15. Rahasia Yang Terbongkar

67.7K 3.6K 163
                                    

"Sholawat lebih utama dari istigfar, jika engkau memperbanyak sholawat maka ALLAH mengampuni dosa dosa mu dan ke dua orangtuamu lebih cepat dari air yang memadapkan api"

[Habib Umar Bin Hafidz]

اللهمّ صلّي على سيدنا محمد وعلى عليّ سيدنا محمد


HAPPY READING❤️

•••

Pendarahan di kepala zia lumayan parah, tetapi alhamdulillah bisa di atasi untung saja zia langsung di bawa ke rumah sakit untuk mendapatkan pertolongan pertama.

Saat di bawa ke ruangan IGD untung yang menangani dokter perempuan dan beberapa perawat juga perempuan semua, karna sebelum sampai ke sini kang santri yang menghubungi pihak rumah sakit sempat berpesan bahwa korban adalah santri dari abah karim.

Siapa yang tidak kenal dengan sosok abah karim muhammad al-farizi, kyai yang rendah hati, dermawan, dan sederhana. Di lingkungan pesantren warga-warga sekitar sudah-sangat menghormati beliau.

Kebetulan rumah sakit yang zia tempati milik sahabat abah karim sendiri. Jadi tidak asing bagi mereka kalau sudah menyebut nama beliau, karna pemilik RS sendiri yang langsung memberi tahu kalau seandainya ada pasien dari pesantren abah karim lebih di teliti, apalagi untuk perempuan.

Zia sudah di obati pakaiannya pun sudah di ganti beserta jilbabnya, dokter dan perawat yang membantu zia pun satu-persatu mulai keluar.

Mungkin efek obat bius yang sudah tidak lagi bekerja sepasang mata yang tadinya menutup secara perlahan mulai terbuka.

Silau yang mungkin bisa zia jabarkan, setelah bisa menyesuaikan pencahayaanya zia melihat ke sekeliling yang nampak asing dan sangat sepi, zia belum sadar sepenuhnya di saat dirinya sudah bisa mengontrol rasa pusing yang langsung menyerang dirinya, zia coba untuk meng ingat-ingat kenapa bisa dirinya berada di rumah sakit.

Secara perlahan zia ingat putaran-putaran kejadian di saat dirinya berlari sangat cepat dan tidak melihat keadaan sekitar hingga tiba-tiba zia merasa tubuhnya di hantam sesuatu yang sangat keras dan kencang, lalu setelah itu zia tidak ingat apa-apa.

Tiba-tiba zia teringat kejadian sebelum dirinya di tabrak, kejadian yang membuat dirinya begitu kaget, dan yang membuat hatinya begitu sakit.

Terdengar pintu ruangan seperti di buka, zia pun menutup matanya kembali seakan-akan belum sadar dengan kondisi mata yang meneteskan air mata.

Di hatinya terus mengucapkan istigfar guna untuk menenangkan hatinya.

Perlahan seseorang mendekati ranjang yang zia tempati.

Dalam keadaan mata yang tertutup zia berusaha berfikir positif kalau yang masuk ayahnya, bundanya atau dokter.

"Zaujati,"

Deg.

"Istriku,"batin zia.

Zia berusaha meyakinkan dirinya bahwa yang dirinya dengar itu salah baik di ndalem maupun sekarang. Tapi di sisi lain zia tidak bisa menampik bahwa suara yang dirinya dengar sangat-sangat zia kenali.

CINTA DALAM DO'A    Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang