya membuat raga mendengus kesal

"Dari mana?," tanya Raga pelan

"Abis cuci piring bekas makan kamu," jawab Nara di sertai cengiran khas nya

"Lama,"

"Di luar ada bunda, aku ngobrol sama bunda tadi," jelas Nara sambil mengecek suhu tubuh Raga dengan telapak tangannya

"Bunda?," tanya Raga

Nara mengangguk, ia masih membandingkan suhu tubuh dirinya dan Raga, mengecek dahi Raga, kemudian mengecek dahi nya juga, karna masih bingung ia menangkup kedua pipi Raga.

Tidak berhasil dengan pengecekan menggunakan tangkupan ia mencoba menyatukan pipi Raga dan juga pipinya, mengecek menggunakan trik itu ternyata berhasil,

Raga tersentak kaget, mencoba menetralisirkan detak jantung nya, beberapa detik kemudian, Raga merasa Nara akan segera menjauh, secepat mungkin ia menahan Nara, menikmati sentuhan pipi mereka sambil memejamkan mata, rasa nyaman hadir di benak Raga

"Panasnya mengurang gak kak?," tanya Nara

Raga sedikit mengangguk sebagai jawaban

"Mau gan___,"

"Duh, bunda ganggu ya?,"

Nara dan Raga menatap ke arah pintu, di sana sudah ada bunda Raga yang tersenyum mengejek sambil menutup mata menggunakan kedua telapak tangannya

Dengan cepat Nara menjauh dari Raga, tersenyum canggung karna abis kepergok calon mertua

"Bunda," panggil Raga

"Kenapa sayang?,"

Raga menepuk kasur di sebelahnya "Sini,"

Merasa kedua orang itu membutuhkan waktu, Nara memikirkan sesuatu yang cemerlang "Nara ke dapur dulu,"

"Gak usah sayang, di sini aja temenin Raga, nanti dia teriak lagi kayak tadi," tahan bunda Raga dengan nada yang mengejek

"Bunda,"

Bunda Raga terkekeh pelan, "masih panas?,"

"Masih panas bun, tapi gak sepanas tadi," bukan Raga yang menjawab, melainkan Nara, sang tunangan.

Bunda Raga mengangguk mengerti, "kotak p3k kamu mana?,"

"Buat?," tanya Raga

Bunda Raga mengisyaratkan Raga untuk melihat luka Nara yang berdiri di sampingnya.

Tangan Raga terangkat menyentu luka Nara sehingga sang empu meringis kesakitan.

Reflek tangan bunda menampol lengan Raga, "itu luka, bukan mainan, main sentuh aja,"

"Kenapa?," Raga menghiraukan bundanya, ia malah menatap dingin ke arah Nara

"Kepentok ujung meja kak," jawab Nara terbata

"Ceroboh,"

Nara menatap bunda lalu menundukkan kepalanya, memilin baju yang ia pakai karna takut dengan Raga saat ini, "maaf kak,"

Plak

Suara tampolan renyah terdengar di penjuru kamar, sunggu bunda Raga sangat ingin membuang anaknya ini ke danau,

NARAGATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang